Memupuk Kecintaan Literasi
Oleh: Nurul Aqidah (Revowriter, Bogor)
Penamabda.com - Ibarat sekuntum bunga, yang tak akan tumbuh cantik kecuali diberi sentuhan pupuk, disiram dan dirawat dengan baik. Begitu pula kecintaan terhadap akitivitas literasi, tidak akan mungkin bertambah jika tidak dirawat dan dipupuk dengan baik.
Seringkali dengan beragam alasan seperti tidak ada waktu, malas, lelah akibat kesibukan bekerja atau merawat buah hati, tidak mood, tidak ada ide atau yang lainnya, menjadikan aktivitas literasi terutama menulis menjadi terhambat. Oleh karenanya, dalam menulis diperlukan suntikan semangat yang harus dijaga dan dirawat. Ibarat menanam bunga, jika kita tidak sempat menyiram, memberi pupuk, tidak merawat dengan baik dan melupakannya hingga berhari-hari. Tentunya bunga itu akan layu dan mati.
Keinginan untuk menulis, bisa diumpamakan dengan benih. Agar tumbuh dengan baik, maka harus ada tanah yang tepat sebagai media untuk menanam benih. Alhamdulillah saat ini telah banyak wadah untuk menumbuhkan keinginan menulis, salah satunya Komunitas Revowriter. Benih yang telah ditanam tadi tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Agar benih tidak layu dan mati serta terus bertumbuh maka perlu perawatan setiap hari dengan cara disiram, diberi pupuk agar tumbuh subur. Begitu juga dengan menulis, perlu disiram dengan bacaan yang menambah wawasan dan diberi pupuk berupa suntikan semangat. Salah satu cara agar semangat menulis tidak pernah padam yaitu berada dalam kumpulan orang-orang yang suka menulis, lalu kita berusaha mendapatkan ilmu dari mereka.
Proses perawatan inilah yang terkadang berat, karena tidak bisa dilakukan dengan instan, tapi harus terus menerus hingga didapatkan habits menulis yang menghantarkan kita pada kecintaan terhadap aktivitas literasi. Ketika habits itu sudah muncul, maka satu hari saja terlewatkan untuk menulis, rasanya seperti ada yang kurang.
Pertumbuhan bunga tidak selalu mulus tanpa rintangan. Terkadang ada binatang dan hama yang merusak, atau tiba-tiba terkena terpaan angin. Karena itu, dibutuhkan ekstra hati-hati dalam merawatnya. Begitu pun dengan menulis, terkadang banyak rintangan yang menghalangi. Misalnya, susah mencari ide, minder atau kurang percaya diri, belum terbiasa menulis, kurang menguasai bahasa dan PUEBI, takut tulisan tidak dimuat media, takut komentar negatif seperti mencaci tulisan kita jelek dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua hambatan yang ada dalam proses penulisan itu, tentunya harus diatasi dan secepatnya disingkirkan.
Ketika bunga yang sudah kita rawat tumbuh dengan baik dan cantik, maka akan muncul kebahagiaan dan kepuasan karena telah berhasil dalam merawatnya. Dan kebahagiaan itu akan bertambah, jika mendatangkan manfaat seperti aroma bunga yang dapat digunakan sebagai aroma terapi.
Perasaan bahagia itu pun akan kita rasakan saat tulisan kita mampu menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain, atau ketika tulisan kita dimuat media. Hal itu akan semakin menambah kecintaan kita terhadap aktivitas literasi. Tapi sebagai seorang muslim yang sudah mengetahui dengan benar bahwa tujuan hidupnya di dunia ini untuk beribadah kepada Allah, maka tujuan utama kita menulis pun adalah semata karena Allah demi menyampaikan kebenaran Islam.
Jadi kecintaan terhadap dunia literasi harus senantiasa disiram dan dipupuk secara terus menerus, karena sejarah peradaban Islam adalah sejarah yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas literasi. Semoga dengan kecintaan terhadap literasi yang dilandasi aqidah Islam, akan mampu membangun kembali kejayaan Islam. Aamiin.
Posting Komentar