-->

Radikalisme, Opini Jahat Serang Islam

Oleh : Mahliawati, S. S.T. Ars (Aktivis Dakwah) 

Penamabda.com - Isu radikalisme seperti tidak pernah ada matinya, selalu digoreng di sepanjang waktu bahkan hingga kini. Sebut saja sepanjang pilpres 2019 radikalisme menjadi opini di masyarakat setelah beredarnya foto-foto siswi-siswi MAN Sukabumi yang mengibarkan Bendera Tauhid yang kemudian dikaitkan dengan ormas atau kelompok tertentu.

Badan Intelijen Negara (BIN) kemudian menyampaikan peringatan bahaya radikalisme yang menyusup dikalangan kaum muda. Alasannya karena para pemuda masih energik dan kebanyakan mereka masih mencari jati diri.

Jika kita telaah lebih mendalam, sebenarnya kata radikal dan radikalisme memiliki perbedaan makna yang sangat mendasar. Radikal dalam KBBI berarti mendasar (sampai pada hal yang prinsip); dan dari sudut bahasa, Islam jelas merupakan ajaran yang radikal. Karena Islam terdiri dari akidah (yang sangat mendasar) dan syariah (sebagai pelaksana dari akidah).

Sedangkan Radikalisme menurut KBBI memiliki arti paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang meginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam politik.

Secara bahasa radikalisme jelas bertentangan dengan Islam. Dimana Islam merupakan agama yang cinta damai. Dari penjelasan diatas terdapat perbedaan yang mendasar. Bahwa Islam adalah radikal. Dan secara tegas menolak radikalisme.

Isu radikalisme sendiri di framing sebagai masalah utama yang sangat membahayakan negara. Pemerintah beserta beberapa menteri dilibatkan untuk menangani masalah ini. Bahkan Mendagri berencana membuat tim pengawas radikalisme hingga kecamatan.

Baru-baru ini banyak kampus terutama kampus Islam di beberapa kecamatan yang juga mendapat surat himbauan pencegahan radikalisme dan terorisme dari kementerian agama.

Meskipun tolok ukur radikalisme ini belum jelas, namun berbagai diksi dan narasi yang berkembang menunjukkan bahwa yang dimaksud radikalisme itu adalah ajaran Islam kaffah. Hal tersebut dapat dibuktikan dimana masjid dituduh sebagai tempat penyebaran radikalisme.

Bendera Tauhid disebut sebagai bendera kelompok radikal, Khilafah yang merupakan ajaran Islam dinyatakan sebagai ideologi radikal. Bahkan para Ustadz dan ulama yang mengajarkan dan mendakwahkan Islam kaffah dianggap radikal. Belum lagi ajaran Islam lainnya seperti jihad. 

Radikalisme sendiri kini dijadikan senjata ampuh untuk menyerang Islam. Berkat bantuan media mainstream, label radikalisme disematkan kepada Islam dan ajarannya serta kaum Muslim. Media secara massif mengarus-opinikan framing buruk dan sesat tersebut kepada Islam. Alhasil umat pun terinfeksi Islamofobia.
Barat tentu memiliki misi jahat dibalik narasi dan isu radikalisme. Mereka ingin menumbuhkan keraguan pada umat Islam akan kebenaran Islam dan ajarannya. 

Kemudian menghilangkan rasa bangga terhadap ajaran Islam dengan memberi stigma buruk terhadap Islam. Barat juga menginginkan akulturasi budaya dan peradaban terhadap umat Islam.

Dan pada gilirannya terjadi westernisasi di segala aspek kehidupan. Menjadikan Barat kiblat kaum Muslimin. Dan pada akhirnya mereka menginginkan kekuatan politik Islam hancur dan tidak akan bangkit lagi. Dimana mereka paham betul bahwa kekuatan politik Islam akan menghapus eksistensi Barat di negeri-negeri Muslim.
Ketakutan Barat akan berakhirnya eksistensi imperialismenya inilah yang menjadikan Barat gencar menyerang Islam guna mencegah kebangkitan Islam. Termasuk isu radikalisme. Isu ini jelas tidak bergulir secara alami, namun direkayasa sedemikian rupa hingga tepat sesuai sasaran mereka yaitu Islam dan ajarannya.

Oleh karena itu kaum Muslimin harus sadar dan tidak mudah termakan isu atau pun opini yang secara massif dikampanyekan media mainstream. Kaum Muslim harus jeli dan memahami serta diperlukan analisis tajam terhadap opini yang berkembang. Agar tidak disesatkan dan menyesatkan.

Sangat diperlukan adanya upaya untuk menanamkan kesadaran politik Islam. Melakukan pembinaan dengan pemikiran Islam hingga umat Islam paham posisi dan kekuatannya di tengah masyarakat dan dunia.[]