Kenakalan Remaja Di Sistem Kapitalisme
Oleh : Rokani (Aliansi Penulis Rindu Islam)
Beberapa waktu lalu seorang pelajar berinisial BL (19) Kecamatan Garut Kota, ditangkap karena diduga sedang transaksi narkoba jenis sabu. Barang bukti berupa 19,72 gram sabu siap edar ditemukan bersamanya (newtasikmalaya.com 24/08/2025). Di Way Kanan lampung bahkan tersebar video perkelahian antar pelajar di spssial media. Pelajar di video tersebut diketahu sebagai siswa kelas X SMA Negeri 1 Baradatu. Padahal, Perkelahian itu di awali dari konflik kecil, karena tidak terima diingatkan masalah sopan santun terhadap guru (merdeka.com 21/08/2025).
Selain Narkoba dan tawuran, kenakalan remaja juga ada beberapa kasus kejahatan, seperti pencurian, penganiayaan, narkoba, judol, pengeroyokan dll. Pada tanggal 1 Januari 2025, ada 437 anak harus berhadapan dengan hukum sebagai terlapor kasus pencurian. Data itu didapat dari aplikasi EMP Pusiknas Bareskrim Polri yang di akses pada Kamis, 20 februari 2025 pukul 15.00 WIB
Mengapa Kenakalan Remaja bisa Terjadi?
Ada dua penyebab yang menjadikan anak itu nakal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, terjadinya anak nakal melakukan penyimpangan karena mengalami krisis identitas. Masa pubertas mengakibatkan anak mencapai identitas peran sesuai imajinasi mereka. Kemudian kontrol diri yang lemah, sehingga anak berpotensi melakukan kejahatan atau berperilaku nakal. Tidak bisa mengontrol emosional mengakibatkan anak kurang mampu memahami atau menilai konsekuensi apa yang akan terjadi setelah melakukan tindakan tersebut. Jadi tindakan mereka dipengaruhi oleh hawa nafsu, bukan oleh berfikir yang jernih.
Sementara dari faktor eksternal ialah anak menjadi nakal karena merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Anak yang mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tua, akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Sementara anak - anak yang kurang kasih sayang maka akan mencari perhatian di luar keluarga. Bahkan, mereka ada yang mendapatkan kasih sayang dari orang yang salah, yang bisa menjerumuskan dalam lingkaran kejahatan.
Dan anak yang mengalami trauma psikologis yang pernah mengalami korban kekerasan akan mengalami perubahan perilaku. Anak kesulitan mengatasi emosi dan traumanya, sehingga menjadikan kenakalan untuk melepaskan perasaan tersebut.
Dan tempat pendidikan sekolah juga lingkungan sekitar bisa mempengaruhi perilaku kenakalan pada anak - anak. Mereka akan merekam dalam memorinya bagaimana dia melihat, mendengar dan meniru kebiasaan orang - orang yang berada di sekelilingnya. Kemudian pertemanan yang buruk dapat merusak dan menjerumuskan. Dan bisa juga karena tontonan anak sekarang yang kurang bermutu, yang malah bisa mendorong untuk melakukan tawuran, kemudian permasalahan perceraian kedua orang tuanya, itu juga bisa menjadi sebab kenakalan remaja saat ini.
Jadi masalahnya kompleks, karena kita hidup di sistem kapitalisme yang membuat banyak problem karena memang dari sistem yang rusak akan melahirkan kerusakan. Karena anak hanya di didik bagaimana aku bisa lulus sekolah dapat pekerjaan yang bisa menghasilkan uang yang banyak, gimana cara biar mudah terkenal meskipun dengan konten yang enggak bermutu. Padahal manusia butuh jawaban eksistensial, "Siapa aku? Untuk apa aku hidup di dunia ini ? Mau kemana setelah kematian?" Kalau tiga persoalan mendasar ini belum bisa kejawab, wajar jika anak - anak mudah frustasi, mudah marah, tidak bisa mengontrol hawa nafsu dan gampang mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dengan matang.
Pertanyaan mendasar tersebut hanya bisa terjawab dengan baik oleh Islam. Karena Islam adalah agama yang sempurna dan tak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Islam datang untuk membawa petunjuk, bahwa Allah sebagai pencipta manusia sekaligus pengatur kehidupan manusia di dunia. Sehingga tujuan hidupnya ialah untuk beribadah dan mencari ridho Allah. Ini yang menjadikan mereka terikat dengan aturan Allah karena di hari akhir, Allah juga akan memberikan balasan baik dan buruk setiap amal kita. Hal ini sesuai dengan ayat Al Qur'an dan hadist sebagai berikut.
Allah berfirman dalam Al- Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat : 56 "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".
Dan Rasulullah SAW juga bersabda, "Barangsiapa yang dunia menjadi niat terbesarnya, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran selalu di pelupuk matanya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar yang ditakdirkan. Dan barangsiapa yang niat terbesarnya adalah akhirat, maka Allah akan menghimpun kan urusannya, menjadikan kaya hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina." (HR. Ibnu Majah)
MasyaAlloh, ayat dan hadist di atas bisa kita jadikan pegangan, bahwasannya kita harus mengutamakan akhirat maka dunia akan mengikuti. Ketika seseorang itu berkepribadian Islam maka akan otomatis pola pikir dan pola sikap akan sesuai dengan syariat Islam. Berarti cara mikir kita harus Islam, cara sikap juga harus Islam, maka akan lahir dari generasi yang beriman dan berakhlak yang baik, ketika ada masalah maka kita akan mencari jalan keluar sesuai dengan aturan Islam, tidak sesuai dengan hawa nafsu kita.
Masalah hari ini bukan lagi masalah individu, melainkan masalah sistemik. Dan solusinya sendiri bukan sekedar konseling atau healing trip, tapi mengubah cara pandang hidup, yang harus dibangun sistem yang membuat remaja paham visi hidupnya, yaitu taat Allah, meraih surga dan siap memimpin peradaban mulia.
Islam solusi dari semua persoalan kehidupan Yakni
Yang Pertama, sistem pendidikan Islam harus fokus membina akidah, ngajarin tujuan hidup, adab, tanggung jawab dan rasa cinta sama ilmu. Anak nggak cuma mencari ilmu, di ajari hafalan doa - doa, hafalan materi tapi juga bener-bener menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari hari. Sehingga dari penerapan sistem pendidikan Islam ini akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam.
Yang kedua, keluarga menjadi benteng pertahanan untuk anak-anaknya, orang tua dijadikan teladan contoh yang baik, baik keimanannya dan akhlaknya.Dan juga kontrol masyarakat sosial yang kuat. Masyarakat saling beramar makhruf nahi Munkar, mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Tidak hanya diam ketika melihat kemaksiatan, tapi mencegahnya dan mengajak dan mengingatkan untuk berbuat kebaikan.
Yang ketiga ini adalah peran yang sangat penting yakni negara wajib menjadi periayah umat, bukan hanya melihat. Negara dalam sistem Islam (khilafah) wajib menjamin sekolah gratis, berobat ke RS gratis juga berkualitas, dan kontrol media nggak jadi biang kerok. Negara juga harus mengelola sumber kekayaan alam hanya untuk rakyat, agar kesejahteraan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat bukan hanya segelintir orang saja, tapi rata menyeluruh baik orang itu miskin atau kaya.
Dengan sistem yang Islam akan membuat anak tidak mudah marah bisa mengontrol hawa nafsunya. Ketika dia tau bahwasannya kehidupan ialah ujian dan ujian itu akan menjadikan dia semakin taat atau bermaksiat. Maka dia mudah untuk menyelesaikan masalah, contoh ketika anak pengen hp baru, maka dia akan bersabar dan menabung, bukan malah menindas orang tua. Ketika di amanahi untuk menjadi bendahara maka dia akan menjaga uang itu sebaik- baiknya, bukan malah menghabiskannya.
Jadi kita ubah cara pandang hidup. Didik anak dengan tujuan akhirat, bahwasannya dunia ini fana dan akhirat yang kekal. Hanya di sistem Islam yang akan melahirkan generasi tangguh, kuat mental, cerdas, dan siap memimpin peradaban.
Wallahu'alam bishowab.
Posting Komentar