Maraknya Pornografi Anak, Islam Punya Solusi Jitu
Oleh : Anastasia, S.Pd.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri membongkar dua kasus eksploitasi anak, dan penyebaran konten pornografi melalui aplikasi telegram.
Pada tanggal 3 Oktober 2024 tersangka dilakukan penangkapan di Jetis, Kecamatan Grogol Kota, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dimana tersangka adalah selaku penjual konten video pornografi yang berisikan adegan asusila anak di bawah umur melalui media sosial telegram," kata Wakil Dirtipidsiber Kombes Pol. Dani Kustoni di Mabes Polri Jakarta Selatan. (detik.com,13/11/2024).
Tentu, fakta diatas merupakan fenomena gunung es, sejatinya menutupi kasus-kasus yang masih belum terungkap. Upaya pemerintah dalam memberantas pornografi sejauh ini sudah dilakukan. Kemenkominfo sudah bekerja keras dengan Polri, BSSN, Kementerian PPPA dalam penanganan konten pornografi. Dalam lima tahun terakhir ada sekitar 2,7 juta konten negatif yang sudah di-take down dan diblokir.
Fakta Mengerikan
Jeratan pornografi memang sudah tidak bisa dihindari oleh generasi sekarang. Mirisnya, saat ini anak-anak telah menjadi sasaran pornografi, bahkan menjadi pelakunya. Industri pornografi tidak bisa dilepaskan dari orang-orang yang mencari untung, karena harus diakui pornografi mempunyai pasar yang mempertemukan konsumen dengan produsen.
Wajar apabila bisnis ini, dijualbelikan, dan disebarkan. Tentu, dengan maraknya visualisasi berbau pornografi telah menyebabkan kasus-kasus pelecehan seksual semakin meningkat. Tidak sedikit pelaku pelecehan tersebut, adalah keluarga atau orang terdekat. Keluarga seharusnya, berfungsi sebagai pelindung, tapi saat ini justru pelaku kekerasan seksual datang dari ayah, paman, kakak, bahkan kakeknya sendiri. Sungguh, fakta ini begitu mengerikan.
Berbagai alasan mengapa kasus pelecehan seksual ini kerap terjadi. Mulai dari seringnya mengakses konten pornografi, minuman keras, pergaulan bebas, dan hingga tuntutan ekonomi.
Tentu, kita pun tidak mampu menghindari kemajuan teknologi, yang melahirkan kemudahan informasi melalui gawai. Hal ini menyebabkan, kemudahan dalam mengakses situs-situs pornografi, sehingga industri ini semakin berkembang pesat.
Jebakan teknologi dan pornografi, tidak pandang bulu menjerat siapa pun, termasuk anak-anak. Tidak sedikit, anak-anak menjadi korban pelecehan seksual, bahkan juga anak-anak yang telah terpapar konten pornografi, mereka menjadi pelaku kekerasan seksual. Tidak cukup sama di sana, perilaku kekerasan seksual juga diunggah dan diperjuabelikan, semata-mata untuk mendapatkan cuan. Sungguh sangat miris.
Langkah pemerintah untuk memberantas permasalahan pornografi masih setengah hati. Terbukti hingga detik ini, pemerintah sekedar menutup situs pornografi, memberikan seks edukasi dan pendampingan psikologi bagi korban atau pelaku. Tentu hal demikian, tidak menyentuh akar permasalahan. Fakta di masyarakat, konten pornografi begitu mudah untuk diakses dan menjerat siapa pun, termasuk anak-anak.
Kebebasan Sekularisme
Permasalahan pornografi tidak bisa dipisahkan dengan sistem kehidupan, yang menjadi standar untuk melakukan perbuatan. Sistem sekularisme, telah memberi pandangan hidup menjauhkan manusia dari aturan tuhan. Kebebasan dalam berperilaku, merupakan sesuatu yang sangat diagungkan dan dilindungi oleh negara.
Tanpa sadar, kebebasan yang tidak ada batasnya telah menjerumuskan manusia ke dalam jurang kemaksiatan dan kehancuran. Akibat sistem ini, media diberikan keleluasaan, dibiarkan eksis menjamur di masyarakat. Kita paham betul, sekularisme hanya memandang untung dan rugi, apalagi industri pornografi, menghasilkan keuntungan, maka mereka akan hidup. Tanpa memperdulikan kehancuran yang ditimbulkannya darinya, yaitu rusaknya generasi dan bangsa. Potret kerusakan generasi, adalah hasil dari sistem pendidikan sekularisme. Sistem ini, telah mengabaikan pembentukan ketakwaan individu. Bagaimana mungkin akan lahir generasi yang mulia, apabila sistem pendidikannya sudah menjauhkan manusia dari aturan tuhannya, terlebih negara abai membiarkan berbagai tontonan berbalut hiburan, yang sebenarnya mereka secara sengaja ikut mengkampanyekan
pornografi. Secara tidak sadar pornografi telah dipasarkan secara terbuka, karena masuk melalui film, musik, atau gaya hidup yang bebas. Sungguh, bangsa ini dijurang kehancuran.
Islam Solusi Jitu
Lahirnya generasi yang rusak, karena diterapkannya sistem yang tidak sesuai fitrah manusia. Berbeda dengan Islam, yang mempunyai cara efektif untuk memberantasnya. Yaitu Islam menjaga akal, dari pandangan yang haram. Islam, mengharuskan perempuan dan laki-laki menutup aurat, tidak boleh bercampur baur, selama dalam urusan yang diperbolehkan oleh syariat Islam, menjaga pandangan dan interaksi sosial. Seperti dalam firman Allah Swt, yang artinya:
"Sungguh zina itu tindakan keji dan jalan yang buruk.” (QS Al Isra: 32).
Sistem Islam, akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan menguatkan keimanan. Pendidikan Islam, akan membentuk pola fikir dan kepribadian sesuai dengan syariat Islam, dengan demikian generasi yang lahir adalah generasi mulia yang mampu memberikan kebaikan.
Negara, sebagai pelindung utama akan memiliki keamanan digital, yang akan memberikan sensor ketat dari pemikiran atau pun konten yang mampu merusak generasi. Wallahu' alam
Posting Komentar