-->

Melogika Syariat Berhijab

Oleh : Dinda Kusuma W T (Aktivis Muslimah Jember) 

Islam adalah agama yang indah, yang mampu memesona para pemeluknya bahkan orang-orang yang memusuhinya. Betapa tidak indah, islam adalah agama sempurna yang mengatur segala lini kehidupan manusia, menjadikan manusia bisa berjalan sesuai dengan fitrahnya. Artinya, aturan islam memberikan  ketentraman hati dan yang pasti memuaskan akal manusia.  Tidak bisa kita pungkiri, manusia sebagai makhluk ciptaan Allah paling sempurna yang dilengkapi dengan akal, ia pasti menimbang segala sesuatunya dengan logikanya sebagai manusia. Islam sebagai agama yang diturunkan  oleh Allah SWT, yang pasti adalah zat yang paling memahami manusia sebagai ciptaannya, memiliki syariat-syariat yang tidak akan bertentangan dengan logika atau akal sehat manusia. Setiap syariat yang ditetapkan oleh Allah, pastilah logika kita sebagai manusia akan mampu menerimanya, kemudian melaksanakannya, asalkan kita mau benar-benar memikirkan dengan akal sehat. 

Salah satu syariat paling penting dalam islam adalah cara berpakaian. Syariat berpakaian bagi laki-laki muslim tidaklah terlalu sulit, cukup menutup auratnya dari pusar hingga lutut. Bagi perempuan-perempuan muslimah, islam menetapkan bahwa mereka harus mengenakan hijab, yaitu pakaian panjang dan longgar yang menutup seluruh aurat perempuan (seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan), lengkap dengan kerudung yang dipanjangkan hingga menutup dada mereka. Akan tetapi, disebabkan kemerosotan akidah umat islam, meski perintah hijab itu sudah jelas dan tegas, banyak muslimah justru tidak mengenakannya. Padahal, hijab adalah syariat yang sangat bermanfaat dan membawa kemaslahatan baik bagi individu maupun masyarakat, bagi perempuan maupun laki-laki. Secara logika pun, mengenakan hijab adalah sesuatu yang sangat mewakili akal sehat manusia. Tentunya yang terutama berhijab adalah bentuk ketaatan dan rasa takut seorang hamba kepada Allah SWT.

Berhijab adalah Fitrah

Telah kita ketahui bersama, bahwa sejak adanya manusia, yaitu nabi Adam sebagai manusia pertama, salah satu kebutuhan diri yang paling ingin mereka penuhi adalah berpakaian. Bahkan manusia primitif yang tidak mengenal peradaban pun, secara naluriah akan mencari apa saja agar bisa dijadikan sebagai pakaian. Bisa dari kulit kayu, dedaunan, kulit hewan, hingga ditemukannya kain sebagai pakaian yang nyaman dikenakan manusia pada era modern ini. Fakta ini menunjukkan, kebutuhan berpakaian adalah naluri alami. Fitrah manusia adalah malu dan ingin selalu menutupi auratnya. Bahkan para lelaki akan merasa tidak suka jika perempuan mereka, seperti ibu, adik atau kakak perempuan, istri-istri mereka, berpakaian seksi, mengumbar aurat yang mengundang syahwat laki-laki. 

Perempuan-perempuan yang berhijab berdasarkan keimanannya kepada Allah, akan merasakan kenyamanan sebagai hikmah dari ketaatannya kepada syariat Allah. Sebaliknya perempuan yang sudah terbiasa mengumbar aurat, seperti perempuan-perempuan barat yang juga banyak melakukan pergaulan dan seks bebas, pada titik tertentu justru menemukan kejenuhan. Mereka merasa telah dijadikan objek pemuasan nafsu laki-laki yang tidak bertanggung-jawab. Hidup bebas tanpa aturan pada akhirnya hanya menyisakan kekosongan jiwa. Sebab, islam dan segala aturannya adalah fitrah, satu-satunya jalan yang membawa ketentraman bagi manusia. 

Berhijab Baik bagi Kesehatan Perempuan

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa mengenakan pakaian tertutup dan kerudung bagi perempuan sangat baik bagi kesehatan. Sejalan dengan keyakinan umat islam yang meyakini bahwa segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah pasti mendatangkan kebaikan, sedangkan sesuatu yang dilarang olehNya akan mendatangkan keburukan. Pada dasarnya wanita memiliki kulit yang lebih tipis dari pada pria. Bagi wanita dengan pigmen kulit yang terlalu sedikit akan rentan sekali untuk terkena kanker. Radiasi sinar ultraviolet yang berasal dari matahari secara perlahan dapat memangkas antibodi yang berguna sebagai perlindungan dari bahaya kanker, sehingga menipisnya antibodi dapat menyebabkan kehilangan "tameng" tubuh. Jika sudah begitu, pasti akan sangat mudah merangsang pertumbuhan sel kanker melanoma pada kulit. 

Hijab Lebih Cocok dan Fashionable bagi Perempuan

Terlepas dari trend hijab syar'i yang saat ini sedang booming dan lebih stylish, baju hijab atau jilbab memang adalah baju yang terbaik bagi perempuan. Sangat sesuai dengan karakter perempuan yang feminim dan keibuan. Siapa yang akan menyangkal bahwa perempuan akan lebih cantik dan anggun ketika mengenakan pakaian hijab syar'i dibandingkan pakaian yang hanya menutupi sebagian tubuh mereka? Salah satu buktinya adalah ketika hari raya idul fitri atau perayaan hari besar Islam lainnya, maka perempuan muslimah akan memilih memakai pakaian syar'i sebagai pakaian mereka yang terbaik. Bila saat ini banyak perempuan lebih nyaman mengenakan celana dengan alasan lebih leluasa, itu hanyalah paradigma yang muncul di masyarakat tanpa logika yang benar. Memakai jilbab (baju terusan panjang) sebenarnya tidak menghalangi perempuan untuk beraktivitas jenis apapun. Apalagi bila dilengkapi dengan baju bagian dalam berupa celana, maka perempuan juga bisa melakukan aktivitas dengan leluasa dan merasa nyaman.

Hijab Menghindarkan Perempuan dari Gangguan

Alasan paling masuk akal atas syariat berhijab adalah terhindarnya perempuan dari gangguan laki-laki. Allah menentukan bahwa tidak ada yang lebih menarik di dunia bagi laki-laki 'normal' selain wanita. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini : 
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)". (QS. Ali Imran: 14).

Jadi, jika wanita mengenakan baju seksi dan berjalan di hadapan laki-laki, tentu gairah mereka akan berkecamuk. Lalu, bagi mereka yang lemah imannya, bisa terjerumus menuruti syahwat. Padahal, Allah dengan tegas memerintahkan kepada laki-laki beriman agar menjaga pandangan dan kemaluannya. Wanita yang mengenakan hijab dijamin oleh Allah keamanannya sebagaimana dalam ayat berikut: 

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang''. (QS. Al-Ahzab: 59).

Hijab adalah kesederhanaan dan kemuliaan bagi perempuan. Hijab bukanlah bentuk penindasan atau diskriminasi. Ia disyariatkan untuk menjaga kehormatan dan keamanan perempuan, khususnya perempuan muslimah. Sayangnya pada era modern dan sekuler seperti sekarang ini, justru syariat islam yang mampu menyelamatkan masyarakat dari kerusakan banyak dikriminalisasi. Muncul cap radikal bagi muslimah-muslimah yang berhijab dengan benar sesuai dengan yang diperintahkan oleh Alquran. Bahkan dibeberapa lembaga pendidikan atau perkantoran ada larangan bercandar bagi perempuan muslim. Yang terbaru adalah terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri (menteri agama, menteri pendidikan, dan menteri dalam negeri) yang kemudian isinya mendiskriminasi pelajar-pelajar yang berhijab. Padahal berhijab adalah hak asasi setiap warga negara dan yang lebih utama adalah hak manusia untuk taat kepada tuhannya yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Sesungguhnya, setiap manusia apabila mau memakai  akal sehatnya untuk  mengamati dan menelaah syariat-syariat islam, pasti akan takjub pada kesempurnaan islam dan kemudian akan beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya iman.