-->

Marak Hubungan Sedarah, Runtuhnya Sistem Keluarga Dalam Sistem Sekuler Kapitalisme


Oleh : Rini Mumtaz Sabrina

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta polisi mengusut grup Facebook dengan nama "fantasi sedarah". Sebab konten itu mengandung unsur eksploitasi seksual dan telah meresahkan masyarakat.

Sekretaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu menyatakan jika ada bukti pelanggaran, proses hukum harus ditegakkan demi memberi efek jera dan melindungi masyarakat. Apalagi grup itu rawan menimbulkan dampak buruk karena tergolong konten menyimpang.

KemenPPPA mengecam keberadaan grup Facebook yang menormalisasi tindakan incest yang membahayakan perempuan dan anak. KemenPPPA berkoordinasi dengan Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPA-PPO) Polri untuk dapat segera menindaklanjuti akun medsos Facebook tersebut. 

Sementara itu Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan terhadap Perempuan mendesak kepolisian untuk menindaklanjuti secara menyeluruh kasus grup Fantasi Sedarah yang viral di Facebook dan telah menimbulkan keresahan publik.

Ketua Subkomisi Pengembangan Sistem Pemulihan di Komnas Perempuan, Yuni Asriyanti mengatakan meskipun grupnya sudah dibubarkan, bukan berarti pelakunya tidak bisa dilacak. 

Yuni menegaskan proses hukum perlu ditegakkan agar komunitas serupa tidak kembali muncul di platform digital. Situasi ini sangat mengancam keamanan anak-anak, khususnya anak perempuan yang menurutnya merupakan kelompok paling rentan terhadap kekerasan seksual. Komnas Perempuan juga mengimbau pemerintah untuk turut menciptakan ruang yang aman bagi perempuan dan anak-anak, khususnya di lingkungan keluarga.

Yuni mengatakan keluarga justru sering kali menjadi tempat terjadinya pelecehan, terutama terhadap anak perempuan. Menurutnya, praktik-praktik seperti ini menjadi pemicu munculnya kelompok-kelompok menyimpang, seperti komunitas inses yang baru-baru ini terungkap.

Tindakan Pemerintah

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengambil tindakan tegas terhadap beberapa grup Facebook yang memposting konten pornografi yang bersifat incest, yang keberadaannya telah menimbulkan kemarahan publik.

“Kami telah menghubungi Meta dan platform yang mereka operasikan, yaitu Facebook,” kata Wakil Menteri Angga Raka Prabowo di sini pada Jumat.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, salah satu grup tersebut, Fantasi Sedarah, memiliki ribuan anggota yang membagikan fantasi dan pengalaman incest yang menyimpang. Kecaman pun langsung mengalir begitu keberadaan grup tersebut terungkap kepada publik.

Meta telah merespons keluhan pemerintah dan menghapus akses ke enam grup Facebook yang mempromosikan konten serupa, kata Prabowo dan mendorong operator media sosial lainnya untuk mengambil langkah terhadap grup-grup semacam itu.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemantauan Ruang Digital Kementerian, Alexander Sabar, mengatakan bahwa pemblokiran grup media sosial yang mempromosikan pornografi incest bertujuan untuk melindungi anak-anak dari konten digital yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan mental dan emosional mereka.

“Kami telah segera berkoordinasi dengan Meta untuk memblokir grup-grup yang menyebarkan pemikiran yang melanggar norma masyarakat,” katanya, menambahkan bahwa grup-grup semacam itu merupakan pelanggaran besar terhadap hak-hak anak.

Sabar menegaskan bahwa Kementerian akan memperkuat pemantauan media sosial dan keterlibatan lintas sektor untuk memastikan ruang digital yang aman dan sehat bagi semua.

Ia juga meminta masyarakat untuk membantu memantau ruang digital dan melaporkan konten atau aktivitas digital negatif melalui platform aduankonten.id.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya tengah menyelidiki sebuah grup di Facebook “Fantasi Sedarah” yang menjadi perbincangan hangat di jagat maya karena mengandung konten terkait hubungan sedarah atau inses.

Direktur Siber Polda Metro Jaya, Kombes Pol Roberto Pasaribu mengatakan grup di Facebook bernama “Fantasi Sedarah” dan kini telah dihapus oleh pihak Meta karena dianggap melanggar ketentuan platform.

Realita Yang Mengerikan

Keberadaan grup facebook fantasi sedarah merupakan realita yang mengerikan. Realita itu menggambarkan hilangnya fungsi keluarga hingga akhirnya jatuh pada taraf ter-rendah. Kehidupan keluarga yang seharusnya di lingkupi cinta kasih dan pendidikan, sebagai manifestasi Gharizah Nau’ (naluri berkasih sayang) berubah menjadi tempat pelampiasan nafsu birahi. Jika sedari keluarga saja sudah salah kaprah dalam penyaluran rasa kasih sayang, lantas dimana lagi rasa cinta kasih murni itu??

Realita menjijikan demikian, tidak lagi bisa di selesaikan hanya dengan sekedar sanksi hukum, sanksi social, edukasi, parenting dan sebagainya. Realita menjijikan itu muncul sebagai akibat dari cara pandang kehidupan saat ini yang memisahkan agama dari kehidupan asias Sekuler.
Sekulerisme melahirkan system kehidupan Kapitalisme, system kehidupan yang hanya mengedepankan kepuasan materi semata termasuk kepuasan jasadiyah (fisik).

Islam Dalam Memandang Permasalahan

Dalam kitab Nidzhomul Ijtima’I, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan bahwa “pandangan orang – orang barat penganut ideology kapitalisme dan orang – orang timur penganut ideology komunisme terhadap hubungan pria dan wanita, merupakan pandangan yang bersifat seksual semata, bukan pandangan dalam rangka melestarikan jenis manusia”.

Karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan fakta – fakta yang terindera dan pikiran – pikiran yang mengundang hasrat seksual dihadapan pria dan wanita dalam rangka membangkitkan naluri seksual, semata – mata untuk mencari kepuasan. Mereka menganggap tiadanya pemuasan naluri ini, akan mengakibatkan bahaya pada manusia, baik bahaya fisik, psikis maupun akalnya.

Karena itu dalam masyarakat kapitalisme banyak bermunculan konten – konten pembangkit syahwat baik dalam bentuk tulisan ataupun video. Aktivitas pemicu syahwat seperti ikhtilat (campur baur antara pria dan wanita) tanpa ada hajat seperti di rumah – rumah, tempat rekreasi, di jalan – jalan, di kolam – kolam renang , dan tempat – tempat lainnya , menjadi Lifestyle. Padahal semua aktivitas ini menjadi penyebab terbentuknya pemikiran dan fantasi kotor, serta merusak gharizah nau’.

Kondisi inilah yang menciptakan realita – realita menjijikan seperti grup fantasi sedarah di facebook. Keluarga yang seharusnya memberikan kasih sayang murni, menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu yang hina.

Syariat Islam Adalah Solusi

Allaah SWT sebagai pencipta manusia, memang telah memberikan gharizah nau’ kepada manusia agar mereka memiliki rasa cinta kasih. Tujuan penciptaan gharisah nau’ ini adalah agar manusia bisa melestarikan keturunannya. Allaah SWT berfirman :

“Diantara tanda – tanda kebesaran-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan – pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tentram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang.” (TQS. Ar – Rum : 21)

Rasa ini di butuhkan dalam sebuah hubungan, baik itu hubungan orang tuan dan anak, suami istri, saudara maupun kepada sesame, agar berjalan secara ma’ruf. Dalam sebuah hadits Rasulullaah SAW bersabda :

“Sesungguhnya orang – orang yang saling mencintai, kamar – kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar”, lalu ada yang bertanya “Siapa mereka itu?”, “Mereka itu adalah orang – orang yang mencintai karena Allaah ‘Azzawajalla”. (HR. Ahmad)

Seperti ini lah cara pandang yang benar mengenai konsep dan penyaluran gharizah nau’. Hal tersebut telah di jelaskan oleh syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Nidzhomul Ijtima’I, dengan konsep yang benar maka hubungan rasa kasih sayang kepada keluarga akan dibangun secara tepat, sesuai perintah Allaah SWT. Ayah dan Ibu sayang kepada anaknya karena anak merupakan amanah yang dititipkan oleh Allaah SWT kepada mereka untuk di didik agar menjadi orang yang Shalih dan Shalihah. Allaah SWT berfirman :

“Wahai orang – orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (TQS. At – Tahrim : 06)

Sementara anak, akan mencintai dan menyayangi orang tua dan saudara kandung karena keimanan. Allaah SWT berfirman :

“Dan sembahlah Allaah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib – kerabat”. (TQS. An – Nisa’ : 36)

Kehidupan keluarga dan masyarakat yang menjadikan Al – Qur’an sebagai standard beramal, akan menghasilkan hubungan yang berkah lagi baik. Tidak mungkin akan ada peristiwa incest karna itu termasuk dosa besar. Pihak keluarga dan masyarakat akan sama – sama memandang perbuatan itu sebagai perbuatan yang hina, tercela dan menjijikan.

Namun, pandangan ini hanya bersifat personal jika tidak di terapkan dan di jaga oleh negara. Karena itu, syariat memerintahkan negara sebagai institusi pelaksana dan panjaga (junnah). Negara Islam yakni Daulah Khilafah , akan memastikan system pergaulan (nidzhom al-ijtima’i) berjalan sesuai syariat, dari level masyarakat hingga individu.

Daulah Khilafah , juga memastikan tidak akan ada konten, mindset, atau aktivitas yang memicu pelampiasan syahwat dengan cara yang salah. Dengan begitu, pandangan incest tidak menyebar bahkan tidak muncul dan masyarakat hidup dalam kehidupan yang suci dan cinta kasih yang murni.

Wallahu’alambishawab