-->

Childfree Meningkat, Butuh Solusi Tepat

Oleh : Anindya Vierdiana

Fenomena Childfree atau keputusan untuk tidak memiliki anak meningkat di Indonesia.
Para perempuan atau pasangan yang memilih untuk Childfree, satu-persatu mulai berani membagikan kisah dan alasan memilih untuk tidak memiliki anak. Tidak siap secara mental, takut menelantarkan anak, ekonomi sampai dengan adanya masalah trust issue menjadi landasan dalam memilih childfree. Istilah Childfree sendiri awalnya mulai nyaring terdengar di kalayak umum usai seorang influencer muda membahas dan mengaku memutuskan untuk tidak memiliki anak. 

Berdasarkan data dari Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 8 persen perempuan di Indonesia memilih untuk menjalani hidup tanpa anak.
Angka ini dihasilkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022 yang mengestimasi prevalensi perempuan berumur 15-49 tahun, yang sudah menikah tetapi belum memiliki anak dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Dari hasil survei tersebut, ditemukan bahwa sekitar 71 ribu perempuan dalam kelompok ini tidak menginginkan anak. Selama empat tahun terakhir, prevalensi perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak ini cenderung meningkat, dan diprediksi akan terus naik pada tahun-tahun mendatang. (Liputan6.com)

Para penggagas Childfree sudah mulai terbuka dan bahkan seolah di Kampanyekan. Hal ini menyebabkan para perempuan dan pasangan dengan berbagai persoalan rumah tangga dapat dengan mudah terasuki oleh paham ini, sehingga banyak dari mereka akhirnya memilih untuk tidak memiliki keturunan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Lagi-lagi semua akibat dari kesalahan berpikir. Kesalahan berpikir yang di akibatkan oleh paham sekularisme dan liberalisme yang menjangkiti kehidupan modern hari ini. 
Aturan agama tak menjadi pemegang kendali atas segala aspek kehidupan manusia kecuali hanya pada ranah individu saja dan itupun di pilah-pilah dengan hanya mengambil sisi pribadi. Di tambah lagi dengan kebebasan berperilaku sebagai buah dari hak asasi manusia. Sementara dakwah dan amar makruf nahi mungkar yang notabene wajib dalam Islam di citrakan buruk oleh perspektif barat.
Alhasil kehidupan semakin jauhnya dari islam. Akibatnya pergaulan bebas semakin masif, banyak terjadi praktek aborsi dan menganggap remeh pernikahan serta makin banyaknya pasangan hidup serumah tanpa ikatan pernikahan.

Allah SWT Berfirman:
"Menikahlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan.
Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi maha mengetahui." 
(TQS An-Nur : 32)

Anak merupakan anugerah dan amanah. Kelahiran anak merupakan hak Allah sebagai pemilik makhluk dan seluruh kehidupan.
Sebagaimana firman Allah SWT :
"Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki.
(TQS Asy-Syura :49)

Childfree sebenarnya merupakan efek dari penerapan sistem sekularisme dan liberalisme. Maka yang perlu di benahi adalah sistemnya. Adakah sistem buatan manusia yang hari ini mampu menuntaskan seluruh problem kehidupan dan mengatur kehidupan dengan benar yang sesuai Allah SWT Perintahkan? 
Sistem sekularisme dan liberalisme yang di tawarkan sebenarnya justru menjadi biang keladi dari berbagai kerusakan moral dan kesalahan berpikir. Dengan demikian solusinya hanyalah kembali kepada aturan yang di buat oleh Allah SWT, yaitu aturan islam.

Dalam pandangan Islam esensi dari tujuan pernikahan adalah untuk melestarikan jenis dan mendapatkan keberkahan, melalui keturunan yang Sholih, amal Sholih dan ilmu yang bermanfaat. Maka di perlukan dukungan sistem dari negara yang berperan sebagai pengurus umat.

Dengan begitu seluruh persoalan termasuk polemik Childfree dapat di tangani. Takkan ada lagi orang-orang yang memilih childfree sebagai solusi, sebab faktor penyebabnya dapat di atasi dengan aturan Islam yang menyelesaikan segala persoalan sampai ke akar-akarnya.