KELAPARAN DI GAZA, CARA BARU GENOSIDA
Oleh : Gempita Barus
Dua Juta Warga Gaza Bergantung Sepenuhnya pada Bantuan Kemanusiaan. Program Pang gaan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa setidaknya dua juta orang - yang sebagian besar mengungsi - saat ini hidup tanpa sumber pendapatan apa pun, dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama mereka.
Dalam serangkaian pernyataan yang dirilis selama beberapa jam terakhir, WFP membunyikan alarm atas meningkatnya bahaya bagi ratusan ribu penduduk Gaza. WFP menekankan bahwa situasi kritis ini diperparah penutupan perbatasan yang sedang berlangsung oleh Israel, yang mencegah pengiriman pasokan pangan penting ke Jalur Gaza. Gaza sangat membutuhkan aliran pangan yang tidak terputus dan terus-menerus untuk menghindari keruntuhan total ketahanan pangan.
Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel. Salah satu warga Gaza Majida Qanan mengatakan, anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut. Qanan menjelaskan, ini kali ketiga dirinya menyiapkan daging kura-kura untuk disantap keluarganya setelah tersingkir ke Khan Yunis akibat genosida yang dilakukan Israel.(cnbcindonesia 20/04/2025).
PBB bersama komunitas Internasional, telah lama mendukung solusi dua negara sebagai cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Solusi ini berarti pembentukan Negara Palestina berdaulat di samping Negara Israel, dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Namun banyak resolusi terkait konflik, termasuk resolusi yang menyerukan penarikan pasukan Israel dari wilayah yang diduduki dan pengakuan hak-hak dasar rakyat Palestina tidak diimplementasikan secara efektif.
Sejak Israel menyerang Palestina sudah lebih 100 resolusi PBB yang dikeluarkan,tapi belum bisa mendamaikan apalagi menyelesaikan permasalahan rakyat Palestina. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, bukan resolusi PBB yang bisa diharapkan karena setiap resolusi yang ditawarkan sudah terbukti tidak menghasilkan apa-apa buat Negara Palestina. Maka sebagai manusia yang menginginkan permasalahan dirinya terselesaikan, sebagai kaum Muslim yang meyakini Al Qur'an dan Al hadits itu petunjuk,maka sudah sepantasnya mengambil solusi setiap permasalahan yang dihadapi termasuk masalah Palestina dari Al Qur'an dan Al -hadits.
Semenjak Islam diruntuhkan oleh barat, nasib kaum Muslimin bagikan debu berterbangan. Dengan jumlah yang banyak, namun tidak memiliki kekuatan. Kondisi yang sama, seperti saat ini kita melihat kondisi Pelestina. Padahal secara kondisi geografis letak Palestina di kelilingi negeri-negeri Islam, dengan penduduk yang lebih besar, jauh berbeda dengan jumlah penduduk Zionis. Apabila negeri-negeri kaum Muslimin mengerahkan pasukannya, tentu saat ini Palestina sudah merdeka. Lantas apa yang menyebabkan mereka enggan berperang di jalan Allah?
Jawaban tak lain, karena saat ini kita tidak menerapkan Islam sebagai ideologi. Keadaan saat ini, sebaliknya, kita menerapkan sistem demokrasi sebagai turunan dari sistem Kapitalisme. Sistem yang melahirkan kecintaan terhadap Nasionalisme. Akibatnya, masalah Palestina seolah-olah bukan menjadi masalah umat Islam, karena berbeda wilayah. Padahal sesungguhnya sesama muslim bersaudara. Mereka bagaikan satu bangunan yang kokoh saling menguatkan.
Rasulullah mengibaratkan satu mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan anggota badan dalam satu tubuh. Beliau bersabda “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).
Rasulullah juga memberikan gambaran tentang eratnya hubungan saling mengasihi, dan menyayangi antara sesama orang beriman, adalah kecintaan dan kasih sayang terhadap diri pribadinya sendiri. Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah saw, dari Nabi saw bersabda, ‘Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sejarahnya, sepanjang umat Islam menerapkan syariat Islam, mengemban dakwah dan jihad kondisi kaum muslim sangat aman dan dilindungi oleh pemimpin. Karena pemimpin Islam mempunyai tanggung jawab melindungi rakyatnya, bukan hanya bagi muslim tapi juga penduduk non-Muslim. Karena hakikat pemimpin itu adalah amanah, yang akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah. Kita tentu masih ingat, sikap Rasulullah saw bersikap tegas melakukan pengusiran terhadap kaum yahudi. Di mana saat itu yahudi Bani Qainuqa telah melecehkan seorang muslimah yang sedang masuk ke pasar yahudi, padahal sebelumnya mereka sudah diikat perjanjian oleh Rasulullah saw untuk saling hidup berdampingan secara damai. Akibat pengkhianatan tersebut, yahudi Bani Qainuqa diusir. Telah sangat jelas sikap pemimpin Islam begitu tegas dan keras dalam melindungi umat Islam. Maka dari itu kewajiban yang mendasar saat ini, adalah harus ada upaya dakwah secara pemikiran mengajak umat, untuk menerapkan kembali syariat Islam dalam sebuah negara. Karena negara Islam mengemban jihad yang akan menggerahkan tentara ke Palestina. Dengan begitu Palestina akan merdeka. Pemimpin Islam wajib untuk berjihad memerangi orang-orang yang telah menjajah kaum Muslim.
Wallahu’ A'lam bishowab.
Posting Komentar