KETIKA SEMUA AKAN TERPAPAR CORONA
Oleh : KH Hafidz Abdurrahman MA
Ketika penguasa dan kekuasaan tidak bisa menjalankan tanggungjawabnya, yang menjadi korban bukan hanya rakyat biasa. Tetapi mereka juga akan menjadi korban dari kebijakannya.
Di sinilah, Islam mengajarkan pentingnya kepemimpinan harus mempunyai level yang dibutuhkan. Maka, Islam menggariskan, minimal harus cerdas. Tidak boleh kurang.
Lebih hebat lagi, kalau inspiratif (mulhim), bahkan kreatif dan inovatif (mubdi'). Negeri ini mempunyai penguasa, ada kekuasaannya, tetapi semua tidak berjalan, dan melaksanakan apa yang seharusnya pada level yang dibutuhkan. Akibatnya begini ini.
Dampaknya, menurut kajian IDI, angka orang yang akan terpapar Corona bisa mencapai saparo jumlah penduduk Indonesia, yang 271 juta jiwa itu. Angka kematiannya diperkirakan akan mencapai 5 juta jiwa.
Ini masih perkiraan. Apakah itu angka yang tidak besar? Tentu sangat besar. Tetapi, itulah faktanya. Apakah itu tidak mengkhawatirkan? Tentu. Kecuali mereka yang hatinya membatu, tak ada empati dan kepedulian terhadap rakyat, selain kekuasaan dan kekuasaan.
Bayangkan, ketika semua orang bisa terpapar Corona. Mulai dari rakyat hingga pejabat. Dokter, perawat hingga pasien.
Pejabat pun tak selamat. Setelah Corona menerjang istana, dan ada menteri yang sudah menjadi korban. Kini pejabat di daerah, satu demi satu mulai tumbang.
Sampai kapan? Wallahu a'lam. Seleksi alam yang akan terjadi. Tapi, kita semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah terhadap amanah yang kita emban.
Pejabat akan ditanya dengan jabatannya, apa yang dia lakukan untuk menyelesaikan wabah ini? Ulama' akan ditanya apa dan bagaimana dia gunakan ilmu dan kedudukannya untuk menyelesaikan wabah ini? Begitu seterusnya.
Ya Rabb
Hamba sudah sampaikan apa yang menjadi kewajiban hamba.
Saksikanlah!
Posting Komentar