The Next Merry Is Scary
Oleh Ismi Fillah
Penamabda.com-Populasi warga Indonesia saat ini didominasi oleh Gen Z yakni 74,93 juta jiwa berdasarkan data Sensus Penduduk 2020. Sedangkan Gen Milenial ada di bawahnya, 69,38 juta jiwa. (kompas.com, 22/11/2025)
Namun, Pakar Psikologi Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Psikologi Unair, Dr Ike Herdiana M.Psi menuturkan bahwa terjadi penurunan angka pernikahan sejak 2024. Penurunan ini disebabkan oleh tiga faktor.
Faktor yang pertama yakni meningkatnya pemberdayaan perempuan. Faktor kedua ialah kemiskinan dan finansial. Faktor ketiga menurut Dr Ike adalah ketidaksiapan fisik, mental dan finansial. Ia mengatakan, generasi muda saat ini cenderung ingin mencapai stabilitas finansial dan kematangan emosional sebelum memutuskan untuk menikah.
Narasi tersebut menggambarkan anak-anak muda lebih menempatkan keamanan finansial sebagai prioritas utama. Mereka menggeser keinginan untuk membangun keluarga. Pernikahan dianggap sebagai momok bagi sebagian generasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk berusia 15-24 tahun mendominasi tingkat pengangguran terbuka di Indonesia dengan persentase sebesar 16,89 persen. Di sisi lain, tingkat upah yang mereka terima juga tergolong paling rendah, yakni upah penduduk berusia 20-24 rata-rata hanya Rp 2,6 juta per bulan. Nilai nominal tersebut jauh dari rata-rata upah nasional yang sebesar Rp 3,33 juta per bulan pada Agustus 2025. (kompas.com, 27/11/2025)
Sebenarnya, beragam persoalan dalam kehidupan di negeri ini adalah akibat diterapkannya sistem kehidupan sekuler liberal. Sistem inilah yang telah menghancurkan sendi-sendi pemikiran pemuda. Bagaimana tidak? Sistem sosial yang makin liberal memunculkan kerusakan. Demikian halnya dengan sistem ekonomi sekuler kapitalisme, menjadikan kehidupan menjadi serba sulit.
Kondisi ini mengharuskan para pemuda berpikir keras bekerja, mengelola keuangan dan mendorongnya untuk turut bertanggung jawab menanggung beban ekonomi keluarga. Akhirnya, hal ini menyita energi dan waktu, padahal ia juga harus memikirkan bagaimana melanjutkan keturunan sesuai dengan perintah Allah dan Sunnah Rasulullah.
Sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan masyarakat kita saat ini menjadikan segala sesuatu diukur berdasarkan materi. Hubungan makhluk dengan Al-Khalik Al-Mudabbir sengaja dijauhkan dan dipisahkan dari kehidupan. Keyakinan akan adanya pertolongan dari Yang Maha Penolong pun makin pupus dari dalam diri setiap manusia.
Terkait Rizki, Allah sudah menjamin sesuai dengan firman-Nya :
"Dan tidak satu makhluk pun yang bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" (QS. Al Hud:6)
Dalam Negara Islam, akan disediakan lapangan pekerjaan bagi kaum laki-laki agar mereka mampu menafkahi keluarganya, memberikan pendidikan dan pelatihan kerja, bahkan jika dibutuhkan negara akan memberikan bantuan modal. Sehingga, generasi yang sudah siap dan mampu tidak akan takut menikah. Wallahu a'lam bishawab. []


Posting Komentar