-->

Sahabat Taat ; Sahabat Dunia Hingga Ke Surga


Oleh : Ummu Farras (Aktivis Muslimah) 

Allah SWT berfirman :

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (Az Zukhruf : 67)

Seorang muslim memandang bahwa persahabatan yang bermanfaat adalah persahabatan yang terikat oleh iman. Sahabat dalam ketaatan, dapat memupuk takwa agar senantiasa bersama dalam kebaikan. Inilah yang disebut dengan persaudaraan iman, meski tak ada hubungan  nasab di antara mereka. Bahkan sejatinya, persaudaraan iman bisa lebih erat dari persaudaraan karena hubungan nasab yang tidak dibingkai oleh iman.

Allah SWT berfirman :

“Apabila telah ditiup sangkakala itu, sama sekali tak ada hubungan keturunan di antara mereka lagi ketika itu, dan tidak pula akan sempat tanya bertanya.” (QS al-Mukminun : 101)

Ketika terjalin hubungan dan persahabatan dalam rangka meraih ketaatan kepada Allah SWT, keutamaannya bisa dirasakan hingga hari Kiamat. Saling mencintai karena Allah sendiri memiliki keutamaan yang agung. Di mana Allah akan menaungi mereka di hari yang tiada naungan kecuali naunganNya, yakni di padang mahsyar yang sangat panas oleh terik matahari yang didekatkan di atas kepala manusia dengan jarak satu mil saja.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat kelak, “Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku.” (HR Muslim)

Orang yang saling mencintai karena Allah juga menempati derajat yang tinggi di Surga. Tidak tanggung-tanggung, para Nabi dan para syuhada’ bahkan takjub dengan keadaan mereka. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada orang-orang yang meskipun bukan golongan para nabi, namun para nabi dan juga para syuhada takjub dengan keadaan mereka. Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah, agar kami bisa mencintai mereka. Beliau bersabda, mereka adalah orang yang saling mencintai karena Allah, meski tak ada hubungan rahim maupun nasab. Wajah-wajah mereka bercahaya, berada di mimbar-mimbar yang bercahaya, mereka tidak takut pada saat orang-orang ketakutan dan mereka tidaklah bersedih di saat orang-orang bersedih.” 
(HR Ibnu Hibban dengan sanad yang bagus)

Syafa'at Di Hari Kiamat

Persahabatan dalam ketaatan dengan sahabat yang soleh/solehah, tidak hanya memiliki keutamaan amal, bahkan kelak seorang sahabat yang soleh/solehah tersebut bisa memberikan syafa'at di akhirat. Karena itulah Imam Hasan al-Bashri menasehatkan, ”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka bisa memberi syafaat (pertolongan) pada hari kiamat.”

Dalam sebuah kisah, Ibnul al-Jauzi juga pernah berkata kepada para sahabat dan murid-muridnya, ”Jika kalian kelak tidak menemukan aku di surga bersama kalian, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan, “Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.” Lalu beliau menangis, semoga Allah merahmati beliau.

Tentang syafa'at seorang sahabat ini, Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan hadits yang panjang, Rasulullah SAW bersabda tentang syafa'at di hari kiamat :

"Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon, “Wahai Rabb kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji. Lalu dikatakan, “Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka. Orang-orang mukmin itu pun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.” (HR Muslim)

MasyaaAllah. Ternyata begitu banyak keutamaan ketika seseorang saling mencintai dan bersahabat karena Allah SWT. Dan ternyata, sahabat yang bermanfaat bukanlah orang yang selalu membuat kita senang, bukan pula orang yang mendukung apapun yang kita putuskan atau inginkan. Akan tetapi sahabat yang baik dan utama adalah sahabat yang mau mengingatkan saat kita alpha, saat kita khilaf, saat kita futur, bahkan saat kita jatuh dan terpuruk, ia yang membantu kita untuk bangkit dan taat kepada Sang Pencipta, mencegah kita dari perbuatan maksiat, dan bersedia tolong menolong dan saling membantu dalam rangka meraih kebaikan dan takwa kepada Allah SWT. 

Jika kita mendapatkan teman semisal ini, maka pertahankanlah ia. Sebagaimana nasihat Imam asy-Syafi’i, “Jika engkau punya sahabat yang membantumu untuk taat, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskan ia. Alangkah susahnya mencari teman yang baik, dan betapa mudah lepasnya.”

Sahabatku, semoga kita semua dapat menjalin persahabatan karena ketaatan, bersahabat dalam dakwah, ammar ma'ruf nahi mungkar, saling mengingatkan, bersama dalam suka dan duka, dan menjadi sahabat di dunia, hingga ke Surga. 

Aamiin ya mujibassailiin.