-->

Sekilas Tentang "LOCKDOWN"

Sekilas tentang "L O C K D O W N"

🖊dr. Widya Eka Nugraha, M.Si. Med
(Medical doctor at Medika Dramaga Hospital, Bogor)

Banyak orang keliru memahami istilah LOCKDOWN

Orang membayangkan lockdown sebagai situasi krisis yang akan menimbulkan kerusuhan model 98 lalu.

Padahal tidak seperti itu.

Lockdown yang pertama kali harusnya diambil adalah menutup kota Jakarta sedikitnya selama 2 minggu dari kendaraan umum berpenumpang banyak seperti: kereta, pesawat, bis, kapal.

Sarana tempat berkumpul orang banyak yang tidak esensial diliburkan, sedangkan yang esensial diberlakukan penjarakan sosial (bukan dari kata penjara, tapi jarak. Pen-jarak-an, red), atau social distancing.

Lalu lintas dengan kendaraan pribadi dibatasi, orang Jakarta tidak boleh mudik kalau tidak, mereka bisa saja secara tidak sengaja membunuh orang tua mereka di kampung.

Perkara mudik ini yang paling sulit, karena China dan Italia gagal melakukan tindakan _containment_ alias pencegahan gara2 ini. Makanya mereka akhirnya melakukan national lockdown.

Lockdown itu tinggal tunggu waktu. Negara-negara yang telat biasanya melakukan lockdown ketika dalam sehari yang meninggal mencapai ratusan.

Itu berarti kita gak belajar dari negara lain. Ketika itu terjadi, sistem kesehatan kita sudah jebol.

Saya bisa membayangkan pemerintahan suatu negara yang zalim akan memaksa tenaga medisnya untuk 'memalsukan' sebab kematian pasiennya demi sebuah pencitraan bahwa negara masih 'baik-baik saja'

Tidak.

Semoga itu tidak terjadi di negara kita.

Ada terlalu banyak hal yang tidak kita ketahui tentang virus ini. Menganggap bahwa kita berbeda dari negara lain (lebih kebal) adalah kejumawaan yang menyesatkan.

Oleh sebab itu, ketika angka kematian per hari kita masih sedikit, lakukanlah lock down.

Kalau pemerintah belum mau, mari kita lakukan sendiri. Setidaknya selama 2 minggu ke depan.

وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب
_______
Sumber : @IndonesiaBertauhid