-->

Anak SD di Depok Tawuran Saat Liburan, Cermin Gagalnya Sistem Kapitalis Lindungi Generasi


Oleh : Huda Reema Naayla, Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok 

Tawuran di kalangan pelajar bagaikan momok mengerikan bagi negeri ini. Bagaimana tidak, di saat anak-anak seusia remaja seharusnya belajar, eksplorasi hal baru guna menunjang kelimuan justru diluangkan waktunya untuk hal yang tidak berfaedah yang berujung pada kematian. Kebiasaan ini hadir untuk menunjukkan jati diri bagi anak anak di usia golden age ini. Bahkan tidak sedikit yang bangga apabila bisa mengikuti kebiasaan ini bersama teman-teman seusianya.

Mengutip news.detik.com, (12/5/2025), fakta memprihatinkan bocah-bocah sekolah dasar (SD) di Depok, Jawa Barat, malah tawuran saat libur panjang. Para orang tua siswa SD itu pun dipanggil polisi. Minggu (11/5/2025), video yang memperlihatkan aksi tawuran anak SD di Cilangkap, Tapos, Depok, pun viral di media sosial. Polisi menyelidiki kasus tersebut. Dalam video itu, perekam terlihat mengikuti siswa SD yang masih mengenakan seragam sekolah. Mereka berlarian di tengah perumahan.

Miris! Kebiasaan ini merupakan cermin kegagalan sistem kapitalisme dalam mendidik serta melindungi generasi muda sedari dini ini. Kerusakan yang menjalar hingga sekolah dasar ini bukan kerusakan yang bisa dianggap spele. Bahkan alternatif lain yang disediakan seperti memasukan anak dalam barak atau kemah militer tentu hanya memberikan efek jera temporal. 

Faktor penyebab yang membuat anak-anak berperilaku seperti ini salah satunya pengaruh dari medsos yang memang konten-kontennya tidak harus ditonton oleh anak-anak, seperti aksi tawuran. Tak hanya itu, adanya disfungsi keluarga. Keluarga, dalam hal ini orang tua tidak menanamkan ilmu agama sedari diri, ditambah serta masyarakat yang tidak peduli akan nasib generasi penerus juga turut berkontribusi terhadap maraknya tawuran. 

Oleh karena itu, tentunya harus ada penerapan sistem pendidikan, keluarga, dan negara yang berlandaskan aqidah Islam, yang mampu membentuk syakhshiyah Islamiyah dan mencegah perilaku destruktif. Tentu sistem pendidikan yang berlandaskan pada akidah Islam hanya ada di dalam negara yang menerapkan Islam dalam semua aspek kehidupan. Bukan negara dengan asas manfaat belaka.[]