-->

KEDOK DIBALIK AGENDA DERADIKALISASI

Oleh : Madina Arifin (Aktivis Mahasiswa Malang)

Penamabda.com - Baru-baru ini kata-kata good looking menjadi sesuatu yang hangat diperbincangkan dalam media social. 

Pasalnya Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkap cara-cara agen paham radikal menyusup masuk ke dalam sebuah lembaga atau di lingkungan ASN dan masyarakat. "Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-lama orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan," kata Menag. Pernyataan tersebut mengundang para para ulama untuk berkomentar. Salah satunya yaitu Muhyiddin, Ketua Hubungan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah. Dia mengomentari pernyataan Menag "Pernyataan tersebut justru menunjukkan ketidakpahaman Menag dan data yang tak akurat diterimanya. Seakan yang radikal itu hanya umat Islam dan para huffaz Al-Qur'an. Seharusnya Menag yang berlatar belakang militer lebih mengerti tentang peran umat Islam Indonesia dan menjadikannya sebagai rujukan untuk menciptakan stabilitas nasional, persatuan dan kemajuan di tengah kebinekatunggalikaan," “Menag harus banyak baca literatur yang benar, bukan ceramah yang disiapkan oleh pihak yang sengaja punya hidden agenda di negeri ini. Seharusnya ia berterima kasih dan membantu semua pihak yang mendorong proses islamisasi di kalangan generasi muda dan ghirah umat Islam yang ingin menghafal Al-Qur'an,” ujarnya dikutip dari DetikNew (4/9/2020).

Tidak hanya itu, Menag juga akanmenerapkan program sertifikasi penceramah bagi semua agama mulai bulan ini. Ia menyatakan pada tahap awal bakal ada 8.200 orang akan mendapatkan sertifikasi penceramah. Fachrul menegaskan program tersebut bertujuan untuk mencetak penceramah yang memiliki bekal wawasan kebangsaan dan menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Sekaligus, kata dia, mencegah penyebaran paham radikalisme di tempat-tempat ibadah. Dikutip dari CNN Indonesia (3/9/2020). 

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi juga meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga pemerintahan untuk tak menerima peserta yang memiliki pemikiran dan ide mendukung paham khilafah sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia juga meminta agar masyarakat yang mendukung ide khilafah untuk tak perlu ikut bergabung sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS). Ini juga dikutip dari CNN Indonesia (2/9/2020). 

Hal ini tentu sangat kontra dengan pernyataan pemerintah bahwa khilafah bukan ide yang dilarang.  Namun pada faktanya,  pelakunya dilarang menjadi ASN, dicap radikal dan dicekoki dengan Islam versi rezim melalui dai bersertifikat.

Semua ini menegaskan kebijakan  Kemenag makin ngawur. Sebagai leading sector penanganan radikalisme agama, kemenag makin Nampak menyerang Islam dan memojokkan pemeluk Islam yang taat syariat. Hal ini dilihat dari berbagai kebijakan Menag hanya terus membahas tentang radikal dan khilafah. Seakan orang-orang yang memiliki faham islam secara kaffah adalah orang yang radikal dan tidak pantas diterima di masyarakat. 

Padahal dalam realita kehidupan, masyarakat, masyarakat tidak seharusnya dijauhkan dan ditakutkan dengan khilafah. Karena khilafah adalah jelas ajaran Islam. Dengan adanya ketetapan Menag yang diterbitkan tersebut Menegaskan bahwa agenda deradikalisasi hanya kedok menghambat kembali tegaknya Islam-khilafah. 

Menghambat tegaknya Khilafah tentu adalah suatu hal yang keliru, karena Allah Swt, sudah jelas menjanjikan bahwa Khilafah pasti nanti akan tegak kembali. Kembalinya Khilafah—sebagai wujud kekuasaan real umat Islam—sekaligus merupakan janji dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal salih di antara kalian, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam); dan akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan, menjadi aman sentosa (TQS an-Nur [24]: 55).

Tidak hanya itu, kembalinya Khilafah bahkan merupakan kabar gembira (bisyârah) dari Rasulullah saw. Setelah era para penguasa diktator (mulk[an] jabbriy[an]) akan lahir Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah untuk kedua kalinya. Rasulullah saw., sebagaimana dituturkan oleh Hudzaifah bin al-Yaman, telah bersabda:

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ …

…Kemudian akan ada kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwah (HR Ahmad).
Sungguh, janji Allah SWT bahwa kaum Muslim akan kembali berkuasa pasti benar. Demikian pula berita gembira dari Rasulullah saw. tentang akan kembalinya Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwwah ke tengah-tengah umat. 

Maka bukan suatu hal yang mustahil Khilafah akan tegak kembali. Meskipun banyak pihak yang menentang dan bahkan banyak pihak yang menghambat, semua itu akan sia-sia. Karena mereka akan berhadapan dengan apa yang ditetapkan oleh Allah Swt. 

Wallahua’lam.