-->

Bendera One Piece, Simbol Perlawanan Kezaliman Sistem Kapitalisme

Oleh : Novi Ummu mafa

Menjelang perayaan HUT RI ke-80 sebuah fenomena unik menyita perhatian publik. Bendera bajak laut ala anime One Piece mendadak menjadi viral karena diberbagai daerah sopir truk hingga masyarakat umum mulai memasang bendera One Piece di kendaraan atau rumah warga. 

Awalnya, aksi ini sekadar ditiru sebagai bentuk tren namun tak butuh waktu lama aksi ini menjadi perbincangan nasional, bahkan menuai respon keras pemerintah. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai simbol itu sebagai upaya sistematis yang berbahaya terhadap persatuan bangsa (Kompas.com, 31-07-2025).

Di tengah riuh kontroversi pengibaran bendera One Piece, suara bijak datang dari Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, yang menilai respons pemerintah dan aparat terlalu berlebihan karena disertai ancaman pidana. Ia menegaskan, pengibaran bendera tersebut sebagai bentuk kritik damai merupakan bagian dari hak kebebasan berekspresi dan berpendapat yang dijamin oleh Konstitusi serta berbagai instrumen internasional yang telah diratifikasi Indonesia.(Tempo.co, 04-08-2025).

Kedzaliman Struktural dalam Kapitalisme

Gerakan pengibaran bendera One Piece yang belakangan menjadi sorotan bukanlah bentuk makar yang sebagaimana dicurigai oleh sebagian pihak. Justru gerakan ini adalah simbol perlawanan nurani, pertanda bahwa rakyat masih mencintai negeri ini namun tidak rela tanah airnya terus didera penderitaan akibat ulah oligarki. Di balik simbol bajak laut, tersimpan pesan bahwa rakyat tak sudi hidup di bawah cengkeraman kekuasaan yang hanya menguntungkan segelintir elite, sementara mayoritas rakyat dibiarkan terombang-ambing dalam gelombang krisis.

Cerita One Piece menjadi cermin getir bagi realitas Indonesia hari ini. Dimana mayoritas pejabat menikmati manisnya kursi kekuasaan, sementara rakyat tertindas. Meski negeri ini secara formal disebut merdeka, kemerdekaan sejati belum pernah benar-benar dirasakan oleh rakyat. Kebijakan yang lahir kerap condong ke arah kepentingan elite politik dan pemilik modal daripada kepentingan rakyat. 

Akar masalah negeri ini sejatinya terletak pada sistem Kapitalisme yang menjadi fondasi kehidupan bernegara. Kapitalisme telah melahirkan kesenjangan sosial yang menganga lebar sehingga yang kaya semakin berkuasa sementara yang miskin semakin terjepit. Kebijakan dirancang untuk memanjakan korporasi, sementara rakyat harus membayar mahal bahkan untuk kebutuhan paling dasar. Dalam sistem ini, kezaliman bersifat struktural, mengakar dalam regulasi atau kebijakan dan tatanan ekonomi politik yang ada. Fenomena yang terjadi dinegri ini sekarang, seolah hanya pengulangan dari drama yang digambarkan dalam serial komik One Piece. Dimana dalam serialnya korupsi merajalela, penindasan dilegalkan dan hukum dibuat untuk melindungi penguasa bukan rakyat.

Solusi Hakiki: Kembali pada Syariat di Bawah Naungan Khilafah

Umat semestinya sadar bahwa akar dari seluruh penderitaan yang menimpa negeri ini bukan sekadar perilaku oknum atau kebijakan keliru, melainkan penerapan sistem buatan manusia yang berpijak pada asas sekuler bukan bersumber dari aturan atau hukum Allah ﷻ. Sistem kapitalisme yang diadopsi telah membentuk struktur sosial-politik yang melanggengkan ketidakadilan dan penindasan. Dalam Islam, hal ini hanya bisa dihentikan dengan mengganti sistem tersebut secara menyeluruh dengan syariat Islam yang kaffah. Allah ﷻ telah menegaskan:

"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jatsiyah: 18)

Syariat Islam tidak hanya hadir sebagai ajaran spiritual, tetapi merupakan sistem hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan mulai dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan hukum demi terwujudnya keadilan hakiki. Dalam naungan sistem Islam umat Islam akan menjadi khairu ummah, umat terbaik yang memerangi segala bentuk kezhaliman dan memastikan distribusi kesejahteraan merata. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesadaran rakyat yang mulai tumbuh harus diarahkan pada perjuangan yang hakiki yakni mengubah sistem kapitalisme menuju penerapan sistem Islam di bawah naungan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Perjuangan ini bukan sekadar simbolik atau sporadis, tetapi merupakan gerakan dakwah yang terukur, terarah, dan berlandaskan metode Rasulullah ﷺ dalam menegakkan negara Islam. Inilah satu-satunya jalan yang akan membebaskan umat dari jeratan oligarki dan membuka pintu kemerdekaan sejati.