-->

Pembelajaran Berkualitas Itu Prioritas

Oleh: Luthfi, S.Pd.I., M.Pd.
(Pegiat Literasi Aceh)

Penamabda.com - Berburu ke padang datar 
Mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi

Menuntut ilmu haruslah dengan cara dan tempat yang tepat agar hasil yang diperoleh bermanfaat. Kesempurnaan menuntut ilmu, termasuk fasilitas yang disediakan adalah keniscayaan yang harus diberikan.

Mendikbud Nadiem Makarim mengumumkan bahwa SMK dan peguruan tinggi di seluruh zona sudah diperbolehkan untuk melakukan sekolah secara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. (Hits.grid.id, 07/08/20).

Artinya, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi sudah diperbolehkan untuk belajar tatap muka di sekolah dan kampus.

Diperbolehkannya kembali sekolah tatap muka tentu menjadi kabar gembira bagi peserta didik, orang tua, ataupun pendidik. Karena sudah lama belajar online dan tak saling bersua, juga terlalu banyak kendala yang dihadapi ketika belajar jarak jauh dilaksanakan.

Dilema Belajar Online Offline

Namun, kegembiraan ini pun diiringi kekhawatiran dari berbagai pihak. Bahkan ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Arist Merdeka Sirait langsung memberikan respon.

Arist menilai keputusan Mendikbud tidak tepat waktu, terlebih di zona kuning risiko penularan masih ada. Anak-anak khususnya yang masih SD dunianya masih dunia bermain, bisa terjadi pinjam –meminjam masker (Tribunnews.com, 08/08/20).

Tidak ada yang bisa menjamin anak-anak bisa patuh pada protokol kesehatan. Luapan kegembiran karena kembali ke sekolah tidak bisa kita kontrol sepenuhnya, anak bisa saja mengabaikan jaga jarak dan ini menimbulkan potensi penularan.

Bukan hanya anak SD, usia SMP sampai perguruan tinggi pun masih banyak yang abai dengan protokol kesehatan. Masih banyak dijumpai anak yang berpergian tanpa keperluan yang penting, berkumpul di cafe dan sejenisnya.

Dengan fakta sedemikian rupa bagaimana tidak ada kekhawatiran jika pembelajaran kembali tatap muka. Tapi, belajar jarak jauh pun memiliki kendala yang tidak sedikit. Maka hal ini pun menjadi dilema tersendiri bagi kita semua. 

Kebijakan pemerintah memenuhi tuntutan publik agar melaksanakan sekolah tatap muka tanpa diiringi persiapan yang memadai terhadap risiko penularan memberi kesan sporadis terhadp situasi pandemi ini.  

Peran negara

Negara memiliki andil besar dalam menyukseskan pendidikan. Bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan.

Adapun keputusan yang diambil oleh mendikbud terkait Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat dialihkan menjadi pembiayaan kuota internet bagi guru dan peserta didik selama pembelajaran jarak jauh (Wow.tribunnews.com, 08/08/20) merupakan salah satu solusi yang dibutuhkan publik. 

Akan tetapi, persoalan tidak tersedianya jaringan internet tidak diberikan solusi. Begitu juga dengan laptop ataupun smartphone, banyak peserta didik yang tidak memiliknya. Sampai ada peserta didik di Groban, Jawa Tengah, menjadi kuli bangunan demi mengumpulkan uang untuk membeli smartphone (Eramuslim.com, 09/08/20).

Kuota internet disediakan, tapi jaringan internet dan medianya tidak diberikan solusi tentu tidak menyelesaikan masalah. Kebutuhan pendidik dan peserta didik tidak terpenuhi, namun jalan keuntungan diberikan kepada penyedia kuota internet/ provider.

Hal serupa akan terus berulang pada negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis. Yaitu memikirkan keuntungan sebesar-besarnya meski situasi rakyat semakin sulit. Segala keputusan berdasarkan hitungan untung rugi. Tak terkecuali fasilitas pendidikan yang dinikmati rakyat tetap hitungannya keuntungan. 

Pembelajaran tak sekadar mentransfer ilmu dari pendidik ke peserta didik, akan tetapi memahamkan ilmu dengan proses pemikiran. Maka kebutuhan dalam pembelajaran itu harus diproritaskan agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

Dalam sistem Islam yang begitu paripurna dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW beserta khalifah setelahnya, semua kebutuhan rakyat dipenuhi dengan tanggung jawab penuh.

Negara yang menerapkan sistem Islam menyediakan fasilitas pendidikan dengan memikirkan segala aspek yang memungkinkan. Alat dan media dalam pembelajaran diberikan yang terbaik tanpa membebankan biaya dari peserta didik.

Pendidikan gratis diberikan, kualitas menjadi prioritas. Maka wajar generasi cemerlang dihasilkan karena tempat yang disediakan terbaik, pendidik terbaik, dan fasilitas terbaik. Untuk itu,mari kita kembali menerapkan sistem Islam yang jelas-jelas memberikan solusi tuntas. 

Wallahu’alam bisshawab