Muharram Momentum Hijrah Peradaban
Oleh : Ida Nurchayati
Umat Islam memasuki tahun 1447 H, tahun baru harapan baru. Umat tentu menginginkan perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Dimana tahun sebelumnya umat masih bergulat dengan permasalahan multidimensi dari bidang ekonomi, politik, pendidikan, keadilan, keamanan dan sebagainya. Akankah terwujud harapan baru? Jawabannya tentu tergantung model perubahan yang ingin dituju serta role model seperti apa yang jadi panutan.
Hijrah Peradaban
Penanggalan hijriyah ditetapkan semasa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab ra berdasarkan pada hijrahnya Rasulullah saw dari Mekkah ke Medinah. Hijrah yang bukan semata pindah tempat, tetapi pindah dari dar kuffar menuju dar Islam. Hijrah peradaban dari peradaban jahiliyah menuju peradaban Islam. Peradaban yang diatur dengan syariat Islam, Madinah menjadi bersinar dengan wahyu Ilahi.
Rasulullah saw hijrah ke Madinah dalam rangka mewujudkan sistem kehidupan dalam bimbingan wahyu, suatu kondisi yang bertolak belakang dengan keadaan di Mekkah. Rasulullah berhijrah untuk memimpin dan mengatur rakyat Madinah dengan Islam kaffah. Beliau sendiri yang memimpin Negara menerapkan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan. Madinah bahkan menjadi pusat penyebaran Islam menyebarkan rahmat bagi semua, baik muslim maupun non muslim hingga alam semesta.
Rahmat menurut para ulama adalah jalbul mashalih wadaf'ul mafashid yakni mewujudkan kemaslahatan-kemaslahatan dan menghilangkan kemungkaran- kemungkaran. Kondisi yang belum terwujud ketika Nabi saw masih berdakwah di Mekkah.
Rasulullah menegakkan peradaban Islam dan diteruskan para sahabat yang mulia serta para khalifah. Umat Islam menjadi pemimpin dunia menguasai hampir duapertiga dunia dalam satu kepemimpinan selama kurang lebih 13 abad.
Peradaban Islam dicirikan dengan menjalankan politik berbasis syariah Islam. Menerapkan sistem ekonomi yang bebas riba, sumber daya alam dikelola oleh negara untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Negara juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan manusia, lahir para ilmuwan sekaligus ulama. Penerapan Islam kaffah mampu mewujudkan keadilan yang universal. Keadilan yang tidak hanya dinikmati muslim saja bahkan non muslim. Peradaban yang menjaga kehormatan, darah dan harta semua rakyatnya. Kepemimpinan yang mampu mewujudkan ukhuwah islamiyah. Umat bersatu diikat dengan akidah yang sama, umat melebur bak satu tubuh tidak terpecah-belah dengan batas nation state. Batas imajiner warisan kafir penjajah hingga 3 Maret 1924 ketika Khilafah Utsmani runtuh.
Umat Kehilangan Perisai
Sejak Khilafah Utsmani runtuh nasib umat sungguh sangat mengenaskan. Umat kehilangan pelindungnya. Gelar umat terbaik hanya melekat pada ayat namun faktanya sungguh menyayat.
Umat Islam di Gaza masih berhadapan dengan genosida Israel laknatullah. Sejak 7 Oktober 2025, lebih dari 46 ribu nyawa melayang tanpa pembelaan (www.cnbcindonesia.com; 29/6/2025). Sementara penguasa-penguasa di negeri- negeri muslim melakukan pengkhianatan. Mereka diam berpangku tangan menyaksikan saudara seakidah dibantai. Sikap berbeda ditunjukkan ketika menyambut penguasa AS yang notabene penjajah. Kedatangannya disambut dengan meriah bahkan membawa 'oleh-oleh' yang fantastis Rp 17 kuadriliun dari UEA Arab Saudi dan Qatar
(www.bloombergtechnoz.com. 16/5/2025)).
Kondisi dalam negeri tak kalah memprihatinkan. Dekadensi moral kian mengkhawatirkan. Angka pergaulan bebas kian membuat cemas. BKKBN menyatakan 60 persen remaja usia 16-17 tahun permah melakukan hubungan seksual.
Menurut studi Center Intelligence Agency (CIA), Indonesia memiliki populasi LGBT terbesar kelima di dunia (pontianakinfo.disway.id. 19/1/2025). Angka aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta kasus per tahun. Kasus bunuh diri kian hari kian meningkat. Masyarakat yang terjerat pinjol semakin banyak terutama generasi muda gen z dan milenial (www.cnbcindonesia.com. 5/11/2024). Judi online tidak kalah memprihatinkan tercatat 4 juta orang terlibat judol (www.ppatkgo id. 26/7/2025). Sementara korupsi kian menggurita tidak hanya melibatkan pemerintah pusat bahkan pejabat daerah dan swasta. Tak kalah memprihatinkan utang luar negeri makin tak terkendali tercatat lebih dari Rp 7 ribu triliun lebih per April 2025.
Kerusakan yang meliputi hampir seluruh aspek kehidupan. Tentu bukan semata karena salah dalam memilih pemimpin. Namun kerusakan sistemik akibat penerapan sistem sekuler yang diterapkan hampir di seluruh dunia. Sistem yang mencampakkan peran agama dalam kehidupan. Lantas hendak kemana harapan dilabuhkan?
Khilafah Wajib dan Urgen
Islam bukan sekedar agama ruhiyah namun mabda yang dari akidahnya memancar segala aturan untuk mengatur kehidupan. Baik sistem pemerintahan, sistem pergaulan, sistem ekonomi, sistem pendidikan dan sebagainya.
Muharam momentum yang tepat untuk kembali pada Islam sebagai solusi berbagai problematika yang mendera bangsa dan umat Islam. Penerapan Islam secara kaffah oleh negara (khilafah) merupakan kewajiban bahkan para ulama menyebutnya sebagai tajul furudh yakni mahkota kewajiban. Dengan tegaknya khilafah maka akan tegak semua kewajiban dari Allah Swt.
Penerapan Islam kaffah dalam bingkai khilafah akan mengantarkan bangsa ini menjadi negara adidaya. Negara yang mampu melindungi segenap tumpah darah kaum muslim. Negara yang akan memimpin peradaban dunia, menebarkan rahmat serta menghilangkan kegelapan demi kegelapan akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme yang dikomando oleh AS.
Diatas itu semua penerapan Islam kaffah merupakan wujud keimanan dan kecintaan kita pada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan yang akan membuka segala pintu-pintu keberkahan baik dari langit maupun bumi. Kehidupan yang mengantarkan keadilan dan kesejahteraan di dunia dan keselamatan diakhirat.
Wallahu a'lam
Posting Komentar