-->

Anomali Kenaikan Harga Beras Disaat Panen Melimpah


Oleh : Heni Satika (Praktisi Pendidikan) 

Dilaporkan harga beras lebih dari 130 kabupaten/kota mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Mahakam Ulu, Kaltim mencapai 18.104/kg. Kenaikan harga beras merupakan anomali karena tahun ini panen Indonesia termasuk tertinggi. Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, panen tahun ini termasuk yang tertinggi selama 57 tahun terakhir. Kemudian apa yang menyebabkan harga beras dimasyarakat mengalami kenaikan.

Ada banyak spekulasi penyebab kenaikan ini diantaranya disebabkan adanya pihak yang melakukan pengoplosan beras SPHP yang dibongkar lalu dikemas ulang menjadi beras premium dan medium. Adanya penjualan beras yang tidak sesuai mutu sampai dijual diatas HET. Spekulasi berikutnya permainan harga oleh tengkulak. Dilansir dari Bisnis.com pada 17 Juni 2025 menurut pengamat pertanian Elisa Mardian dari CORE Indonesia seharusnya harga beras tidak naik di tengah melimpahnya stok beras di BULOG. Ia mengatakan penyebab kenaikan ini adanya middleman alias tengkulak besar yang menguasai rantai pasokan dan distribusi hampir seluruh komoditas pangan.

Mari kita amati alur distribusi beras dari petani hingga ke konsumen. Petani menjual padinya ke pemotong padi/tengkulak, lalu tengkulak ke penggilingan, lanjut dijual ke grosir besar dan terakhir ke pedagang eceran baru ke konsumen. Panjangnya rantai distribusi menyebabkan harga beras makin naik tetapi tidak bisa dinikmati oleh petani.

Lalu dimana peran BULOG?

BULOG sebagai BUMN milik pemerintah memiliki tugas Antara lain menstabilkan/mengendalikan harga beras, mengamankan stok beras dengan memiliki cadangan di gudangnya, menyalurkan beras untuk bantuan social. BULOG disatu sisi harus membeli/menyerap beras milik petani yang bermutu rendah sekalipun sehingga berakibat beras cadangan BULOG kualitasnya buruk. Disisi lain sebagai BUMN memiliki target keuntungan yang ditetapkan pemerintah. Maka BULOG harus bersaing dengan swasta untuk menjual beras ke masyarakat. Akhirnya pemerintah memperbaharui peraturannya sehingga BULOG bisa membeli beras dengan harga fleksibel. Disinilah dimulai bagaimana kesalahan dalam tata kelola beras, sehingga akan terjadi mafia beras dimana-mana.

Berbeda dengan khilafah nafas pengurusan ke masyarakat bukan pada keuntungan tetapi pada pengurusan dan pelayanan. Sehingga seluruh bagian pemerintah tidak ada yang mengambil keuntungan. Termasuk salah satunya baitul maal sebagai badan milik pemerintah yang mengurusi stok harta negara salah satunya adalah pangan. Maka distribusi pangan ke seluruh warga menjadi tanggungjawab pemerintah tanpa ada keuntungan sedikitpun. Sedangkan gaji pegawai Negara tidak didapatkan dari keuntungan pelayanan, tetapi dari sumber pendapatan lain. Disinilah kecurangan dan mafia beras akan bisa diatasi dari akarnya.