Perundungan Hambat Target Indonesia Emas
Oleh : Ida Nurchayati
Kasus perundungan (bullying) sudah sangat mengkhawatirkan. Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai tindakan perundungan akan menghambat target Indonesia Emas 2045. Pigai mengatakan, periode 2024-2029, Indonesia sedang melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) menuju visi Indonesia Emas. Pada 2045, Indonesia ditargetkan akan memimpin dunia dengan para pemimpin prominen yang lahir di Indonesia dan bermartabat, berkualitas, berpengetahuan unggul, serta memiliki keterampilan luar biasa dan perilaku baik (m.antaranews.com, 14/11/2025).
Perundungan Imbas Sekulerisme
Anak yang tumbuh dalam dekapan dan asuhan sistem sekuler akan mengalami krisis identitas dan kehilangan jati diri. Maraknya kasus perundungan dikalangan remaja baik sebagai pelaku maupun korban, adalah imbas dari sistem sekuler. Perundungan merupakan tindakan menggunakan kekerasan, paksaan, ejekan menyakitkan, komentar, atau ancaman untuk menyakiti, mendominasi, atau menakuti orang lain. Perundungan biasanya terjadi karena ketimpangan fisik atau sosial. Bullying merupakan bentuk perilaku agresif dengan niat jahat, untuk memperkuat ketidakseimbangan kekuasaan, terjadi berulang dalam jangka waktu tertentu.
Kasus perundungan yang cenderung meningkat sangat dipengaruhi pola asuh dalam keluarga, sistem pendidikan serta tuntunan dari tontonan (medsos). Pola asuh yang menggunakan kekerasan serta hukuman fisik akan membentuk karakter anak yang cenderung agresif serta suka menindas orang lain. Sistem pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sangat berpengaruh terhadap karakter output anak didik.
Cara pandang sekuler yang mengukur standar kebahagiaan berdasarkan capaian fisik, materi juga popularitas. maka lahir anak-anak didik yang individualis, hedonis serta liberal (tidak terikat norma agama). Anak merasa bebas melakukan perbuatan apapun termasuk menindas orang lain yang dianggap lemah.
Korban perundungan biasanya menimpa anak yang kurang percaya diri, sulit membela diri dan merasa tidak mampu melawan. Karakter anak ini lahir dari pola asuhan keluarga yang kurang perhatian dan cenderung represif. Sementara sekolah kurang edukasi dan pengawasan. Kondisi ini diperparah dengan medsos adiktif, konten yang bebas nilai dan tidak peduli halal haram.
Maka target Indonesia emas sulit terwujud selama negeri ini menerapkan sistem sekuler. Maka harus ada perubahan paradigma tata kelola aturan kehidupan yang mampu menempatkan fitrah manusia menuju kemuliaan. Islam punya jawaban.
Islam Mampu Mewujudkan Generasi Emas
Islam adalah mabda yang memiliki sistem aturan kehidupan. Islam mampu mewujudkam generasi emas, generasi yang punya jati diri dan berkepribadian Islam.
Sistem Islam tegak diatas tiga pilar. Pertama, ketakwaan individu. Individu yang berakidah kuat dan mantap sehingga tertancap dalam dada sebuah keyakinan bahwa semua perbuatan kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Pemahaman yang kokoh ini akan menjadi benteng penjaga individu maupun masyarakat. Keimanan inilah yang sangat efektif menekan seseorang untuk tidak melakukan penindasan kepada yang lain
Kedua, masyarakat yang peduli amar makruf nahi munkar. Yakni masyarakat yang memiliki pemikiran perasaan dan aturan yang sama yakni Islam. Masyarakat ibarat penumpang kapal yang saling menjaga dan mengingatkan agar selamat sampai tujuan. Karakter masyarakat ini akan menjaga individu dalam kebaikan dan ketaatan, sehingga tidak mudah menindas pihak yang lemah.
Ketiga, adanya negara yang menerapkan aturan Islam. Sistem Islam menetapkan bahwa penguasa adalah penggembala atau ra'in sekaligus junnah atau perisai yang akan melindungi rakyatnya. Sebagai ra'in maka tugas penguasa memastikan rakyatnya selamat.
Terlebih diera digital, umat Islam menjadi korban oligarki digital. Dengan mesin algoritma, pengguna akan bisa menikmati konten yang dia inginkan karena dengan sekali "klik", memberi komen dan share maka konten sejenis akan muncul dilayar. Sehingga pengguna akan berlama-lama dimedsos tanpa sadar. Mirisnya lagi, konten hari ini tidak lepas dari nilai-nilai yang diusung oleh sistem sekuler yakni kebebasan, konsumerisme dan hedonisme. Nilai- nilai yang akan menggerus akidah dan akhlak umat Islam. Sekaligus menjauhkan umat dari ajaran agamanya. Maka fungsi negara dalam Islam melindungi rakyatnya dari medsos yang adiktif dan distruktif sehingga umat terjaga dari kerusakan akidah dan pendangkalan moral termasuk menekan angka perundungan.
Fungsi medsos dalam sistem Islam untuk menyebarkan dakwah Islam, sebagai media untuk edukasi serta syiar Islam. Dengan demikian medsos bermanfaat bagi rakyat agar sesuai fitrahnya yakni Islam.
Khatimah
Sistem sekuler kapitalisme akan menumbuh suburkan bullying (perundungan) sehingga menghambat target Indonesia emas. Maka target ini akan tercapai dengan penerapan Islam kaffah. Maka perlu adanya perubahan paradigma berpikir "out of the box" yakni dengan mencari solusi dari Islam. Sejarah pernah membuktikan sistem Islam mampu melahirkan generasi emas bukan generasi cemas.
Wallahu a'lam

Posting Komentar