Gaza Makin Menderita, Kesadaran Umat Harus Ditinggikan
Oleh : Henise
Serangan biadab Israel terhadap Gaza belum berakhir. Genosida terus berlangsung dengan cara-cara yang makin keji. Dunia menyaksikan, tetapi bungkam. Kemanusiaan tercabik-cabik, tetapi para pemimpin dunia justru berpaling, bahkan aktif mendukung rezim penjajah. Di tengah penderitaan rakyat Gaza, umat Islam harus segera sadar: solusi bukan sekadar kecaman, tetapi perubahan total menuju jalan jihad dan Khilafah.
Laporan terbaru memperlihatkan bagaimana anak-anak Gaza tewas saat sedang mengantre bantuan di klinik kesehatan. Mereka mencari obat untuk bertahan hidup, tetapi justru dihujani rudal oleh Zionis. Ini bukan sekadar perang, ini adalah pemusnahan sistematis, dan Gaza menjadi laboratorium hidup tempat senjata-senjata buatan Amerika dan sekutunya diuji coba pada tubuh-tubuh Muslim yang tak berdaya.
Tak hanya itu, jalur distribusi bantuan yang sudah ditetapkan oleh penjajah, justru dijadikan titik penyembelihan massal. Saat orang-orang berkumpul untuk sekadar memperoleh makanan atau air bersih, mereka justru dihantam peluru dan bom. Ini bukan kesalahan teknis. Ini adalah rencana sistematis untuk melumpuhkan generasi Muslim di Palestina.
Namun, dunia justru menyaksikan dengan dingin. Ketika seorang pelapor khusus PBB, Francesca Albanese, mengungkap keterlibatan Amazon, Google, dan Microsoft dalam mendukung genosida Gaza, ia justru dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat. Inilah potret nyata dunia hari ini: siapa pun yang membela Gaza, akan dihukum. Siapa pun yang membongkar kejahatan Zionis, akan dibungkam.
Ironisnya, sebagian besar pemimpin negeri-negeri Muslim tidak hanya bungkam, tetapi justru bersekutu secara mesra dengan entitas penjajah itu. Mereka menjalin kerja sama diplomatik, militer, hingga ekonomi. Mereka bukan lagi diam, mereka sudah aktif menjadi bagian dari pengkhianatan terhadap Gaza dan Islam.
Di sisi lain, muncul berbagai komentar dan kritik dari para pengamat dan lembaga HAM. Namun semua itu tak ubahnya kosmetik yang menutupi borok. Kritik tanpa solusi. Seruan tanpa arah. Mereka berbicara tentang hukum internasional dan resolusi PBB, seolah-olah dunia masih memiliki hati nurani yang bisa menegakkan keadilan. Padahal semua itu hanyalah ilusi.
Umat Islam tak boleh tertipu. Sudah terlalu lama penderitaan Palestina dijadikan tontonan tanpa tindakan. Sudah saatnya umat mengangkat narasi yang benar: bahwa solusi hakiki untuk membebaskan Palestina adalah jihad dan Khilafah. Tidak ada solusi lain.
Hanya Khilafah yang mampu mengerahkan kekuatan militer umat Islam untuk mengusir penjajah dari bumi Palestina. Hanya Khilafah yang akan menyatukan potensi kaum Muslimin dalam satu komando yang dipimpin oleh Khalifah. Dan hanya jihad fi sabilillah yang akan menakutkan Zionis dan menghancurkan proyek penjajahan mereka.
Karena itu, tugas kita hari ini adalah membangun kesadaran kolektif umat Islam. Mereka yang telah memahami akar persoalan wajib menyampaikan kepada yang belum sadar. Proses ini adalah bagian dari dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. di Makkah. Beliau membangun opini umum berbasis ideologis, hingga seluruh masyarakat menyadari bahwa perubahan sistem adalah keniscayaan.
Thariqah ini bukan jalur demokrasi. Bukan pula gerakan perlawanan rakyat (people power). Kedua jalur ini telah terbukti gagal dan justru memperpanjang usia sistem kufur. Demokrasi hanya melahirkan elite pengkhianat. People power hanya mengganti wajah rezim, bukan sistem.
Para pengemban dakwah hari ini harus waspada terhadap dua bahaya besar: bahaya kelas (yang membatasi dakwah pada isu ekonomi dan sosial) dan bahaya ideologis (yang menyusupkan ide moderasi, toleransi buta, dan kompromi). Keduanya bisa memalingkan umat dari jalan Rasulullah Saw.
Kemenangan umat tidak akan lahir dari kompromi. Ia akan lahir dari kesadaran dan perjuangan, dari sabar dalam dakwah dan teguh dalam thariqah. Thariqah inilah yang akan menghantarkan pada pertolongan Allah SWT. Dan hanya dengan thariqah ini, kita akan melihat kembalinya kekuatan Islam yang mampu membebaskan Palestina dan mengusir Yahudi dari tanah suci umat.
Saat Gaza berdarah, kita tak boleh diam. Kita harus memilih: menjadi bagian dari jalan perjuangan, atau menjadi bagian dari pengkhianatan.
Wallahu a'lam
Posting Komentar