-->

Nestapa dan Kerugian tanpa Khilafah

Oleh: Devita Deandra (Aktivis Muslimah)

Saat ini tahun 1442 H genap seratus tahun kaum muslim kehilangan perisai atau junnahnya. Yang berdampak pada hilangnya perlindungan dan juga pengayom. Kini. Duka, nestapa, juga pilu menghiasi kehidupan kaum muslim di seluruh dunia.


Pascaruntuhnya Daulah Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924 di Turki Utsmani, hidup kaum muslim terlunta lunta. Bagaikan anak ayam kehilangan induknya. Umat Islam tidak lagi memiliki perisai yang mampu melindunginya. Lihat saja, bagaimana kaum muslim bahkan para muslimah di belahan bumi ini, mengalami ketidakadilan, kekerasan, pelecehan dan bahkan hilangnya nyawa. Hal itu terus terjadi tiada henti. Hari demi hari mereka hidup dalam ketakutan dan kesengsaraan. Semua itu terjadi karena umat Islam tidak memiliki perisai yang mampu melindungi dirinya.


Bahkan ketika kezaliman terus terjadi, tidak ada satu pun yang hadir untuk memberikan perlindungan terhadap kaum yang tertindas. Sekalipun sebuah negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Inilah nestapa tiadanya junnah dan perisai.


Derita umat tanpa khilafah, pun dari hari ke hari tak terlepas dari berbagai macam bencana. Seperti Wabah covid-19, yang tak terlepas dari perbincangan publik saat ini. Hampir setahun penuh virus corona melanda dunia. Begitu pula dengan bencana-bencana yang melanda di berbagai belahan dunia lainnya. Dari bencana gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, kebakaran, yang lebih miris lagi adalah tragedi berdarah yang tiada akhir, terus-menerus melanda sebagian besar negeri muslim. Akibat apa?. Tak terealisasi secara sempurna pemeliharaan urusan umat, sebagaimana dahulu sewaktu ada Khilafah, dengan adanya khalifah yang Meriayah dan melindungi Umat.


Memanglah sosok pemimpin memegang peranan yang sangat penting. Sebab pemimpin (khalifah)  bertanggung jawab penuh dalam urusan masyarakat muslim maupun non muslim  dia sebagai pelindung, periayah, dan pengayom.


Namun kini, umat tidak lagi memiliki perisai. Yang mengakibatkan  Umat semakin terpuruk, terjajah di berbagai bidang. Hampir sebagian besar negeri muslim tertindas, dikuasai oleh kafir penjajah Barat. Nyawa rakyat begitu murah tiada berharga seperti hewan, dari anak-anak hingga dewasa dibantai. Bukan hanya itu saja, kekayaan alam pun dikeruk, dirampas secara paksa. Begitu memilukan nasib umat tanpa Khilafah.


Di antara Kerugian-kerugian tanpa Khilafah

Tanpa Khilafah akidah umat pun tergadai. Umat Islam tidak dapat melaksanakan hukum-hukum Allah secara sempurna. Padahal melaksanakan hukum Allah SWT dalam segala hal adalah sebuah kewajiban dan merupakan ketakwaan seorang mukmin. Saat ini sebagian besar umat Islam diatur berdasarkan hukum kufur, yaitu sistem kapitalisme-sekularisme-liberalisme.


Padahal jelas Allah SWT menyebutkan kafir bagi siapa pun yang tidak mau diatur oleh hukum Allah SWT (QS. Al-maidah:44).


Tanpa Khilafah, dunia Islam juga terpecah-belah dan tertindas oleh batas-batas nasionalisme, lebih dari 50 negara. Akibatnya kaum Muslim menjadi lemah. Padahal jumlah mereka banyak, lebih dari 1,5 miliar. Namun, mereka menjadi santapan empuk negara-negara kafir penjajah.


Tanpa Khilafah berbagai penindasan terhadap umat pun terjadi. Seperti yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina, Kashmir, Afghanistan, Irak, Muslim Rohingya, Uighur, dll. Walaupun berjumlah banyak, umat Islam tampak tidak berdaya menghadapi Barat. Sebab, mereka tidak bersatu; hidup terpisah-pisah oleh batas-batas nasionalisme dan nation-state. Persis seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah Hadits:


Telah berkumpul berbagai bangsa mengelilingi kalian sebagaimana orang-orang yang makan berkumpul mengelilingi piring mereka.” Mereka bertanya, “Apakah pada saat itu kami sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak. Pada saat itu kalian banyak, tetapi, kalian seperti buih di lautan.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)


Tanpa Khilafah, kekayaan alam negeri-negeri muslim pun dikeruk, dirampas paksa. Sebab negeri-negeri Muslim adalah negeri yang kaya akan sumberdaya alam (SDA). Namun sayang, kekayaan alam tersebut tidak dinikmati oleh umat Islam sebagai pemilik seluruh sumberdaya alam tersebut. Akibat apa? akibat pengelolaan yang salah dan keterlibatan asing di dalamnya.


Berbeda ketika ada Khilafah, negara Khilafah akan mengelola sumberdaya alam tersebut. Kemudian hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat, baik dalam bentuk fasilitas atau pelayanan berupa pendidikan dan kesehatan, serta hal lainnya yang menjadi kebutuhan pokok rakyat

.

Bukan seperti kapitalisme sekuler yang di terapkan hari ini, yang mana kekayaan alam tersebut bebas diambil alih oleh Negara atau oleh perusahaan-perusahaan swasta baik dari dalam maupun luar negeri. Negara kafir Barat melalui perusahaan-perusahaannya menjarah kekayaan alam di negeri-negeri Muslim atas nama investasi.


Tanpa Khilafah, juga banyak tempat-tempat suci kaum Muslim ternoda. Salah satunya Al-Quds. Kiblat pertama umat Islam. Al-Quds telah lama dinodai oleh Zionis Israel hingga hari ini.


Dan semua tidak akan pernah berhenti hingga cahaya Islam kembali, perisai umat (khilafah) kembali di muka bumi ini. Umat Islam mesti yakin sebuah institusi yang berlandaskan pada akidah Islam (Khilafah Islamiyyah) pasti kembali. Karena, janji Allah adalah benar, bisyarah Rasulullah itu benar. Yakni, khilafah akan kembali hadir di muka bumi ini.


Untuk itu, umat mesti berjuang bersama untuk mengakhiri nestapa dan kerugian-kerugian umat dengan memperjuangkan datangnya cahaya Islam dan menyambut janji Allah yang akan menerangi kehidupan umat manusia. Karena, Islam adalah rahmatan lil alamin. Sebagaimana firman Allah SWT,


“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur 24: Ayat 55)


Rasulullah SAW bersabda,

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang zalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam,” (HR. Imam Ahmad).

Wallahu a’lam bi ash-shawwab