-->

Goyahnya Benteng Pertahanan Terakhir

Oleh: Rengganis Santika A. STP (Aktivis Dakwah Ibu Cerdas)

Kita patut prihatin melihat fakta benteng pertahanan terakhir sebuah masyarakat yaiitu keluarga hancur! Data dari Dirjen Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung pada tahun 2016 perceraian tertinggi di Indonesia ada di provinsi Jawa Timur 86.491 perceraian. Kemudian Jawa Barat 75.001, Jawa Tengah 71.373, Sulawesi Selatan 12.668, DKI Jakarta 11.321, Sumatera Utara 10.412, dan Banten 10.140.


Tak kalah fantastisnya adalah dari data kemenPPPA angka KDRT selama tiga bulan masa pandemi (maret-mei) mencapai setengah dari jumlah kasus KDRT di tahun 2019. Total ada sekitar 3200 kasus lebih di Seluruh Indonesia tahun 2020.


Ini bukan sekedar data..atau cerita sinetron "kumenangiiiss" ini realitas yang  saya dapati pula didepan mata, pada ibu-ibu jama'ah pengajian di beberapa wilayah. Akhir-akhir ini banyak yang cerita seputar kisruh rumah tangga. Ada yang bersikeras ingin cepat cerai seolah tak ingat bagaimana dulu bersikeras cepat nikah tanpa melakukan pilihan matang, dulu asal modal cinta dan punya kerja katanya. 


Ada yang ditinggal begitu saja tanpa kabar berita dan tak dinafkahi, tak jelas pula nasib statusnya. Ada yang sudah mengeluarkan kata talak juga tak menafkahi tapi tak mau buat hitam diatas putih karena PNS, ada lagi  yang sudah sampai ke level KDRT dari mulai level verbal suami mengeluarkan kata-kata kasar (menyebut sebutan binatang) sampai ke level fisik kekerasan dan penyiksaan.


Mumet...seharusnya masalah krusial seperti ini jadi ranah negara, inilah buah kegagalan negara dalam mengurus rakyatnya! Secara tidak langsung pengurusan negara berkorelasi dengan  Kehancuran keluarga beragam  karena alasan ekonomi, PHK,  tingkat stress tinggi, juga yang pasti karena lemahnya agama..semua ini adalah peran-peran dari pilar penjagaan negara sebagai junnah/perisai, yang rasanya fungsi ini hanya ada di sistem tata negara khilafah.


Automerenung usai melihat video ke 3 pak Mark Manson. Sejak pertama ustadz Pedy menjelaskan. You are always choosing. Sesulit apapun kamu, masih bisa memilih. Dan jadikan pertimbanganmu dalam memilih karena kita masih punya Alloh. Why...kita harus punya ruh idrak silah billah yaitu kesadaran hubungan denganAlloh  dalam tiap perbuatan, sebab agar pilihan-pilihan hidup kita shahih. 


Masalah pasutri tak terlepas dari sikap proaktif dan reaktif. Pasutri reaktif hidup didikte oleh keadaan, atau nafsu. Mengapa Imam An Nawawi dalam masterpiece nya Riyadush Shalihin, kitab kedua setelah Al qur'an yang banyak dimiliki kaum muslimin seluruh dunia. Bahwa niat ikhlas menentukan diterimanya amal dan mempengaruhi kualitas amal. 


Menikah adalah ibadah terlama tentu harus dimulai niat ikhlas yang kuat. Dan ikhlas itu cuma dan hanya cuma lillah..bila lemah niat lemah pula amal dan kosong dari pahala. 

Mereka yang kuat niat akan proaktif, berfikir sebelum bertindak, meluruskan niat , merenung ketika dihadapkan pada masalah. 


Karena ternyata bahagia atau tidak adalah pilihan. Bahagia itu ada pada ridlo Alloh, bukan ridlo manusia. Setidaknya itu pertanyaan yang perlu dijawab sebelum memilih berpisah. Sebab Anda masih layak dan berhak untuk bahagia. 


Reaktif membawa petaka apalagi kalau sudah meluncur lewat kata-kata,  melibatkan nafsu, dan syetan masuk lewat celah hati. Perbuatan jauh dari ruh idrak silah billah. 


Membuka-buka kitab andalah nidzom ijtima'iy, kata talak kalau sudah terucap secara shorih (jelas) walau tanpa niat sudah jatuh talak! Cuma sindiran pun tapi konteksnya jelas juga bisa jatuh! Seperti Ijab kabul nikah jelas shorih sekalipun ga niat cuma main-main, bisa sah!hati-hati para pemain sinetron! 


Nasehat Mark Manson walau udah jatuh, "you are always choosing" Kamu masih berhak bahagia dan mengukir prestasi lewat anak-anak ...so jangan putus harapan! masa kalah sama Mozzart, Sebastian Bach..( Eh kenapa komposisi musik klasik mereka konon katanya bisa menstimulasi janin jadi cerdas??). Mereka jatuh bangun untuk diakui prestasinya.


Bagi yang masih bisa diperpaiki biduk rumah tangganya, berusahalah jangan terlalu menyalahkan diri, merasa gagal,  atau sibuk mencari kelemahan pasangan. Dan bagi mereka yang sudah dijatuhi talak atau terlanjur berpisah, bukan akhir segalanya,  you wrong about everything, jangan percaya  bahwa  mereka yang ditalak adalah akhir segalanya "madesu" masa depan suram. Syariat talak adalah salah satu solusi bila sudah emergency,  buntu, walau Alloh benci. 


So you are wrong about 

everything (but so Am I) maksudnya..jangan menyalahkan qodho Alloh untuk masalah jodoh. Siapapun jodohmu atau tak berjodoh selamanya tak akan dihisab, tapi proses menuju qodho itu beserta pilihan alasanmu itulah yang akan dihisab. 


Berdamailah dengan qodho Alloh, ikhlas itu yang terbaik coz ikhlas adalah energy booster, untuk memaksimalkan ikhtiar mewujudkan rumahtangga samawa. Anak bisa gagal paham dengan ribuan nasehat tapi anak tak pernah gagal (satu kalipun) meniru orangtua dan lingkungannya. 


Berjuanglah... jadikan rumah sederhana kita adalah lingkungan terbaik bagi anak-anak, mereka berhak punya masa depan gemilang..