-->

Perginya Senyum Raya


Oleh : Ummu Fadiya

Kisah tragis nan memilukan datang menimpa seorang balita. Kali ini, bukan karena tindak kejahatan ataupun kekerasan yang menjadi penyebabnya. Namun ada unsur keterlambatan respon dan penanganan medis yang membuatnya harus kehilangan senyum ceria sekaligus nyawanya.

Peristiwa yang mengiris hati itu terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Raya, balita berusia 4 tahun, harus kehilangan senyum cerianya karena penyakit yang bersarang di tubuhnya.

Kronologi Kejadian

Penyakit Raya baru diketahui setelah dia dilarikan ke RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi, Jawa Barat, pada 13-7-2025. Saat itu kondisinya dalam keadaan tidak sadarkan diri sehingga harus masuk ruang IDG. Fakta tersebut diperparah dengan ditemukannya banyak cacing di tubuh mungilnya.

Berdasarkan penjelasan dr. Irfan, Raya terdeteksi kekurangan cairan akut atau hipovelimia. Humas sekaligus dokter IGD RSUD R. Syamsudin, S.H. itu juga mengatakan bahwa Raya terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga tim dokter tak mampu berbuat banyak. Setelah dirawat lebih dari sepekan, balita malang itu akhirnya meninggal dunia. 
(detik.com, 25-8-2025)

Pemicu Lemahnya Kondisi Raya

Apa yang terjadi pada Raya merupakan fakta memilukan di tengah-tengah masyarakat ekonomi lemah. Bagaimana tidak, bocah lucu yang seharusnya mendapatkan pengawasan maksimal saat bermain ternyata luput dari perhatian orang rumah. 

Namun, jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata ada beberapa hal yang menjadi penyebab dari lemahnya kondisi Raya, yaitu:
Pertama, minimnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh anak setelah bermain.
Kedua, kondisi lingkungan rumah yang kurang bersih.
Ketiga, kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi oleh Raya sehingga membuat tubuhnya lemah.
Keempat, lambatnya respon dari lingkungan sekitar.
Kelima, himpitan ekonomi yang membuat orang tua Raya tak sanggup untuk membawanya berobat.
Keenam, lambannya pelayanan kesehatan dalam memberikan pertolongan kepada Raya.

Semua faktor tersebut membuat bocah mungil itu makin tak berdaya. Pengobatan seadanya menjadi cara paling sederhana karena minimnya biaya. Alhasil, balita malang itu tak mampu melawan penyakit yang dideritanya.

Akses Kesehatan yang Menyulitkan

Sebagai bagian dari masyarakat, Raya tentu berhak mendapatkan berbagai pelayanan masyarakat termasuk kesehatan. Sayangnya, kurangnya persyaratan dan data yang diminta membuat Raya harus menerima ketidakadilan layanan medis atas nama prosedur yang diberlakukan.

Lambannya penanganan terhadap Raya tentu menjadi sorotan tajam. Lagi-lagi, masalah pembiayaan menjadi faktor utama lambatnya penanganan. Hal itu membuktikan bahwa pelayanan kesehatan belum bisa diakses dengan mudah oleh mereka yang berada di garis kemiskinan.

Derita Raya di Bawah Sistem yang Tak Sempurna

Lambannya akses kesehatan yang menangani Raya menjadi sesuatu menyesakkan dada. Semua itu terjadi karena minimnya fungsi negara yang terlambat hadir untuk melindunginya. Di sini, negara tak bertindak sebagai mestinya saat ada rakyat yang membutuhkannya.

Kondisi tersebut merupakan imbas dari aturan buatan manusia yang mengedepankan keuntungan. Di dalam aturan ini, siapa yang memiliki uang pasti lebih diutamakan. Sedangkan bagi yang tak ada biaya dipaksa untuk pasrah dan tak boleh protes dengan ketentuan yang diberlakukan. 

Di sistem hari ini, semua pelayanan di ranah kehidupan pasti berkaitan dengan materi. Demikian juga dengan layanan kesehatan yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar bisa dinikmati. Jika tidak, biaya yang dikeluarkan pastinya sangat tinggi. Maka tak heran, orang tua Raya tak mampu membawanya berobat karena terganjal masalah ekonomi. Kondisi tersebut membuat Raya makin menderita di antara hidup dan mati.

Hak Warga Negara di Sistem Islam

Kasus Raya seakan menjadi alarm bagi umat muslim untuk segera berganti aturan. Umat harus sadar bahwa tatanan aturan saat ini sudah cacat dari awal. Oleh karena itu, hal tersebut harus benar-benar ditinggalkan. Pasalnya, penerapan aturan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap ketetapan Allah Swt, sebagai satu-satunya yang berhak membuat hukum. 

Kini, saatnya umat mengambil Islam yang bersumber dari Zat Yang Maha Sempurna. Pasalnya hanya Islam satu-satunya kunci penyelesaian dari semua hal termasuk layanan kesehatan yang mampu dijangkau oleh siapa saja. Dengan begitu, tak akan ada lagi kasus-kasus serupa yang meninggalkan jejak duka dan nestapa.

Semua pelayanan di sistem Islam berlaku bagi setiap orang. Di sini, segala hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup bisa diperoleh tanpa melihat status sosial. Intinya seluruh lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya sama-sama mendapatkan kemudahan.

Peran Negara di Sistem Islam

Kesehatan menjadi kebutuhan rakyat yang sangat vital setelah pendidikan dan ketersediaan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Semua itu akan dipenuhi oleh negara yang menerapkan Islam. Sebab, peran negara adalah sebagai penjaga yang melindungi dan mengurusi kepentingan rakyatnya. Perlindungan itulah yang diamanahkan kepada seorang kepala negara di dalam kepemimpinan Islam yang biasa disebut imam atau khalifah.

“Seorang Imam (khalifah) adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat). Ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.”
(HR. Bukhari)

Kewajiban negara terhadap rakyat juga telah dibuktikan oleh Rasulullah saw.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, sebagai seorang pemimpin dalsm Daulah Islam, Rasulullah Saw. ternyata pernah mendatangkan dokter untuk mengobati Ubay bin Ka'ab. Saat Raja Muqauqis, memberikan dokter kepada Rasulullah Saw. Kemudian beliau menjadikannya sebagai dokter untuk mereka yang membutuhkan.
 
Kisah yang sama juga ada di masa kepemimpinan Umar bin al-Khaththab. Pada waktu itu, seorang bernama Aslam yang menderita sakit didatangkan seorang dokter untuk mengobatinya tanpa dipungut biaya.
(HR.al-Hakim)

Rakyat Terjamin dengan Islam

Becermin dari kisah-kisah di atas, sudah selayaknya seluruh umat muslim mengambil aturan Islam di dalam kehidupan. Sebab, hanya Islam yang mampu memberikan penjagaan dan jaminan penuh agar apa yang menjadi hak seluruh rakyat bisa mereka dapatkan.

Islam juga akan memastikan semua akses pelayanan kehidupan bisa diperoleh tanpa persyaratan yang memberatkan. Hal tersebut bisa terwujud karena pembiayaan untuk semua fasilitas pelayanan diambil dari baitulmal maupun pengelolaan sumber daya alam yang dikelola oleh negara sesuai syariat Islam. Fakta tersebut menjadi bukti tak terbantahkan dalam sejarah penerapan Islam pada 14 abad silam.

Lantas, akankah kesejahteraan rakyat di masa kejayaan Islam bisa terulang kembali? Jawabannya pasti bisa, ketika umat Islam mau mengambil Islam di semua aktivitas kehidupan masa kini. Sebab, aturan Islam telah terbukti mampu menyejahterakan umat di semua lini. 

Namun, kesejahteraan tersebut hanya bisa dinikmati saat Islam diambil seluruh aturannya. Dalam Islam seluruh rakyat bisa mendapatkan hak-haknya. Dengan begitu, tak akan ada lagi kisah duka dari balita-balita lain seperti yang terjadi pada Raya. Cukup Raya saja yang kehilangan senyum keceriaan di masa kecilnya.

Wallahu a'lam bish-shawwab.