Kejahatan Merajalela dalam Sistem Kapitalis
Oleh : Rokani (Aliansi Penulis Rindu Islam)
Sungguh menyedihkan, kejahatan bisa datang dari siapa saja. Bukan hanya orang lain, tetapi juga keluarga sendiri. Sebagaimana yang terjadi baru-baru ini kasus kekerasan sampai pembunuhan yang terjadi dalam ranah keluarga. Di Jakarta, beberapa waktu lalu Beritasatu.com mencatat Seorang remaja berusia 16 tahun di Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, diduga mencabuli dan membunuh anak perempuan berusia 11 tahun pada Senin (13/10/2025). Alasan pelaku melakukan hal tersebut, merasa kesal kepada ibu korban lantaran di tagih utang, dan melampiaskan amarahnya kepada anaknya.
Di tempat lain kasus kekerasan juga terjadi saat seorang suami menganiaya istrinya hingga tewas, di Malang. Polisi memastikan pelaku pembunuhan adalah FA (54), suami siri korban bernama Ponimah (42). Lantaran si suami menganiyaya istrinya malah berujung maut (beritasatu.com 13/10/2025).
Di Medan, bahkan Seorang ayah, SP (42), di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, tega melakukan kekerasan seksual terhadap anaknya sendiri berinisial SD (15). Kapolres Dairi AKBP Otniel menyampaikan peristiwa itu terungkap pada Minggu (Kompas.com 5/10/2025). Masih banyak lagi kasus yg lain. Sungguh menyedihkan, hal ini menunjukkan rapuhnya ketahanan dalam keluarga serta tidak adanya rasa kasih sayang dalam keluarga.
Penyebabnya tidak lain karena kita hidup di sistem kapitalis yang berakidah sekuler. Dalam pandangan sekularisme, agama harus dipisahkan dari kehidupan. Dalam menjalani kehidupan tidak ada rasa keimanan kepada Allah, tidak ada rasa takut kepada Allah, bahwasannya Allah senantiasa melihat kita, apa saja yang sedang kita lakukan, dan tidak tau atas apa yang sudah dilakukannya baik buruk semuanya ada pertanggung jawaban. Karena sistem sekuler ini membuat sistem sosial makin liberal sehingga menimbulkan kerusakan yang mengancam ketahanan keluarga. Dan sistem ekonomi sekuler kapitalisme, yang menjadikan semua kebutuhan kehidupan semakin mahal dan tidak bisa dijangkau oleh kalangan masyarakat kecil.
Dan akan berimbas kepada seorang ibu untuk bekerja keras untuk memutar penghasilan agar mencukupi semua kebutuhan keluarganya, jika tidak mencukupi maka seorang ibu juga ikut mencari nafkah untuk membantu perekonomian suaminya. Yang akhirnya menambah beban dalam pundaknya, yang mana tugas seorang ibu yang utama adalah Ummu madrosatul ula, yang mendidik anak-anaknya belajar kini juga mencari tambahan kerja sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, inilah yang membuat seorang wanita cepat lelah sehingga mudah marah dan emosi.
Sistem kehidupan saat ini didominasi oleh aspek materi, Yang mengungkung masyarakat supaya menjadikan segala sesuatu di ukur berdasarkan materi. Hubungan manusia dengan Allah saja sengaja dijauhkan, agar keyakinan akan pertolongan dari Allah hanyalah sebuah khayalan. Itulah yang membuat lemahnya keimanan seseorang. Islam hanya dipelajari sebagai ibadah ritual, sehingga tidak mempengaruhi perilaku keseharian, berperilaku yang baik dalam hubungan keluarga, baik dalam masyarakat maupun negara.
Jika Islam hanya dijadikan hanya ibadah ritual saja, maka lama kelamaan akan menjadikan kehilangan kekuatan sebagai pegangan kehidupan ini. Akhirnya sedikit sekali pemahaman Islam yang sempurna dalam benak kaum muslim. Akhirnya ketika dihadapkan suatu persoalan akhirnya mudah marah, mudah melakukan kekerasan dan bahkan sampai pembunuhan. Berbeda jika seseorang itu menjadikan Islam sebagai pegangan, halal harom adalah patokannya, ketika dihadapi persoalan maka akan mencari solusi dengan kepala dingin dan berdoa kepada Allah agar diberikan jalan keluar, dan menyelesaikan persoalannya bukan orangnya. Tidak sedikit kasus perceraian karena ego masing-masing masing. Sehingga menjadikan anak sebagai korban. Akhirnya anak - anak kehilangan figur, kasih sayang orang tua, kemudian muncul kenalakan anak, pergaulan bebas dan berbagai macam persoalan yang lain.
Namun disini harus kita pahami, bahwasannya semua persoalan di atas bukan karena kesalahan keluarga semata. Melainkan pada sistem yang saat ini yakni sistem sekuler kapitalisme yang berdiri tegak atas landasan kebebasan. Mustahil jika keharmonisan keluarga bisa tercapai dalam sistem yang rusak ini.
Saatnya kembali kepada aturan Islam. Kondisi yang rusak ini jangan dibiarkan berlarut panjang. Umat Islam harus segera sadar dan bangkit dari kerusakan ini dengan kembali kepada aturan Islam yang sempurna. Yang mana datangnya langsung dari Allah SWT. Keluarga muslim benteng pertahanan yang kokoh adalah Seorang suami dan istri yang melahirkan generasi yang Sholih yang bertakwa dengan visi hidup yang jelas sebagai hamba Allah yang taat pada aturannya. Ketika seseorang itu beriman dan bertakwa kepada Allah maka akan membawa ketentraman dan ketenangan pada diri seseorang itu. Karena aturan Allah sejatinya memuaskan akal dan fitrah manusia. Karena di dalam Islam terdapat solusi tuntas atas semua problem umat manusia.
Namun hukum atau aturan Islam bisa tegak jika tiga pilar Islam diterapkan. Yakni pembinaan individu yang mengarah kepada pembinaan masyarakat, kontrol masyarakat dan adanya sebuah sistem yang dilakukan oleh sebuah negara sebagai pelaksana aturan dari Allah SWT.
Ketika seseorang itu beriman dan hidup bermasyarakat akan menjaga kesehatan masyarakat dengan aktivitas amar makruf nahi Munkar. Dan dilakukan baik dikeluarga, masyarakat dan jamaah dakwah. Dan juga media masa akan membangun kesadaran umum di masyarakat bahwa aturan Allah harus diterapkan agar kesejahteraan bisa kita rasakan.
Kemudian negara juga berperan penting, sebagai pelindung dan menjamin terpenuhinya hak - hak warga negaranya sesuai dengan aturan Islam. Negara juga berperan penting dalam menjaga akidah keimanan umat dan menjaga ketakwaan rakyatnya. Negara juga berkewajiban memastikan setiap individu, keluarga dan masyarakat bisa menjalankan tanggung jawabnya memenuhi kesejahteraan. Negara memastikan setiap keluarga memiliki mata pencarian dan bisa memenuhi kebutuhan semua keluarganya. Semua ini hanya bisa didapat ketika syariat Islam diterapkan secara totalitas di muka bumi ini. Betapa Islam dengan hukum-hukumnya mampu memposisikan umatnya pada posisi mulia dan terhormat.
Wallahu'alam bissawab

Posting Komentar