-->

Ramadhan, Saatnya Raih Keuntungan Bukan Kerugian

Oleh : Aya Ummu Najwa

Penamabda.com - Fajar Ramadhan telah menyapa, hari ini 24 April 2020, bertepatan dengan Jum'at Mubarakah, umat muslim menunaikan ibadah puasa. Walaupun ramadhan tahun ini sangat berbeda, dengan adanya pandemi yang melumpuhkan dunia, yang membuat umat muslim tak begitu meramaikan masjid-masjid, bahkan di beberapa negara dan wilayah pun tarawih ditiadakan dan dilaksanakan di rumah-rumah, alunan suara tadarus pun berkurang, namun keadaan ini kaum muslim tetap antusias menyambut ramadhan, dan tak mengurangi kemuliaan ramadhan itu sendiri.

Ramadhan adalah bulan mulia, penuh keberkahan dan pengampunan. Inilah ramadhan yang dinanti-nantikan, bulan yang setiap amalan di dalamnya akan dilipatgandakan balasannya, bulan yang ada satu malam yang lebih mulia daripada seribu bulan, bulan yang penuh berkah, yang menjadi kesempatan bagi seorang mukmin untuk mendapatkan dan meraih gelar taqwa, capaian paling tinggi bagi manusia, bulan yang semua muslim harus berharap dan bersuka cita ketika bertemu dengannya, siapa yang tidak ingin menjadi orang yang beruntung? Semua bisa menjadi orang yang beruntung karena;

Ramadhan menghapuskan dosa, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Karena Shalat malam di bulan Ramadhan menghapuskan dosa. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat.”[HR. Muslim]

Juga karena Sedekah menghapuskan dosa. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ

“Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai. Bersedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api. Dan shalat seseorang di kegelapan malam …[HR. Tirmidzi]

Begitupun dengan shalat pada malam lailatul qadar pun menghapuskan dosa.

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR. Bukhari & Muslim]

Zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa. Ibnu Abbas mengatakan,

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, sebagai penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa serta dari perbuatan atau ucapan jorok, juga sebagai makanan bagi orang miskin.” [HR. Abu Daud]

Sungguh begitu banyak ampunan di bulan Ramadhan, karena Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya di bilan ini, maka apabila ada yang tidak diampuni di bulan Ramadhan maka benar-benar luar biasa buruknya. Dalam suatu hadits disebutkan bahwa orang yang tidak diampuni di bulan Ramadhan akan mendapatkan celaka dan kerugian yang besar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, shahih]

Ibnu Rajab menukilkan perkataan salaf,

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

“Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” [Latha-if Al-Ma’arif, hal. 297]

Benar-benar kerugian yang nyata bukan? Kesempatan emas ini sudah Allah berikan kepada kita, bisa bertemu dengan Ramadhan adalah sebuah nikmat yang luar biasa, maka harus digunakan dengan sebaik-baiknya dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menjauhi kemaksiatan, mengisinya dengan amal shaleh, hingga Allah berkenan memberikan predikat Muttaqin kepada kita.

Wallahu a'lam