-->

ZIONIS YAHUDI MAKIN BIADAB, KEBUTUHAN AKAN KHILAFAH MAKIN MENDESAK


Oleh : A. Salsabila Sauma

Kebiadaban zionis Israel semakin menjadi setiap harinya. Tak cukup menghancurkan sekolah, rumah sakit, dan tenda pengungsian, para tentara IDF juga menembaki warga sipil yang sedang mengambil bantuan makanan di distbusi lembaha Internasional. Kejahatan yang semakin terang di tengah hukum yang selalu bikin berang.

Menurut Kementrian Kesehatan, sekitar 56.647 warga Palestina meninggal akibat genosida di jalur Gaza. Sebuah pernyataan menyebutkan bahwa 116 jenazah dibawa ke sejumlah rumah sakit dalam 24 jam terakhir, dengan 463 orang luka-luka, menambah jumlah korban luka akibat serangan Israel menjadi 134.105 orang. (30/6/20250 (tempo)

Pun pada hari Rabu, 2 Juli 2025, zionis Israel kembali melakukan tindak kejahatan. Tentara IDF melakukan serangan udara ke kediaman Direktur Rumah Sakit Indonesia, Marwan Al Sultan. Dalam serangan itu, beliau juga istri dan beberapa anaknya tewas.

Anak perempuan Al-Sultan, Lubna, berkata rudal pesawat tempur F – 10 menargetkan kamar ayahnya.
“Persis di tempat dia berada, tepat mengarah kepadanya. Semua kamar di rumah itu utuh kecuali kamarnya yang terkena rudal”, kata Lubna kepada kantor berita Associated Press. (BBCIndonesia)

BANTUAN BERAKHIR TRAGEDI

Selalu dengan alasan yang sama. Pihak zionis berkata bahwa mereka tidak menyerang atau menembaki warga sipil, melainkan Hamas dan kumpulan “teroris” di Gaza. Jajaran petinggi zionis, seperti Benyamin Netanyahu (PM Israel) selalu nenyangkal tindakan krimnal yang selalu dilakukannya itu. Berlindung di balik kata “pertahanan diri”, para tentara IDF tak henti-hentinya menyerang dan menembaki warga Gaza.

Contoh yang paling nyata dan terbaru adalah saat para warga Gaza sedang mengantre untuk mengambil bahan makanan di Pusat Distribusi Makanan. Kurang lebih seminggu lalu, Mahmoud Qassem kehilangan putranya, Khader. Remaja berusia 19 tahun itu dilaporkan tewas saat sedang berusaha mencapai pusat distribusi makanan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), lembaga bantuan yang didukung Amerika Serikat, di wilayah Gaza tengah. (Deutsche Welle’s)

Kementerian Kesehatan di Gaza, yang berada di bawah kendali Hamas juga melaporkan bahwa lebih dari 500 orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan udara, tembakan, dan pengeboman oleh Israel. Menurut pejabat kesehatan, sebagian besar korban tewas saat tengah menunggu di lokasi distribusi bantuan atau di sekitar truk-truk pembawa makanan. (Deutsche Welle’s)

Mereka ditembaki meskipun tidak bersenjata dengan alasan lokasi pusat distribusi makanan berada dalam zona militer Israel. Dianggap melanggar peraturan, tentara IDF menembaki warga yang berusaha mengambil bantuan di tempat pusat distribusi makanan tersebut. Warga Gaza tetap melakukannya meski risikonya sebesar nyawa karena mereka butuh makanan untuk bertahan hidup. Untuk dirinya, anaknya, keluarganya.

Akibat dari itu, sekitar 130 organisasi kemanusiaan dan LSM internasional, termasuk Oxfam dan Save the Children, mendesak agar GHF dihentikan operasinya. Mereka menuduh yayasan yang berbasis di AS dan Israel itu memaksa ribuan warga kelaparan memasuki zona militer, di mana mereka menghadapi risiko tembakan saat berusaha mengakses bantuan. (Deutsche Welle’s)

SIKAP PARA PEMIMPIN NEGERI MUSLIM

Seperti tak ada harapan lagi, para pemimpin muslim masih memilih tutup mata dengan keadaan genosida di Gaza. Kekuatan mereka hanya mengecam tanpa bertindak apapun. Lebih parahnya, banyak di anatara mereka yang malah berteman akrab, menjalin kerja sama dengan para penjajah itu: Zionis Israel dan Amerika.

Sekat nasionalisme mengerdilkan pola pikir manusia. Tujuan ekonomi selalu menjadi penghalang dalam membara saudara seiman. Daripada membantu umat muslim yang kesusahan, para pemimpin muslim lebih memilih jalan aman dengan bekerja sama dengan para penjajah. Berkelah dengan alasan perdamaian dengan diplomasi membuat mereka tega menyakiti penduduk Palestina yang seiman. Padahal sudah jelas terlihat bahwa jalur diplomasi tak pernah berhasil bila itu dengan penjajah.

Tindakan-tindakan seperti itulah yang membuat penduduk di tiap negera di seluruh dunia melakukan aksi. Warga dunia sudah muak dengan kebohongan keadilan yang sering muncul dalam media. Mereka ingin aksi nyata. Genosida dihentikan, para kriminal penjajah ditangkap dan dihukum jera. Para pemimpin negeri harus berani ambil tindakan tegas pada penjahan dan berhenti omong kosong perkara keadilan dan perdamaian dunia.

KITA BISA MENGHENTIKAN DAN MENYELESAIKANNYA

Ketidak pahaman akan akar persoalan Palestina membuat banyak orang buta mata dan hatinya. Banyak orang, terkhusus muslim dan para pemimpin negeri mulsim lalai akan hubungan persaudaraan atas dasar iman. Upaya penyadaran harus terus digaungkan makin kuat dan makin keras.

Yang terjadi di Palestina bukan konflik seremeh perebutan tanah sengketa. Bukan hanya sekadar perebutan wilayah kekuasaan atau adu gengsi semata. Bukan juga sekadar rasa kemnusiaan yang muncul akibat genosida yang terjadi di Gaza, melainkan tentang amanah yang harus dijalankan dengan sepenuh hati. Ada keyakinan atas dasar akidah Islam yang harus ditumbuhkan dalam tiap manusia muslim.

Mengikuti aturan sistem ala Barat, takkan bisa memerdekan umat muslim di Palestina, di Syam. Aturan main yang memang dibuat untuk menjajah tentu takkan bisa menghasilkan kemerdekaan bagi siapapun. Masih banyaknya negeri miskin dan susahnya orang bertahan hidup adalah bukti bahwa sistem ekonomi yang sedang dipakai di seluruh penjuru dunia ini lebih membawa kesengsaraan daripada kesejahteraan. 

Umat Islam harus sadar bahwa para pemimpin negeri, khususnya penguasa negeri muslim, tidak menjalankan fungsinya sebagai _junnah_ (perisai) umat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Oleh karena itu, solusi pasti untuk pembebasan negeri atas penjajahan bukan hanya sekadar mengutuk, tetapi mengganti sistem rusak yang sudah jalan ini dengan sistem Islam _kaffah_ . Khilafahlah yang akan mengatur seluruh kekuatan dalam satu kepemimpinan yang benar-benar akan membela agama dan umat dari penjajahan, terkhusus saudara muslim di Palestina.

Jadi yang bisa dilakukan umat muslim sekarang adalah menyadarkan diri akan kebobrokan yang terjadi pada sistem kufur ini. Pahamkan akidah Islam secara utuh pada masing-masing individu agar mengerti bahwa yang terjadi di Palestina adalah amanah islam. Tanggung jawab yang harus diselesaikan umat, bukan indvidu.

Tugas lebih berat dibawa oleh para pengemban dakwah. Para pengemban dakwah harus terus menjaga keistiqamahan berjalan dalam dakwah sesuai thariqah Rasulullah Saw, Meningkatkan kemampuannya dalam membangun kesadaran umat dan menguatkan hubungan dengan Allah agar pertolongan Allah SWT segera datang.

Wallahu’alam Bi showab