Solusi Islam Hadapi Bullying
Oleh : Yaurinda
Kasus perundungan atau yang akrab di sebut bullying hingga kini masih menjadi persoalan serius diberbagai daerah di Indonesia. Beragamnya kasus menunjukkan bahwa kekerasan fisik maupun verbal di lingkungan sekolah atau media sosial dapat merusak kepercayaan diri dan kesehatan mental korbannya.
Seperti yang terjadi di asrama pondok pesantren putra Dayah Babul Maghfirah di kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar terbakar akibat ulah dari salah satu santrinya. Pelaku mengaku membakar gedung asrama karena sering mengalami bullying dari beberapa teman nya. Kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono, saat konferensi pers di Meuligoe Rastra Sewakottama, Dikutip dari Kumparan.com (Kamis 6/11/2025).
Bullying secara makna merupakan tindakan mengganggu dan menyakiti orang lain baik secara fisik atau psikis dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, fisik yang dilakukan secara berulang-ulang. Bullying bisa terjadi di mana saja bisa, dilingkungan sekitar rumah, sekolah, kantor dan tempat lain. Selain itu dengan perkembangan teknologi bullying juga bisa terjadi di dunia digital.
Pelaku perundungan rata - rata berasal dari keluarga yang bermasalah. Mereka merasa dirinya tidak dihargai, tidak ada rasa simpati, karena kurangnya edukasi tentang bullying mereka menganggap perilaku candaan seperti mengejek sampai mengarah kepada bodyshaming. Sepintas hal itu wajar terjadi dan dianggap biasa padahal dampaknya bisa membekas menjadi luka psikis, stres, cemas, menurunkan kepercayaan diri, bahkan menjadi trauma yang berkepanjangan.
Segala upaya telah dilakukan pemerintah untuk menanggulanginya namun sampai sekarang belum membuahkan hasil, bahkan makin banyak laporan yang masuk, baik di sekolah umum atau di pondok pesantren. Lebih menyedihkan lagi, tindakan ini dilakukan kepada teman seusianya. Berulangnya kasus perundungan ini menyimpan tanya, mengapa sangat sulit untuk menuntaskannya?
Memang benar keluarga dan lingkungan sekitar berperan besar dalam hal terjadinya bullying. Orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak bisa mengawasi anaknya serta mudahnya anak sekarang mengakses berbagai konten yang tidak mendidik menambah masalah ini semakin besar, namun ini semua adalah dampak dari penerapan sistem kapitalisme yang menjadikan semua menjadi permasalahan yang kompleks.
Akhirnya sistem ini melahirkan liberalisme yang mengagungkan kebebasan, termasuk kebebasan bertingkah laku yang menjadikan agama terpinggirkan. Bagaimana dengan sekolah sebagai institusi pendidikan, jangankan mencetak peserta didik yang berkualitas, kurikulum ini justru melahirkan remaja yang banyak masalah. Lantas apakah kita masih mau melanjutkan sistem ini diterapkan? Padahal ada sistem yang lebih baik yaitu sistem Islam.
Dalam sistem Islam akidah Islam dijadikan sebagai dasar untuk melakukan seluruh kebijakannya, sistem ini memiliki aturan yang terperinci dan sempurna.Sistem ini memandang bahwa keselamatan anak dari segala bentuk kezaliman atau terlibatnya mereka dalam perundungan bukan hanya tanggung jawab keluarga dan lingkungan masyarakat namun negara juga memiliki andil dan perannya.
Benar jika Islam memberikan kewajiban pengasuhan anak kepada ibu dan kewajiban pendidikan anak kepada ayah ibunya. Namun itu saja belum cukup mereka juga memerlukan lingkungan yang kondusif. Lingkungan akan membentuk karakter, selain itu negara Islam bertanggung jawab menerapkan aturan Islam secara utuh dalam rangka mengatur seluruh urusan umat. Umat pun mendapat jaminan keamanan dan kesejahteraan secara adil dan menyeluruh.
Negara dengan sistem Islam wajib menjamin kehidupan yang nyaman rakyatnya dari berbagai kemungkinan berbuat dosa, termasuk perundungan. Negara akan menegakkan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Negara juga wajib menjalankan sistem pendidikan Islam dengan kurikulum yang mampu menghasilkan anak didik yang berkepribadian Islam yang andal sehingga terhindar dari berbagai perilaku kasar, zalim, dan maksiat lainnya. Negara pun harus menjamin terpenuhi pendidikan yang memadai bagi rakyatnya dengan biaya murah dan berkualitas.
Selain itu, negara mengawasi setiap hal yang dapat merusak dan melemahkan kepribadian kaum muslim, seperti peredaran minuman keras, narkoba, termasuk berbagai tayangan yang merusak di berbagai media sosial.
Dalam pandangan Islam, negara adalah satu-satunya institusi yang secara sempurna dapat melindungi anak dan yang mampu mengatasi persoalan perundungan. Ini akan terjadi jika aturan Islam diterapkan secara total dalam sebuah institusi negara.

Posting Komentar