-->

Nasionalisme dan Negara Bangsa Rintangan dalam Pembebasan Palestina


Oleh : Fatimah Abdul (Aktivis Muslimah)

Perkembangan politik dunia saat ini berkembang sangatlah pesat. Beberapa waktu yang lalu dunia heboh mengenai penangkapan kapal kemanusiaan Madleen yang ditumpangi oleh 12 relawan dari berbagai negara diantaranya Prancis, Belanda, Brazil, Spanyol, Turki, serta Jerman. Koalisi Freedom Flotilla namanya, sebuah aliansi internasional yang bergerak untuk kemanusiaan, mendedikasikan diri untuk menentang blokade maritim atas Gaza. Misi kemanusiaan yang berakhir pada penangkapan atas ke-12 relawan tersebut. Namun demikian, pesan yang disampaikan oleh mereka untuk dunia agar selalu bersuara dan membela palestina tetap menggema. Hingga kemudian memicu munculnya gerakan Global March to Gaza.

Global March to Gaza merupakan aksi konvoi yang melibatkan beribu-ribu orang dari berbagai negara. Mereka hadir bukanlah sebagai perwakilan diplomasi melainkan untuk menunjukan kepedulian moral dan kemanusiaan. Menunjukkan kemarahan yang sudah tidak bisa dibendung akibat kekejaman israel yang tidak henti-hentinya melakukan genosida terhadap penduduk Gaza. Israel sama sekali tidak menunjukkan itikad baik untuk menyudahi pembantaian tetapi bertindak makin berani dengan melanggar hukum-hukum internasional.

Keberanian mereka semakin menjadi-jadi tatkala tidak adanya negara yang mau meng-intavensi serangan israel terhadap Gaza. Apalagi negara-negara yang ada di sekitar Palestina pun diam seribu basa. Tak Ada keberanian atau mungkin keinginan untuk menolong sesama saudaranya di Palestina. Inilah buah dari penerapan sistem hidup kapitalisme yang telah menyekat kaum muslimin menjadi negara bangsa-bangsa. Musuh islam telah menanamkan dalam diri kaum muslimin cinta terhadap tanah air dan bangsanya sendiri bukan orang lain.

Gerakan Global march inipun juga tertahan di daerah perbatasan dan tidak dapat masuk ke gaza karena pemerintahan mesir tidak mengizinkan mereka untuk memasuki Gaza bahkan untuk memberikan 1 botol minuman saja pun tak sanggup. Ini membuktikan bahwa gerakan kemanusiaan apapun itu tidak akan dapat menolong dan memberikan solusi yang hakiki untuk palestina. Rintangan terbesar untuk menolong saudara kita di Palestina bukanlah tembok beton yang tinggi ataupun penjaga yang berbaris rapi melainkan nasionalisme dan konsep negara bangsa yang diciptakan oleh musuh-musuh Islam.

Paham nasionalisme adalah penyebab para pemimpin negeri-negeri umat Islam diam ketika Palestina mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Membiarkan genosida terjadi bahkan tidak hanya genosida terhadap rakyat palestina saja melainkan kepada etnis Uighur dan juga Rohingya. Ini Ii terjadi akibat ketundukan para penguasa zalim kepada bara yang telah memberikan kekuasaan kepada mereka sehingga mereka takut akan kehilangan kekuasaan itu.

Seharusnya umat Islam menyadari akan bahaya konsep negara bangsa dan paham nasionalisme yang melemahkan persatuan antar umat islam bahkan menghilangkan rasa itu dalam dada mereka. Tidak ada rasa persaudaraan diantara mereka padahal terdapat dalil yang memerintahkan umat islam untuk bersatu. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 10)

Selain itu, konsep negara bangsa juga digunakan oleh negara barat untuk meruntuhkan khilafah dan melanggengkan penjajahan atas negeri-negeri kaum muslimin. Oleh karena itu, umat islam harus menyadari solusi konflik yang terjadi di palestina haruslah bersifat politik. Meruntuhkan tembok-tembok yang menyekat bangsa-bangsa dan mewujudkan kepemimpinan politik Islam yang satu di dunia. Sebagai langkah awal umat bisa mulai mendukung bahkan bergabung dengan gerakan politik Islam ideologis yang berusaha berjuang untuk kembali menegakkan hukum-hukum Allah azza wa jalla. Berjuang atas kepemimpinan politik islam yang mengatur seluruh umat islam di dunia sehingga akan mampu untuk membebaskan umat islam dari cengkraman penjajah dan membebaskan rakyat Palestina. []