-->

DEKLARASI NEW YORK, SOLUSI PALSU ATAS GENOSIDA


Oleh : Evi Derni S.Pd

Kelompok Hamas menegaskan tidak setuju melucuti persenjataan mereka, kecuali Negara Palestina berdaulat sepenuhnya telah terbentuk dengan Yerusalem sebagai ibukota. Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon terhadap klaim yang dikaitkan dengan utusan Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump, Steve witkof yang telah menyebut Hamas telah menyatakan kesediaannya untuk meletakkan senjata. Israel menjadikan pelucutan senjata Hamas sebagai salah satu prasyarat utama untuk mencapai kesepakatan damai dan menghentikan konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.(kompas.com 03/08/2025)

Ada fakta baru yang tidak terjadi sebelumnya bagaimana negara-negara Eropa Barat yang sebenarnya mereka adalah aliansi dari AS atau sekutunya AS memberikan respon yang sedikit berbeda di permukaan. Deklarasi New York sebagai deklarasi yang dianggap pentng sebenarnya yang ingin diusung oleh deklarasi New York ini Pertama : terkait dengan respon masyarakat terutama masyarakat di negara-negara maju. Sebelumnya mereka punya respon yang berimbang terkait dengan krisis di Gaza artinya mereka masih punya perspektif yang baik terhadap Israel itupun karena media narasi di media yang dibelokkan narasi yang dikembangkan oleh AS dan juga Israel. bahkan ada satu survei yang dilakukan secara online. Hasilnya sangat mengejutkan mereka menilai bahwa tingkat dukungan terhadap Israel saat itu dianggap yang paling rendah. Survei serupa untuk masyarakat barat terutama di negeri-negeri Eropa sebelumnya masih ada yang membela Israel tapi sekarang sudah sangat kecil hanya belasan persen yang masih punya perspektif baik tapi yang lainnya buruk. Kita bisa melihat dari ungkapan-ungkapan publik secara langsung di media sosial. mengapa mereka memberikan dukungan kepada Palestina dan mengecam Israel yang telah melakukan kejahatan genosida di Gaza.

Apa yang dilakukan oleh Israel di Gaza dengan secara sistemik mulai dari 7 Oktober memblokade hingga tidak bisa masuk bantuan dari luar sampai sekarang semakin parah kelaparan di sana. Semua orang menjustifikasi bahwa sudah melampaui kejahatan yang ibarat rata-ratanya dalam sebuah perang sudah keterlaluan sehingga harus direspon semua turun ke jalan. Australia bahkan demo di New York yang terjadi menuntut pemerintah agar AS segera menghentikan genosida di Gaza. Di Spanyol dan Norwegia tahun lalu, bahkan 2025 mereka memberikan pernyataan bahwa mereka mengakui Palestina sebagai entitas yang merdeka kemudian disusul beberapa negara lainnya.

Hal ini tidak bisa lepas dari desakan publik di dalam negeri dan juga partai koalisi yang ada di Spanyol agar pemerintah bersikap keras pada Israel. Ini juga tidak bisa dipisahkan dari kepentingan politik dalam negeri yaitu kepentingan electoral di mana mereka membutuhkan suara dari konstituen. yang tidak kalah aneh pernyataan yang datang dari Inggris maupun Prancis. Mereka berencana akan mengakui kemerdekaan Palestina meskipun sampai saat ini belum ada wujud nyata. Kemerdekaan Palestina tetap dalam kerangka dua negara. Solusi dua negara berarti tidak bisa dipisahkan dari konteks deklarasi New York itu sendiri.

Inggris dan Perancis memang mengisyaratkan bahwa mereka dua negara adidaya yang secara politik punya target-target politik internasional bersaing dengan AS. Kita ingat apa yang mereka lakukan ketika as menginvasi Irak tahun 2003. Prancis menentang habis-habisan sampai dewan keamanan PBB tidak mengeluarkan satu resolusi yang membenarkan AS menyerap menyerang Irak. Strategi yang sama dilakukan oleh Prancis dalam menghadang apa yang menjadi keinginan AS menginvasi Irak terakhir ini AS tidak cenderung kepada solusi dua negara tapi lebih kepada bagaimana menguasai Gaza secara total sebagaimana yang direncanakan oleh Netanyahu.

Demikian juga dengan Inggris selalu akan kembali pada strategi politiknya di mana ketika AS ikut-ikutan menikam di belakang. Ini adalah masalah persaingan karena ketiganya memiliki kepentingan di kawasan ini padahal sebenarnya memanfaatkan opini politik internasional yang menganggap Israel dan AS sebagai dua aktor genosida di Gaza. Kedua negara ini menunggangi opini international demi kepentingan mereka.

Berbicara tentang solusi krisis di Gaza kaitannya dengan deklarasi New York. Ada beberapa butir yang krusial .secara politik akan sangat berpengaruh ketika diimplementasikan atas nasib dan perjuangan rakyat Palestina. Di butir ke-4 "kami mengutuk serangan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil tanggal 7 Oktober dan juga serangan-serangan Israel terhadap warga sipil" Ini pernyataan yang aneh. Apa yang dilakukan Hamas di tanggal 7 Oktober bukan yang pertama itu adalah rangkaian perlawanan rakyat Palestina meskipun konteksnya adalah Hamas. Itu merupakan bagian dari perlawanan rakyat Palestina dan itu dianggap buruk atau salah padahal perlawanan itu harus dilakukan karena tanah mereka diambil oleh zionis.

Kemudian di butir ke-11 "Hamas harus mengakhiri kuasanya di Gaza dan menyerahkan senjata ke otoritas Palestina.". Padahal perlawanan rakyat Palestina dengan jihad. dan jihad adalah kewajiban menurut syariat tetapi kekuatan umat di sana dalam konteks ini Hamas malah dilucuti. Lalu kemudian siapa yang akan berkuasa di sana?

Butir ke-13 " komite administrasi transnasional yang akan dibentuk untuk memerintah di Gaza di bawah otoritas Palestina artinya rakyat Palestina tidak punya kendali secara politik di rumahnya sendiri dan itu diganti oleh komite administrasi transnasional yang pastinya bentukan PBB. Sikap para penguasa negeri Muslim yang bersepakat untuk melucuti Hamas sungguh merupakan malapetaka baik bagi Muslim Gaza maupun dunia Islam pada umumnya. Solusi dua negara yang mereka gaungkan sejatinya merupakan fakta pahit bahwa mereka adalah para agen penjual solusi palsu yang memihak penjajah dan mengabaikan saudara seakidah. sikap mereka bahkan sangat berpotensi menghalangi pembebasan hakiki terhadap Palestina.

Tanah Palestina adalah milik umat Islam karena sudah difutuhat oleh Khalifah kedua Umar bin Khattab. Bagi orang-orang yang datang tentu kita sebut perampas perampok apalagi dengan kondisi genosida kelaparan sistematik bahkan mereka terus mengusir ke wilayah Selatan karena tujuannya tidak ada lagi rakyat Palestina ada. Kita tentu harus melihat bagaimana syariat menjelaskan tentang hal ini dan tidak ada solusi bagi perampasan selain merebut kembali berarti mengusir tuntas para penjajah itu untuk mengembalikannya kepada kaum Muslimin. Berdirinya negara Yahudi itu batil secara syarat karena berdirinya di tanah yang sudah dimiliki. Ketika mereka melakukan keburukan membunuh dan lain-lain maka syariat telah menetapkan di dalam Quran "barang siapa yang melakukan pelanggaran, penganiayaan atas kalian maka harus dibalas sebagaimana mereka melakukan pelanggaran atau penganiayaan itu terhadap kalian"(TQS.Al-baqarah:195). Dalam ayat yang lain disebutkan" bunuhlah mereka di manapun kamu bertemu dengan mereka dan usirlah mereka di mana mereka telah mengusir kalian."(TQS.Al-baqarah:191)

Deklarasi New York terkait solusi dua Negara sama saja dengan tanazul kita melepaskan membiarkan tanah milik kita dirampas dan itu hukumnya haram. Jadi kalau kita kembali kepada tuntunan Syariah maka satu saja solusi tuntas adalah dengan mengusir penjajah mengembalikan tanah dan itu harus dengan jihad. Jihad untuk mengusir penjajah itu membutuhkan komando yang langsung akan menugaskan para tentara dengan kekuatan optimal. Dan sesungguhnya memahamkan umat dengan kebutuhan kita terhadap pemimpin dan sistem kekhilafahan ini untuk membebaskan manusia dari perbudakan kezaliman di manapun berada.

Wallahu a'lam bishawab