-->

Cahaya Islam di Tengah Kegelapan Krisis Palestina : Harapan dan Solusi


Oleh : Widiawati
Aktivis Dakwah

Program Pangan Dunia (WFP) yang didirikan oleh PBB telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di jalur Gaza. Saat ini mayoritas warga Palestina yang mengungsi, hidup tanpa pendapatan makan sehari-hari. WFP juga memperingatkan tentang bahaya yang meningkat bagi ratusan ribu penduduk Gaza.

Berdasarkan laporan dari The Peninsula pada Minggu (20/4/2025), WFP menyatakan keprihatinan besar atas berkurangnya stok makanan secara tajam, dan menyebut jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan. WFP menegaskan bahwa penutupan perbatasan oleh Israel memperburuk keadaan ini karena menghalangi masuknya pasokan makanan penting ke Gaza. WFP juga menyampaikan kekhawatiran akan akibat buruk jika situasi ini terus berlanjut, mengingat warga sipil Palestina di Gaza sudah mengalam kondisi kemanusiaan yang sangat buruk dengan kekurangan sumber daya penting untuk hidup. (Metrotvnews.com) 
Melihat kondisi yang semakin parah, tidak sedikitnya banyak negara bungkam karena beberapa faktor, yaitu banyak negara yang memiliki hubungan erat dengan israel, baik dari sisi ekonomi maupun politik. Mereka enggan mengecam atau mengambil tindakan tegas karena takut merusak hubungan tersebut. Selain itu, pengaruh Amerika Serikat sebagai sekutu Israel memiliki pengaruh yang besar di banyak Lembaga Internasional termasuk PBB. Dukungan kuat AS terhadap Israel membuat negara lain hati-hati dalam bersikap karena khawatir terhadap dampak diplomatik.

Ketidakmampuan negeri-negeri muslim meskipun mayoritas mengecam kekerasan terhadap palestina, namun banyak dari mereka berada dalam kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil atau memilliki konflik internal. Faktor selanjutnya adalah pemerintah di negeri-negeri muslim lebih fokus pada isu dalam negeri sehingga tidak menaruh perhatian yang lebih pada tragedi kemanusiaan di luar negeri, bahkan yang separah di Palestina.

Jika sistem Islam yang menangani situasi seperti di Palestina, pendekatannya akan sangat berbeda dari sistem Internasional sekular saat ini. Sistem Islam menekankan persatuan umat bukan hanya berdasarkan negara tetapi berdasarkan akidah. Maka, penderitaan yang dialami Palestina dianggap sebagai penderitaan seluruh umat Islam dan tidak akan ada sikap acuh dengan berdalih “Itu urusan mereka, bukan urusan kita”.

Dalam sejarah, negara yang menerapkan sistem pemerintahan Islam atau biasa disebut dengan istilah Khilafah tidak hanya mengecam secara diplomatik tetapi bertindak langsung, baik secara militer ataupun ekonomi untuk melindungi kaum muslimin yang di zalimi.

Adapun media dan pendidikan yang menguatkan kesadaran umat dalam sistem Islam akan membangun narasi yang jujur dan adil, serta mendidik masyarakat agar mempunyai kesadaran politik dan empati terhadap penderitaan umat di mana pun. Dan dalam permasalahan ini, berperan untuk menyadarkan masyarakat bahwa solusi Palestina bukan hanya genjatan senjata tetapi pembebasan secara menyeluruh dari penjajahan.

Sistem Islam juga bisa melakukan gerakan sosial media yang terorganisir, seperti membentuk tim untuk membuat konten dakwah digital yang konsisten menyuarakan Palestina dengan narasi Islam, serta meluncurkan hastag terarah dan berkelanjutan, bukan hanya viral sesaat.

Di samping itu, pendidikan Islam tidak hanya bersifat ritual, tetapi politik, kritis, dan empatik yang akan menghasilkan generasi yang sadar dan siap berjuang demi umat, bukan sekadar sibuk dengan urusan pribadi.
Semuanya akan sinergis jika dilakukan bersama-sama, bukan hanya mengandalkan elite atau tokoh tertentu saja. Karena Ini bukan soal seberapa besar peran kita, tetapi seberapa konsisten dan terarah perjuangannya.

Sebagai bagian dari satu tubuh umat Islam, penderitaan saudara saudara kita di Palestina adalah tanggung jawab moral dan spiritual bagi kita semua. Menjaga kesadaran dan terus mengikuti perkembangan situasi di Palestina bukan hanya bentuk solidaritas tetapi juga bagian dari amal ma’ruf nahi munkar yang di perintahkan dalam Islam. Kita harus menyadari bahwa solusi hakiki tidak datang dari diplomasi sekular yang pincang, melainkan dari penerapan sistem Islam secara menyeluruh.

Dalam sejarahnya, hanya Khilafah yang mampu melindungi tanah dan kehormatan kaum muslimin serta menanggapi agresi dengan kekuatan dan keadilan. Maka, kesadaran dan kepedulian kita hari ini harus menjadi langkah awal menuju perubahan besar yaitu menegakkan kembali sistem Islam yang akan membebaskan Palestina.

Wallahu a'lam bish shawab