-->

Marak PHK, Negara Abai terhadap Nasib Pekerja

PHK marak di mana-mana karena buruknya situasi ekonomi dunia termasuk di Indonesia, ini terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalis yang egois, memihak pihak kapital  namun abai dengan nasib pekerja sehingga mengakibatkan PHK. Inilah salah satu kebijakan yang akan dilakukan perusahaan pemasok otomotif Bosch yang hendak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 1.200 karyawan di divisi pengembangan perangkat lunak pada akhir 2026 nanti. Dilansir Cnbcindonesia.com (19/01/2024)

Isu PHK dua tahun ke depan ini telah membuat Iklim usaha tidak kondusif, sementara jaminan negara tidak ada. Kalaulah ada bantuan sosial dalam berbagai bentuk, nyatanya hanya sedikit rakyat yang mendapatkan jatahnya, itupun dalam jumlah yang tidak memadai. Sehingga rakyat mau tidak mau melihat bantuan hanya sebagai alat legitimasi kekuasaan, juga menjadi alat politik. 

Ya, begitulah cara kerja sistem hidup ala ide sekularisme yang diemban negara dalam mengatur kehidupan umatnya. Sistem ekonomi kapitalistik yang dilahirkan oleh ide ini hanya berorientasikan materi, melupakan hak-hak dasar rakyat. Sistem inilah yang telah merampas kebahagian pekerja sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk membangun ekonomi keluarga, sehingga mereka harus hidup di jurang kemiskinan.

Mirisnya, regulasi terkait pesangon dan hak pekerja tidak bisa menjadi harapan karena berisi ketidakadilan untuk pekerja. Kini, harapan pekerja semoga pemerintah cepat mengambil langkah-langkah agar perusahaan-perusahaan bisa kembali bangkit dan juga dapat memperkerjakan kembali para buruh. Akan tetapi, itu hanyalah mimpi bagi mereka. Yang ada malah krisis ekonomi akan terus terjadi secara pelan-pelan tapi pasti yang mengakibatkan rakyat dalam kesengsaraan.

Islam menjadikan negara sebagai penanggung jawab kesejahteraan rakyat. Negara memiliki berbagai mekanisme untuk mewujudkan kebahagiaan ini, salah satunya dalam menciptakan lapangan kerja. Negara Islam mempunyai sistem ekonomi yang mandiri yang tidak dapat dicampuri oleh negara asing. Sehingga seluruh kegiatan ekonomi dari hulu dan hilir wajib dalam pengawasan negara, bukan ajang. Salah satunya dalam hal mengelola SDA secara mandiri dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat. Dengan begitu negara mampu mendirikan banyak perusahaan-perusahan besar sehingga dapat menyerap banyak pekerja. Dengan sistem ekonomi Islam bisa dijamin  negara mampu mewujudkan kesejahteraan umat, menuju negara berdaulatan yang tak mampu diobok-obok oleh Barat.

Hanya saja, sistem Islam tidak akan tegak di atas landasan hidup sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Karena itu, mari kita campakkan ide batil ini, dan bersama-sama menegakkan hukum Islam dalam kehidupan sosial dan negara. Sungguh, hanya Islam satu-satunya sistem yang dapat menjamin hak-hak pencarian nafkah terpenuhi, sehingga rakyat hidup jauh dari kemiskinan yang diciptakan oleh sistem bobrok sekularisme dan kapitalisme. Wallahu'alam!

Oleh. Eva Ariska Mansur (Anggota Ngaji Diksi Aceh)