-->

Krisis Kemiskinan Ekstrim, Bagaimana Masa Depan Generasi?

Oleh: Lestia Ningsih S.Pd

Masih menjadi PR besar bagi dunia global maupun lokal terkhususnya Indonesia untuk memecahkan masalah kemiskinan. Kemiskinan ekstrim merata di seluruh dunia dan hal inilah yang menjadi salah satu biang kerok munculnya masalah yang cukup serius pada tatanan masyarakat. Salah satunya yaitu menjadi beban besar tulang punggung keluarga, ahli fungsi peran ibu yang ikut cari nafkah bahkan sampai merusak masa depan generasi muda nantinya.

Sebagaimana fakta yang terjadi, jumlah anak di seluruh dunia yang tak memiliki akses perlindungan sosial apa pun mencapai setidaknya 1,4 miliar. Ini merupakan anak di bawah usia 16 tahun berdasarkan data dari lembaga PBB dan badan amal Inggris Save the Children.

Tak adanya akses perlinsos ini membuat anak-anak lebih rentan penyakit, gizi buruk dan terpapar kemiskinan. Darta tersebut dikumpulkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Save the Children.

Di negara-negara berpendapatan rendah, hanya satu dari 10 anak, bahkan kurang, yang mempunyai akses terhadap tunjangan anak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan cakupan yang dinikmati oleh anak-anak di negara-negara berpendapatan tinggi. (Kumparan bisnis.Com, 15/2/2024)

Kemiskinan ekstrim yang menjadi masalah global ini menandakan adanya masalah sistemik artinya sistem aturan yang menjadi kontrol negara dan dunia saat ini yang menjadi penyebab musibah ini yaitu kapitalisme. Tentu penerapan kapitalisme-lah yang menjadi biang kerok kemiskinan ekstrim global. Akibatnya anak akan mengalami banyak problem kehidupan yang akan berpengaruh pada Nasib dunia pada masa yang akan datang.

Di satu sisi, perlindungan sosial negara pada hari ini seperti telah mati akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Negara memikirkan untung dan rugi, maslahat dan mudharat bagi diri sendiri ataupun kelompoknya. Wajar jika tidak memikirkan tugasnya sebagai peri'ayah umat yang tak akan membuat generasi Sejahtera.

Sistem rusak ini melalui mekanismenya yang berjalan berdasarkan kebebasan dalam kegiatan ekonomi sehingga para pengusaha memiliki jalan melalui modal untuk menguasai sumberdaya alam. Akibatnya dari kekuasaan para elit kapital inilah menjadikan di mana negara sebagai regulator yang melayani segelintir rakyat yang memiliki modal kekayaan besar bukan seluruh rakyat seluruhnya secara umum.

Perusahaan jelas akan mengambil untung, sementara rakyat akan hidup miskin. Kondisi ini menjadi ancaman terhadap keselamatan generasi, dan masa depan bangsa. Tentu sangat menyedihkan ketika masa depan harus hancur ditangan sistem kapitalisme yang menjadikan generasi saat ini jauh dari Perlinsos dan aspek lainnya. 

Dibutuhkan perubahan dan solusi revolusioner untuk menyelesaikan masalah sistemik saat ini. Islam merupakan agama sekaligus sistem kehidupan yang mampu memecahkan seluruh problematika umat saat ini.

Melihat kasus global kemiskinan ekstrim ini maka Islam memandang penyelesaian yang berstandar kepada hukum syariah Islam bahwa kepemilikan dan pengelolaan pada sebuah negara maka dibagi tiga, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, kepemilikan negara. Poin satu kepemilikannya diserahkan secara total kepada individu yang harus mengelolanya berdasarkan hukum syariat. Namun poin kedua dan ketiga dikelola negara secara penuh dan totalitas yang kebermanfaatananya dikembalikan kepada kepentingan umat saja. Maka atas pilar tersebut tidak memberikan celah kepada asing atau elit kapital untuk menguasai kepemilikan rakyat/umum.

Ditambah memiliki mekanisme untuk mengatur perputaran harta agar tidak tertimbun pada beberapa orang saja. Maka dari ini Islam unggul dengan sistem ekonominya yang mandiri tanpa pengaruh asing.

Jika ekonomi negara stabil dan mandiri ditambah perlimpah pula maka perlindungan generasi menjadi prioritas negara melalui berbagai kebijakan negara yaitu memberikan pendidikan dengan kualitas dan mutu terbaik secara gratis bagi seluruh generasi muda. Sebagaimana islam memandang bahwa generasi muda adalah potensi terbaik untuk membawa perubahan. Gemilang dimasa depan. Wallahu a'lam bishowab