PELAYANAN LISTRIK MERATA, TANGGUNG JAWAB SEBUAH NEGARA
Oleh : Dewi Ummu Azka
Di tengah zaman yang semakin canggih saat ini listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting. Tidak sedikit berbagai aktivitas menggunakan tenaga listrik dari mulai industri, pendidikan, Pemerintahan bahkan roda perekonomian hampir seluruhnya membutuhkan tenaga listrik sebagai faktor penentunya. Bisa dikatakan sebuah Desa, Kota atau Negara menjadi tertinggal ketika bermasalah dengan ketiadaan listrik.
Di Indonesia disebutkan 3000 Desa belum teraliri listrik. Yandri Susanto Menteri desa PDT menyebutkan sekarang yang paling banyak di Papua, Nusa tenggara Timur juga beberapa desa di provinsi Banten. Beliau menyebutkan pembangunan di desa akan mengambil langkah
berkolaborasi antara Pemerintah bersama perusahaan atau para donatur, termasuk pihak swasta.(antaranews.com 14/10/2024).
Khusus di Sumatera Utara program listrik desa tahun 2023 adalah dengan dibangunnya PLN di 98 titik desa dan kampung. Dari sejumlah itu ada 52 titik di Kepulauan Nias, 34 desa lagi di luar pulau-pulau Batu Nias Selatan masuk dalam program listrik desa tahun 2024. Namun program ini terkendala karena dananya yang bersumber dari penyertaan modal Negara atau PMN belum bisa dicairkan anggarannya dari APBN. Padahal sudah disetujui oleh komisi VI DPR RI untuk pengaliran listrik ke ribuan Desa. Hal ini diungkapkan oleh wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung (cnbcindonesia.com 14 /10/2024).
Namun yang mengherankan, Berita tersebut berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan Direktorat Jenderal Kementerian energi dan sumber daya mineral ESDM Jisman P Hutajulu. Sebelumnya, Jisman pernah membeberkan bahwa hingga awal tahun 2024 lalu wilayah Jawa-Bali masih mengalami kelebihan pasokan listrik hingga 4 Giga Watt (GW). Beberapa pembangkit di dua hingga tahun ke depan diupayakan agak mundur jadwal operasi (COD) supaya ketersediaan listrik tidak semakin bertumpuk dan PLN tidak lebih suffer," jelasnya pada Konferensi Pers Kinerja Ditjen Gatrik Kementerian ESDM, Kamis, 18/10/2024.(cnbcindonesia.com 14/10/2024).
Yang menjadi pertanyaan sekarang, Bagaimana bisa di Indonesia masih ada 3000 desa yang belum terjamah listrik sementara pasokan listrik di Indonesia semakin bertumpuk seperti yang disampaikan Direktorat jenderal Ketenagalistrikan Kementerian energi dan sumber daya mineral? Kenapa bisa terjadi perbedaan data diantara para pemegang tanggung jawab? Apakah pasokan listrik di Indonesia surplus atau minus sehingga harus Impor seperti yang dirilis Kementerian ESDM 7 Juni 2024 yang lalu?
Listrik merupakan kebutuhan penting yang seharusnya dipenuhi oleh negara. Namun hal ini tidak terwujud karena liberalisasi tata kelola listrik pada sumber energi primer dan layanan listrik, yang berorientasi mendapatkan keuntungan. Akibatnya penyediaan listrik di pedesaan tidak terlalu diperhatikan karena mahalnya biaya. Penyediaan hajat hidup ini dilakukan oleh korporasi sehingga harga listrik niscaya mahal. Negara lepas tangan menjamin pemenuhan kebutuhan dharuri rakyatnya. Bahkan Negara justru memalak rakyat melalui tata kelola listrik yang kapitalistik ini.
Dalam Islam, listrik adalah milik umum, harus dikelola Negara dan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk listrik gratis atau murah (mudah dijangkau). Bukan menjadi milik penguasa yang boleh di privatisasi atau di swastanisasi kan.
Islam melarang penyerahkan pengelolaannya kepada swasta. Negaralah yang bertanggung jawab memastikan setiap individu rakyat terpenuhi kebutuhan listriknya. Rasulullah SAW bersabda" Kaum muslim berserikat atas tiga hal: Padang rumput, air dan api, dan harganya adalah haram" (HR. Ibnu Majah).
Makna api yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah apa saja yang berkaitan dengan energi termasuk : gas, minyak bumi, batu bara, listrik dan yang semisalnya. Sehingga masyarakat akan mendapatkan sarana listrik dengan harga listrik murah bahkan gratis, layanan merata sampai ke pelosok. Dalam mengelola layanan listrik ini, Negara menyediakan sarana prasarana terbaik sehingga memudahkan rakyat dalam mengaksesnya.
Wallahualam bissawab
Posting Komentar