-->

PENTINGNYA MEMBINA KAUM IBU DAN GENERASI MUDA DENGAN KELOMPOK DAKWAH IDEOLOGIS


Oleh : Irawati Tri Kurnia
(Ibu Peduli Umat)

Sekularisasi pemuda, baik di dunia nyata maupun digital, menyebabkan generasi kehilangan jati dirinya sebagai Muslim dan pelopor perubahan. Contohnya di kecamatan Bekasi Barat, tercatat sebagai wilayah dengan jumlah pemain judi online (judol) terbanyak di Kota Bekasi dan menempati peringkat ketiga secara nasional dengan 14.646 pemain berdasarkan data PPATK, sementara di Kabupaten Bekasi jumlah tertinggi berada di Kecamatan Tambun Selatan dengan 23.975 pemain . Mayoritas pelaku berasal dari kelompok berpenghasilan rendah hingga menengah, dan meskipun persentasenya kecil (0,01 persen), anak usia sekolah juga terlibat (www.bekasi.pojoksatu.id, Selasa 9 Desember 2025) (1). Bekasi termasuk sepuluh besar di Jabar kabupaten yang warganya banyak terlibat judol (www.poskota.com, MInggu 23 November 2025) (2). Umumnya, anak-anak mengakses judol yang berkamuflase sebagai gim online, dengan modus top up sebelum bermain dan iming-iming keuntungan besar yang menjerat mereka secara bertahap. 

Kondisi kaum ibu tak kalah memprihatinkan, terlihat dari degradasi peran mereka sebagai ummun wa rabbatul bayt (ibu dan pengurus rumah tangga) dan pendidik generasi, bahkan mereka menjadi korban sistem Kapitalisme. Terjadi tren kenaikan kasus kekerasan pada Perempuan dan anak sejak 2021 mengacu data Data UPTD PPA Kabupaten Bekasi. Ada 110 kasus pada 2021, lalu pada 2022meningkat menjadi 226 kasus, pada 2023 ada 269 kasus, dan pada 2024 ada 293 kasus. Ada 292 kasus hingga Oktober 2025, kasus yang melibatkan perempuan ada 118 dan yang melibatkan anak ada 174 kasus. KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) dominan, disusul pelecehan seksual dan kekerasan fisik, terutama di daerah dengan aktivitas sosial dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Tapi ironisnya, penanganannya oleh pemerintah hanya setengah hati, sejauh ini masih sebatas Pembangunan Gedung (www.bekasi.pikiran-rakyat.com, Jumat 12 Desember 2025) (2).

Inilah fakta suram Digitalisasi berada di bawah hegemoni Kapitalisme, yang tidak hanya bertujuan ekonomi tetapi juga menyebarkan ideologi batil yang menjauhkan umat dari pemikiran Islam ideologis. Judol, pinjol, game online, konten dan game penuh kekerasan dan pronograsi, juga konten-konten batil bertebaran; sedangkan negara sudah berupaya menutupnya tapi masih banyak bermunculan. Harusnya negara lebih bisa melangkah lebih jauh daripada para pembuat konten digital batil tersebut, tapi faktanya masih kalah gesit. Ini juga ada factor bahwa negara sekuler seperti negara kita saat ini memandang generasi muda dan kaum ibu hanya sebatas sebagai objek komersial, yang justru semakin menjauhkan mereka dari pembekalan Islam kaffah. Akar persoalan terletak pada adopsi sekularisme dan kapitalisme sebagai paradigma bernegara, sehingga peran agama dibatasi pada ranah privat.

Di tengah penerapan sistem Kapitalisme yang rusak dan merusak saat ini, dibutuhkan kehadiran jamaah dakwah Islam ideologis menjadi sangat penting untuk membina ibu dan generasi muda agar memiliki imtak (iman dan takwa) yang kokoh serta kepribadian Islam yang teguh dan siap memperjuangkan kebangkitan Islam. Karena hanya jamaah dakwah Islam ideologis yang bisa membina penguatan iman secara maksimal dan mengokohkan pemahaman umat akan pentingnya penerapan Islam secara kafah (menyeluruh). Ini berdasarkan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104, yaitu :
“Hendaknya ada segolongan umat yang menyeru pada kebaikan (Islam), menyeru pada kepada yang ma’aruf dan mencegah pada kemungkaran, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
Ayat di atas menjadi landasan bagi kewajiban jamaah Islam untuk memiliki visi ideologis dan tujuan perubahan sistemik; yaitu menempatkan Islam sebagai sebuah ideologi (mabda) yang menjadi solusi semua problem kehidupan manusia, yang untuk itu dibutuhkan perubahan sistemik yaitu dengan penegakan system Islam dalam naungan Khilafah sebagai satu-satunya bentuk negara yang diperintahkan Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Sebagaimana yang diteladankan Rasulullah, jamaah dakwah ini membina umat, termasuk ibu dan generasi muda, dengan Islam ideologis. Jamaah ini menyiapkan mereka menjadi pelopor peradaban yang membela dan mengemban Islam kaffah, dengan mencontoh metode dakwah Rasulullah yang mampu mengubah Masyarakat Quraisy yang jahiliyah menjadi umat yang terbaik. Seperti firman Allah :
“Kalian adalah umat yang terbaik, yang hadir di tengah manusia, yang menyeru pada yang ma’ruf (Islam) dan mencegah yang mungkar..” (terjemah Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 110).
Langkah awalnya adalah dengan pembinaan (tatsqif) adalah mencontoh tahapan awal metode dakwah Rasulullah di fase Makkah, yang kemudian dilanjutkan dengan interaksi dengan umat dan berakhir pada istilamul hukmi (penyerahan kekuasaan untuk menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan) yang berlangsung dengan damai karena umat Islam sudah dibina dan paham pentingnya Islam diterapkan di Tengah kehidupan mereka, sehingga mereka orang-orang Madinah secara sukarela menyerahkan kekuasaannya pada Rasulullah dan berdirilah Daulah (negara) Islam pertama dengan dua tujuan : melindungi Islam dan kaum Muslimin. Dan ini dicontoh oleh kelompok Islam ideologis ini.

Demikianlah langkah yang dilakukan Rasulullah, yang akan diteladani oleh kelompok dakwah Islam edeologis ini; sehingga kebangkitan umat hanya tinggal menunggu waktu hadirnya kesadaran politik Islam di Tengah kaum Muslimin.

Wallahualam Bisawab

Catatan Kaki :
(1) https://www.google.com/amp/s/bekasi.pojoksatu.id/kota-bekasi/amp/1136934216/bekasi-barat-jadi-wilayah-dengan-pemain-judi-online-terbanyak-camat-siapkan-langkah-penanganan 
(2) https://www.google.com/amp/s/www.poskota.co.id/2025/11/23/bekasi-masuk-10-besar-pemain-judol-terbanyak-di-jabar-angkanya-tembus-ratusan-ribu/amp
(3) https://www.google.com/amp/s/bekasi.pikiran-rakyat.com/lokal-bekasi/amp/pr-129857497/kasus-kekerasan-terus-naik-bekasi-hadirkan-gedung-pelayanan-terpadu-untuk-perempuan-dan-anak