Gen Z Bukan Generasi Lemah, Jika Diarahkan Dengan Islam
Oleh : Yaurinda
Seolah ada pemisah antara satu generasi dengan generasi selanjutnya. Media sosial salah satu penyebab terjadinya perbedaan yang begitu kentara. Arus media yang berkembang pesat membuat generasi terdahulu kesulitan untuk menyesuaikan. Media sosial yang luas membuat berbagai kemudahan untuk menjalani hidup, namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa media juga banyak membawa pengaruh buruk.
Akibat media sosial, gen Z dianggap sebagai generasi lemah, bermasalah, gen sandwich dan masih banyak julukan yang lain. Memang tidak mudah menjadi gen Z yang dari kecil sudah digempur dengan dunia digital. Banyak dari mereka merasa tertekan karena media sosial menyediakan platform untuk ekspresi dan koneksi sosial, tetapi fitur-fitur ini terkadang dikalahkan oleh kepuasan instan, perbandingan sosial, dan kebutuhan untuk selalu terlihat sempurna. (detiknews.com/21 April 2025)
Bukan merasa bebas berekspresi namun malah menimbulkan masalah baru karena ingin selalu terlihat sempurna. Hal itu terjadi karena dunia digital saat ini dikuasai oleh kapitalistik yang mana konten yang beredar adalah yang paling menguntungkan tanpa memandang pengaruh buruk yang disebabkannya.
Dari sini kita harus saling mengingatkan bahwa sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran akan fakta bahwa melindungi satu generasi dari pengaruh kapitalis sekuler di ranah digital merupakan masalah sistemik, bukan sekadar masalah individu. Konten, interaksi, dan perilaku digital akan terus mengikuti logika pasar dan budaya populer.
Di Indonesia sendiri meski negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam namun nilai-nilai Islam semakin tertinggal, selama paradigma masyarakat dibangun di atas sekularisme, yang menjauhkan agama dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan perubahan pemikiran dari sekuler kapitalis menjadi Islami. Islam, sebagai cara hidup yang menawarkan sudut pandang menyeluruh tentang moral, interaksi sosial, pendidikan, media, dan bagaimana manusia seharusnya menggunakan teknologi, selain mengatur ibadah seremonial.
Setiap tindakan, termasuk penggunaan media sosial, didorong oleh paradigma Islam agar bermanfaat dan mencegah kemunkaran, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pergerakan gen Z harus diarahkan untuk memberikan solusi sistemis dan ideologis berdasarkan paradigma Islam bukan sekadar reaktif dan emosional terhadap isu-isu viral. Penggunaan teknologi akan dipandang sebagai amanah dalam Islam.
Media sosial bukan hanya bentuk hiburan atau promosi diri namun bisa mengembangkan diri kepada yang lebih baik dan bermanfaat. Tindakan mereka berpotensi menjadi perubahan sosial masyarakat yang akan menghasilkan kumpulan individu yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip ketuhanan serta lebih adil dan terhormat.
Dengan media yang digunakan dengan baik gen Z bisa lebih cepat dan efisien untuk mempercepat perubahan yang lebih baik. Namun hal ini tidak bisa hanya dilakukan mereka saja namun kita butuh sinergi antar generasi juga negara, masyarakat, dan keluarga. Masyarakat menciptakan suasana yang meminimalkan amoralitas dan mendorong kebajikan. Melalui hukum dan peraturan, negara memastikan bahwa tempat umum, media, dan pendidikan didasarkan pada prinsip-prinsip Islam.
Jika seseorang memiliki seperangkat nilai islam yang benar, digitalisasi bukanlah ancaman. Namun sebaliknya, teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk perubahan sosial, pendidikan, dan dakwah dalam kacamata Islam. Inilah mengapa sangat penting untuk kembali kepada sistem Islam . Karena sistem Islam mampu mengarahkan sesuatu kepada kebaikan, bukan hanya soal nostalgia masa lalu, tetapi kebutuhan nyata untuk mendidik generasi agar mampu menangani masalah-masalah masa kini dengan pergerakan yang sahih dan tentu diridhoi oleh Allah SWT.

Posting Komentar