Refleksi Muharram, Mewujudkan Kebangkitan Umat yang Hakiki Menuju Kemenangan Palestina
Oleh : Ummu Ghazi
Peringatan 1 Muharram sebagai pembuka tahun baru Islam dalam kalender Hijriah menyimpan makna mendalam. Ia menjadi momen reflektif untuk melakukan muhasabah dan evaluasi diri secara menyeluruh. Umat Islam diajak kembali meneladani peristiwa monumental hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah—peristiwa yang menandai dimulainya kalender Hijriah sekaligus simbol keberanian, perubahan, dan keteguhan iman.
Momentum ini seharusnya melahirkan rasa syukur yang diwujudkan dengan meningkatkan ketakwaan, memperbanyak ibadah, serta mengukuhkan amal saleh. Muharram bukan sekadar pergantian tahun; ia adalah panggilan sejarah untuk membangkitkan semangat perjuangan, menata kembali arah hidup menuju peradaban Islam yang agung. Dalam konteks kekinian, Muharram menjadi titik tolak kebangkitan umat, jalan menuju izzah dan kemenangan atas kezaliman yang tengah mengoyak tubuh umat—terutama di tanah Palestina.
Selama hampir dua tahun, sejak Oktober 2023 hingga Juni 2025, Gaza terus dilanda genosida. Jumlah syuhada telah menembus 56.000 jiwa, sementara 132.200 lainnya mengalami luka-luka (Anadolu Ajansı, 22/6/2025). Ironisnya, tragedi kemanusiaan ini berlangsung di hadapan umat Islam dan para penguasanya—namun mereka justru larut dalam urusan duniawi masing-masing.
Padahal, Rasulullah ﷺ telah mengibaratkan umat ini sebagai satu tubuh. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, apabila satu anggota sakit, seluruh tubuh turut merasakan panas dan terjaga. Hari ini, solidaritas itu telah melemah, digantikan cinta dunia dan ketakutan kehilangan kenikmatannya. Firman Allah dalam QS At-Taubah ayat 24 menjadi teguran yang menggugah hati:
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
"Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (At-Taubah: 24)
1. Muharram: Bulan Hijrah, Bulan Perubahan
Hijrah bukan sekadar perpindahan fisik Nabi ﷺ dari Makkah ke Madinah. Ia adalah simbol perubahan fundamental: dari keterpurukan menuju kemuliaan, dari keterjajahan menuju kebebasan. Umat Islam hari ini harus membangkitkan ruh hijrah—meninggalkan egoisme dan perpecahan, menuju persatuan dan kepedulian lintas batas wilayah.
2. Kebangkitan Umat: Dari Kelalaian Menuju Kesadaran
Keterpurukan yang dialami umat bukanlah takdir ilahi, melainkan akibat kelalaian kolektif: menjauh dari syariat dan nilai Islam yang kaffah, dalam aspek politik, ekonomi, sosial, hingga budaya. Umat Islam lalai dalam menyatu, padahal kebangkitan hakiki hanya akan hadir saat umat kembali tunduk pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menerapkan aturan Allah secara menyeluruh dalam kehidupan.
3. Menuju Kemenangan Palestina
Di tengah penjajahan dan kekejaman yang belum berakhir, Palestina tetap berdiri dengan kehormatan. Sementara negeri-negeri Muslim di sekitarnya lebih memilih menjadi penonton, bahkan memberi ruang bagi penjajah. Padahal membela Palestina adalah amanah syar’i yang tak bisa ditawar. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 72:
"Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan."
Kemenangan Palestina bukan sekadar persoalan geopolitik, tetapi buah dari kesatuan umat, keteguhan doa, kesadaran kolektif, dan perjuangan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat Muslim. Allah juga telah menegaskan dalam QS Al-Isra ayat 4-5, bahwa pertolongan-Nya akan datang, dan itu sudah dekat.
Di bulan Muharram ini, mari kita bangkit bersama—menanggalkan egoisme, menumbuhkan ukhuwah, dan meneguhkan satu cita: membebaskan Palestina dan menegakkan kembali izzah umat. Jalan kebangkitan sejati hanya akan terwujud melalui perjuangan menegakkan syariat Allah di bawah naungan kepemimpinan Islam—khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah. Hanya dengan itu, umat ini memiliki junnah (perisai) untuk menghadapi segala bentuk kezaliman dan penjajahan.
Wallahu A’lam bis Shawab.
Posting Komentar