KEMANA ASPIRASI PEREMPUAN GAZA DISUARAKAN
Oleh : Evi Derni S.Pd
Seorang perempuan Palestina berusia 20 tahun meninggal akibat malnutrisi setelah dievakuasi dari jalur Gaza. Perempuan bernama marah abu Zuhri itu meninggal setelah tiba di Italia dengan pesawat militer sebagai bagian dari operasi kemanusiaan Pemerintah Italia. Kelaparan dan malnutrisi terus merenggut nyawa di jalur Gaza di tengah blokade Israel yang menghentikan pasokan makanan dan obat-obatan. Angka kematian akibat kelaparan di wilayah kantong Palestina itu kini mencapai 240 orang termasuk 107 anak.(antaranews.com 16/08/2025).
Kondisi masyarakat Gaza Palestina khususnya perempuan dan anak-anak kian memilukan. Para ibu mengangkat sekarung tepung dari pusat bantuan yang disetting oleh pihak zionis di area yang berbahaya. Pusat-pusat bantuan itu diakui oleh lembaga-lembaga internasional, para penyeru hak asasi sebenarnya merupakan tempat pembunuhan massal. Mereka harus terjun ke tempat-tempat yang seberbahaya itu menunjukkan bahwa situasi yang dialami kaum perempuan atau Muslimah Gaza sudah di luar nalar. Namun kita juga tidak bisa menafikan bahwa itu adalah pilihan satu-satunya yang harus mereka tempuh ketika blokade yang dilakukan pihak zionis tidak memberikan kesempatan mereka untuk mendapatkan akses sedikitpun terhadap bahan-bahan pangan untuk melanjutkan hidup terutama untuk anak-anak mereka yang lebih lemah daripada mereka.
Menurut data PBB jumlah tewas karena kelaparan terus berjatuhan yang terakhir 217 orang tercatat sementara yang tewas di pusat-pusat bantuan. yang sengaja di bombardir sudah sampai 1550 orang lebih. Mereka dihadapkan pada situasi memilih diam maka anak-anak mereka kelaparan atau mereka berusaha siapa tahu kemudian mereka bisa selamat. Mereka para muslimah gaza sudah sampai pada situasi berada di barisan terdepan untuk sekedar bertahan. Sementara para bapak banyak terlibat dalam aktivitas yang sifatnya di luar, misalnya evakuasi korban, membongkar rerunuhan. Para muslimah gaza menunjukkan keteguhan dan ketangguhannya.
Lantas kemanakah organisasi dunia atau organisasi perempuan yang kemudian speak up menyuarakan aspirasi hak-hak para perempuan Gaza Palestina itu terampas? Para penguasa, lembaga internasiona, dan organisasi perempuan kalaupun mereka berbicara hanya sebatas retorika dan sekedar kecaman. Sekitar tahun lalu disampaikan oleh un women pada saat peringatan Hari perempuan internasional menyebutkan nasib perempuan Gaza Palestina yang paling banyak mendapatkan kekerasan, jumlah yang menjadi korban 70% nya adalah perempuan dan anak-anak Muslimah Gaza yang nyata-nyata merupakan korban kebrutalan dari entitas zionis dan didukung oleh AS.
Padahal kekerasan seksual yang menimpa para perempuan di banyak tempat, di berbagai belahan dunia misalkan kasus Malala sangat viral secara global. Mereka banyak sekali yang speak up. Berbeda halnya pada kondisi Muslimah di Gaza Palestina, dari 60.000 korban meninggal 18.000 anak-anak hampir setiap hari yang berarti setiap 12 menit ada yg meninggal. Hal ini membuktikan apa yang mereka sebut sebut sebagai perjuangan atau pembelaan terhadap hak-hak perempuan adalah gagasan feminisme ini merupakan perjuangan atau pemikiran hipokrit Karena Mereka ternyata memilah-milah. Saat isu perempuan itu bisa mereka gunakan untuk menguatkan pemikiran feminisme sekularisme maka mereka bersuara kencang. Tapi ketika berbicara tentang nasib perempuan muslimah apalagi berkelindan dengan isu penegakan syariat Islam dan seterusnya mereka bungkam.
Apa yang mereka sebut dengan kekerasan gender, ketidakadilan gender hanyalah alat untuk melanggengkan penjajahan kapitalisme melalui perempuan dengan cara merusak pemikiran, perasaan kaum perempuan dengan narasi tentang kesetaraan, keadilan, planet fifty fifty yang kemudian cukup membius pemikiran perempuan di dunia termasuk di dunia Islam. Namun realitas nasib perempuan Gaza luput bahkan mereka abaikan. Intinya pembelaan mereka tidak bisa kita harapkan tanpa perlu diteliti nampak bahwa perempuan dan anak-anak menjadi sasaran strategis oleh zionis untuk diberangus. Jadi dua hal ini yang penting untuk dipahami kaum muslimin tentang hipokrisi dan absurditas pemikiran feminis termasuk bahwa tidak satupun lembaga atau penguasa yang melakukan pembelaan terhadap mereka. Begitu juga sistem yang hadir saat ini gagal melindungi harkat martabat kehormatan apalagi nyawa perempuan.
Kondisi yang berbanding terbalik ketika kaum muslimin terkhusus Muslimah dan anak-anak saat berada di bawah naungan Islam. Sejarah pada masa Khalifah Abbasiyah dengan Khalifah Al muktasim Billah. dimana kejadian seorang Muslimah di amuriah di kerajaan Bizantium Timur Romawi dilecehkan diangkat bajunya oleh seorang Yahudi kemudian Muslimah itu berteriak "wahai muktasim"hingga terdengar oleh Khalifah Al muktasim Billah di Baghdad maka Khalifah ini langsung mengirim pasukan militernya untuk menghukum pelaku tindakan pelecehan. Bayangkan tanggung jawab yang sangat luar biasa. Hanya satu suara bahkan itu bukan pembunuhan, hanya pelecehan itu pun sudah melanggar kehormatan hingga khalifah tidak akan berpikir efisiensi biaya, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengirim pasukannya untuk menyelamatkan satu orang perempuan. Tidak ada pertimbangan selain beliau adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Maka sejarah ini sungguh relevan dengan persoalan sekarang sudah bukan lagi teriakan satu orang tapi sudah beribu-ribu nyawa dan sudah berlangsung hampir 70 tahun lebih.
Tentu sangat relevan kebutuhan untuk menyelamatkan saudara kita Muslimah di Gaza Palestina, begitupun anak-anak generasi masa depan sesuai dengan tuntunan Syariah, dengan cara memahamkan umat akan kebutuhan kita terhadap pemimpin dan sistem Islam untuk membebaskan manusia dari perbudakan, kezaliman di manapun juga adalah tanggung jawab seorang muslimah. Kita harus berusaha menyadarkan kembali saudara-saudara kita bahwa solusi dari penjajahan baik di Palestina ataupun di wilayah lain adalah dengan diterapkan sistem Islam secara kaffah. Kita merindukan dan berupaya mewujudkan sosok pemimpin seperti Al muktasim bilah dalam naungan Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwwah sehingga harkat martabat kehormatan bahkan nyawa kaum muslimin khususnya muslimah dan anak-anak terjaga.
Wallahu a'lam bishowab.
Posting Komentar