-->

Pinjol Makin Untung, Mahasiswa Makin Buntung

Oleh: Nanik Farida Priatmaja, S.Pd

Tidak hanya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada atau UGM turut bermitra dengan perusahaan perusahaan pinjaman online (pinjol) Danacita untuk menyediakan opsi pembayaran uang kuliah tunggal secara kredit kepada mahasiswanya. Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu menyatakan UGM menempatkan pinjol sebagai pilihan terakhir bagi mahasiswa (28/01).

Pinjaman online kini tak hanya mengintai masyarakat saja namun juga di kalangan mahasiswa. Mahalnya biaya pendidikan tinggi menjadi ladang cuan para kapital yang memanfaatkan para mahasiswa membayar uang kuliah tunggal (UKT). Di tengah buruknya kondisi ekonomi negeri, pastinya tak semua mahasiswa mampu membayar UKT secara tunai. Mahasiswa yang tidak mampu membayar uang kuliah tunggal dapat mengajukan pinjaman dengan bunga rendah. Nominalnya tidak main-main, mencapai Rp15 juta.

Tingginya UKT menjadi sasaran empuk lembaga-lembaga keuangan semacam pinjaman online (pinjol) dan sejenisnya. Padahal sebagian mahasiswa tak berpenghasilan, orangtua merekalah yang membiayai kuliah. Platform pinjol berlomba-lomba menawarkan pinjaman dengan berbagai keunggulan. Ada yang menawarkan bunga ringan hingga cicilan ringan. Pastinya lembaga keuangan bertujuan bisnis dengan harapan keuntungan sebesar-besarnya. 

Di zaman now perguruan tinggi berbadan hukum diharuskan mampu mengelola keuangan karena tak bisa memberikan keleluasaan pembayaran bagi seluruh mahasiswa. Wajar saja biaya operasional dan kebutuhan pendidikan ditanggung oleh kampus. Meskipun terdapat mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ataupun keringanan pembayaran UKT, hal itu hanya dinikmati mahasiswa tertentu saja. 

Kondisi perguruan tinggi memang tak memungkinkan membantu semua mahasiswa atau memberikan keringanan pembayaran UKT. Pasalnya perguruan tinggi bukan lembaga sosial sehingga mencari cara yang dinilai bisa meringankan mahasiswa agar pembayaran UKT tepat waktu.

Kebijakan kampus yang berkolaborasi dengan pinjol sebenarnya malah memberatkan mahasiswa. Meski nampaknya memudahkan dengan membayar cicilan murah per bulan, namun pinjaman yang berbunga jelas semakin memperberat. Mau tak mau uang kiriman per bulan harus dipangkas sebagian untuk membayar cicilan pinjol yang berbunga. Jelas lembaga keuangan makin untung, mahasiswa makin buntung.

Tingginya biaya kuliah hingga menyebabkan mahasiswa terpaksa menggunakan pinjaman Online,  hal ini menunjukkan bahwa  mendapatkan pendidikan yang layak sangatlah sulit. Hanya orang-orang tertentu (kaya) dan juga mahasiswa yang mendapatkan beasiswa saja yang bisa kuliah di perguruan tinggi ternama. Padahal pendidikan adalah hak segala bangsa.