Ibu Berperan Kunci dalam Membentuk Generasi Saleh dan Pembawa Perubahan
Pengisi kajian rutin Komunitas Bidadari Surga Ustadzah Zulfa, S.Pd., menyampaikan peran ibu membentuk generasi saleh dan pembawa perubahan.
“Ibu berperan kunci dalam membentuk generasi saleh dan pembawa perubahan,” sebutnya pada kajian tematik, Peran Strategis Ibu Mencetak Generasi Pelopor Perubahan (Saleh dan Muslih), Rabu (10/12/2025) di Depok.
“Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dari ibu, karakter dan akidah generasi penerus dibentuk agar tidak hanya saleh secara pribadi, tetapi juga mampu membawa perbaikan bagi lingkungannya,” tambah Zulfa.
Ia juga menjelaskan, peran ibu tidak hanya sebatas melahirkan, tetapi juga mencetak generasi atau ummu ajial. “Generasi mudalah yang akan membangun peradaban, dan itu sangat ditentukan oleh peran seorang ibu,” katanya.
Menurut Zulfa, pendidikan anak harus diarahkan pada pembentukan pola pikir yang benar, karena pemikiran menjadi penggerak utama perbuatan. Ia menekankan tiga fokus utama pendidikan, yakni pengokohan keimanan, pemahaman syariat Islam secara kaffah, serta kesadaran akan tanggung jawab dakwah Islam.
“Pemikiran itulah yang akan menggerakkan perbuatan. Karena itu, anak harus dididik dengan keimanan yang kokoh, pemahaman Islam yang menyeluruh, dan kesadaran akan tanggung jawab dakwah,” tuturnya.
Selain itu, ia mendorong agar anak dibekali penguasaan ilmu pengetahuan dan kesiapan menjalankan perannya sebagai khalifah di muka bumi. Menurutnya, pembentukan generasi yang kuat tidak bisa dibebankan pada satu pihak saja.
“Mewujudkan generasi hebat adalah tanggung jawab kolektif, melibatkan ibu, masyarakat, aktivis, dan negara. Namun, ibu tetap menjadi pilar utama pengasuhan dan sumber inspirasi anak di rumah,” kata Zulfa.
Dalam kajian tersebut, ia juga mengajak para ibu meneladani sosok-sosok ibu dalam sejarah Islam yang melahirkan tokoh-tokoh besar. “Kita bisa belajar dari ibu-ibu hebat yang melahirkan Muhammad al-Fatih, Usamah bin Zaid, dan Imam Asy-Syafi’i,” ujarnya.
Hendaknya, ia melanjutkan penjelannya mereka takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan keturunan yang lemah mereka khawatir terhadapnya. Maka bertakwalah kepada Allah SWT dan berbicara dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak dan keturunannya).
Menutup kajian, Zulfa mengingatkan peringatan Allah SWT agar umat Islam tidak meninggalkan keturunan yang lemah. “Ini adalah amanah dua generasi. Kita bertanggung jawab memastikan anak cucu kita tidak menjadi generasi rapuh, tetapi generasi tangguh yang siap memimpin perubahan,” pungkasnya.[]Eulis Martini

Posting Komentar