-->

Maraknya Kasus Bunuh Diri Anak, Bukti Kegagalan Pendidikan Kapitalis


Oleh : Kanti Rahayu (Aliansi Penulis Rindu Islam) 

Pelajar sekolah internasional di Serpong jatuh dari lantai 8 sekolahnya. Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi (Kompas.com 6/11/2025). Sedangkan di Jawa Barat siswa sekolah MTS yang berusia 14 tahun tewas di temukan tewas gantung diri di pintu kamar mandi di rumahnya pada 31/10/2025. Dari surat yang ditinggalkannya, pelajar tersebut mengalami perundungan di sekolahnya (Radarjabar.com 1/11/2025).

Masalah ini tentunya bukan hal sepele karena sebelumnya juga pada bulan agustus seorang remaja 16 tahun (RF)di Indramayu bunuh diri setelah di keluarkan dari sekolahnya. Pada bulan September mahasiswi PTN Bandung 19 tahun (AR) waktu SMA dia pernah mengalami buliyying dan dalam pengobatan. Ini hanya sedikit fakta yang terjadi saat ini, kasus bunuh diri di remaja sangat tinggi menurut KPAI dari dari Januari sampai okterber 2025 terjadi 25 kasus bunuh diri remaja (Kompas 4/11/2025). Kasus bunuh diri ini yang berulang ini, seharusnya menjadi perhatian yang serius dari semua pihak dari keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan negara.

Remaja yang tidak punya tujuan hidup, dengan sikap mental yang lemah, kerap kali menjadi korban perundungan. Sebagian mereka ada yang semakin terpuruk, bahakn sebagian lagi memilih untuk mengakhiri hidup. Hal ini karena anak-anak yang dibesarkan dalam sistem sekuler saat ini hanya di ajarkan bagaimana mendapat nilai yang baik sesekolah, kalau sudah lulus harus dapat kerjaan yang mapan sehinggah jiwa mereka kosong.

Mereka ini tidak di ajarkan bagaimana keimanan yang hakiki. Sehingga mereka tidak paham tujuan hidupnya. Apalagi mereka hidup dalam sistem pendidikan yang kapitalis. Sistem ini hanya mengajarkan bagaimana menjadi pintar, agama hanya sebatas teori semata sehingga agama tidak bisa menjadi pondasi dalam kehidupan mereka.

Lemah dan rusaknya anak anak saat ini bukan karena mereka malas atau jahat, tapi karena mereka tidak memahami apa itu tanggung jawab. Apalagi pemerintah kita menetapkan bahwa di bawah 18 tahun, mereka masih dianggap anak-anak. Hal ini menjadikan mereka tidak merasa bertanggung jawab penuh pada apa yang dilakukan. Padahal, dalam pandangan Islam, anak-anak yang sudah baliq maka akan terikat denga syariat. Jika melanggarnya, maka sama dengan menyalahi hukum syara.

Makanya mereka kebingungan menghadapi perubahan psiologi pada diri mereka dari anak anak menjadi dewasa. Secara fisik mereka kuat tapi dari nilai spiritual mereka lemah. Inilah yang nampak dari kegagalan sistem pendidikan sekuler kapitalis. Karena fokusnya mencetak generasi dengan akademik yang bagus, tapi nilai ruqiyah mereka kering. Makanya ketika mereka mengahadapi masalah seperti hinaan teman, masalah kerjaan, masalah dengan orang tua mereka tidak tahu bagaimana mereka menyelesaikanya.

Ini berbeda dalam sistem pendidikan Islam , anak disiapkan dari usia dini untuk memahami pola pikir dan sikap. Sehinggah mereka siap membedakan yang baik dan buruk ketika menginjak usia balik. Karena Islam memahami ketika iman anak tidak kuat mereka akan bingung ketika menghadapi masalah. hal kecil pun akan terasa berat buat mereka. Hal inilah yang menjadikan mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya. Untuk menyelesaikan Masalah ini butuh kerja sama yang baik antara orang tua, lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat dan negara.

Dalam sistem Islam, menjaga dan melindungi nyawa masyarakat adalah tanggung jawab negara. Hal ini karena negara Islam mempunyai fungsi untuk memelihara urusan masyakat, dari segi sandang pangan papan bahkan untuk urusan mental masyarakatnya negara yang mengurusi dan mengaturnya.

Sistem Islam mengatur bahwa menguatkan akidah anak dari usia dini sampai baliq itu sangat penting, supaya anak mempunyai padangan hidup yang kuat dan mendalam, supaya ketika mereka menghadapi masalah tidak mudah prustasi Disekolah juga di ajarkan bawah setiap masalah atau musibah mempunyai pahalah di sisi Allah sistem pendidikannya juga tidak sekuler.

Negara mengatur media supaya tidak menanyakan tanyangan yang dapat merusak pikiran remaja dan masyarakatnya, Negara memfalitasi agar anak di didik dengan aqidah Islam. Dari lingkungan masyarakat dan keluarga juga dijaga oleh negara

Sistem Islam menjaga keluarga agar selalu stabil, dari segi, ekonomi dan emosinya supaya selalu sehat, karena keluarga merupakan garda terdepan dalam menjaga putra putrinya. Negara Islam tidak menolak ilmu pengetahuan, tapi selalu menaruhnya dalam bingkai ketaqwaan, Negara menyediakan fasilitas kesehatan jiwa yang bebas biyaya dan semua dilayani dengan baik dan manusiawi karena keiman mereka.

Hal ini yang akan di lakukan Kholifah sebagai seorang pemimpin negara, yangenjamin kebutuhan pokok setiap warga negara Daulah Islam, sehinggah tidak ada kapitaliss di dalam pendidikan, sehinggah orang miskin mendapatkan pendidikan tanpa harus tertekan dengan biyayanya, sehinggah kejiwaan setiap individu itu sehat.

Di sisi lain negara Islam juga memfasilitasi untuk setiap individu melakukan amar makruf nahi mungkar, karena setiap orang mempunyai tanggung jawab dalam menjaga lingkunganya agar selalu kondusif dalam bingkai keimanan.