-->

Minimnya Peran Negara dalam Melindungi Rakyat

Oleh : Vivi Nurwida (Penulis Bela Islam)

Virus Corona, sebuah Virus yang beberapa bulan ini menggegerkan masyarakat dunia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina ini bahkan kini telah memasuki kawasan Indonesia. Bahkan presiden Indonesia sudah menyatakan ada warga yang sudah terjangkiti virus berbahaya ini. Hal ini tak ubahnya semakin menambah kepanikan yang di rasakan masyarakat di negeri ini.

Ditengah kepanikan yang melanda, alih-alih pemerintah menenangkan warganya yang didera oleh kepanikan, justru menteri kesehatan merasakan keheranan akan kepanikan yang terjadi di masyarakat. Dilansir dari pinterpolitik.com 4/3/2020 Terawan justru mengungkapkan keheranannya terkait mengapa masyarakat begitu heboh dengan virus Corona. Menurutnya, angka kematian penyakit flu biasa justru jauh lebih tinggi dari virus Corona. Selain itu, mantan Tim Dokter Kepresidenan tersebut juga bahkan menyebut bahwa virus Corona sebenarnya adalah virus yang biasa saja. Alih-alih membuat tenang, tanggapan santai tersebut justru tetap membuat masyarakat panik.

Disisi lain virus ini mengakibatkan masyarakat berbondong-bondong untuk mebeli masker yang dianggap mencegah virus masuk ke dalam tubuh manusia. Bahkan, tak sedikit dari mereka merogoh kocek mahal untuk mendapatkan masker ini. Di tengah situasi darurat ini ada sekolompok oknum yang justru memanfaatkan keadaan dengan menimbun masker untuk dijual dengan harga yang fantastis. Meski berhasil disita oleh pihak kepolisian namun kini pihak kepolisian justru menjual kembali masker sitaan ini yang mengakibatkan berbagai macam spekulasi di masyarakat.
Masker Virus Corona yang disita polisi dari sejumlah penimbun itu dijual kepada masyarakat dengan harga Rp 4.000/10 lembar masker. Berbagai komentar muncul terkait polisi jual barang bukti tersebut. Di antaranya komentar datang dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD. Mahfud MD mengatakan, polisi yang menjual masker hasil sitaan bisa mengembalikan uang hasil penjualannya kepada negara. Menurut Mahfud MD, tindakan polisi menjual masker hasil sitaan itu diperbolehkan. (hot.grid.id 7/3/2020)

Fakta diatas jelas sekali menggambarkan sikap acuh pemerintah yang tidak mampu menghentikan kepanikan yang melanda masyarakat. Mulai dari menanggapi dengan terlalu santai juga sempatnya mengambil keuntungan di tengah krisis masker yang sedang melanda dengan menjual kembali masker sitaan. Tidak ada langkah antisipasi yang digencarkan pemerintah hari ini agar masyarakat yakin bahwa pemerintah mampu melakukan upaya maksimal agar virus ini tidak mengancam keselamatan penduduk negeri ini, daripada hanya sekedar mengambil keuntungan ditengah kesempitan demi kepentingan ekonomi belaka. Ditambah lagi pemerintah justru ingin memasukan wisatawan dari Cina dengan berbagai upaya, padahal Cina adalah negara asal virus berbahaya ini berasal.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan ingin tenaga kerja asing (TKA) asal Cina untuk bisa segera kembali ke Indonesia. (tirto.id 21/02/2020)

Hal ini sangat bertolak belakang dari pemerintahan Islam yang akan menjadi garda terdepan untuk melindungi rakyatnya. Bahkan Nabi SAW bersabda 
"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika wabah itu di tempat kamu berada maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari). 

Nabi pernah melaksanakan praktek isolasi ketika adanya wabah penyakit, yang hari ini sangat berbeda dengan apa yang diupayakan pemerintah yang ingin memasukan wisatawan dari Cina memasuki negeri ini.

Seperangkat aturan untuk mengelola kesehatan masyarakat tersusun dalam sistem Islam yang mensejahterakan. Negara dalam rangka melayani kesehatan masyarakat itu sendiri harus memiliki industri alat-alat kesehatan dan obat-obatan yang mumpuni tanpa campur tangan pengusaha terlebih lagi campur tangan asing. 

Negara akan mencontoh bagaimana Rasulullah memberikan perlindungan kepada rakyatnya. Kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan oleh negara khilafah adalah kebijakan yang akan menenangkan warganya terutama ketika ancaman wabah penyakit menular melanda negeri. Kekuatan yang dimiliki oleh negara akan dirasakan betul oleh rakyat dengan sebaik-baiknya. 

Wallahu'alam bi as-showab