-->

Kapitalisme Biang kerok Karhutla Sudahi Dengan Solusi Islam Kaffah

Oleh: Susi Ummu Musa

Kebakaran hutan dan lahan sudah berulang terjadi di Indonesia penanganan yang dilakukan pemerintah secara jelas menunjukkan bahwa tidak memiliki kesiapan dan solusi yang bisa mengantisipasi masalah besar ini.

Sangat disayangkan apa yang terjadi dengan Karhutla ini banyak kerugian dan dampak yang berimbas kepada masyarakat disekitar, tumbuhan yang terbakar dan hilang nya populasi hewan yang hidup didalam hutan.

Bayangkan sudah berapa hektare lahan terbakar yang terjadi setiap tahunnya yang terbaru menurut data Kementrian Lingkungan  Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama periode januari-Agustus 2023, indikasi luas karhutla di Indonesia sudah mencapai 267.935,59 hektare. Angka tersebut telah melebihi kasus karhutla yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Bahkan karhutla menyebabkan berbagai masalah yang serius ditengah masyarakat. Di Singkawang, karhutla berdampak pada meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Puncaknya terjadi pada juli 2023, yaitu 3.107 kasus. (Media Center Singkawang,14-9-2022).

Yang menjadi pertanyaan kenapa ini terus terjadi setiap tahun?

Meski pemerintah menyatakan telah melakukan penangkapan terhadap oknum dalam kasus karhutla ini tetapi karhutla terus terjadi tanpa ada solusi tuntas dari negara.

Dari kasus karhutla ini saya menyoroti apa yang disimpulkan oleh Ustazah Rindiyanti Septiana, S.H.I beliau mengatakan bahwa kasus Karhutla ini tidak lepas dari tangan Penguasa Neoliberal yang ditunggangi Oligarki.

Pertama, memberikan hak konsesi kepada sejumlah korporasi sawit.

Pemerintah mendukung korporasi lahan sawit berskala besar, di antaranya  Wilmar Group, First Resources, dan Louis Dreyfus Company (LCD).

Mengutip CNN Indonesia, Eilmar Group mendapatkan  nilai subsidi besar, yaitu Rp 4,16 triliun, sedangkan setoran yang diberikan Wilmar ke negara hanya senilai Rp 1, 32 triliun.

Kedua, diadobsinya agenda hegemoni climate Chang yang berkeliaran satu sama lain, juga menjadi biang penyebab petaka karhutla. Dari dua kebijakan ini tampak bahwa penguasa bertindak sebagai pelayan korporasi dan lebih memenangkan kepentingan  oligarki, sedangkan rakyat terpaksa menelan pil pahit akibatnya.

Inilah kondisi dimana negri ini sudah diduduki oleh penguasa yang serakah dan selalu membela kepentingan kelompoknya.

Sistem sekuler kapitalisme yang hanya membawa kerusakan dan kerugian bagi rakyat adalah biangkerok bagi negri ini.

Sudah saatnya umat sadar dan bangkit dari tidur panjang yang telah memperdaya umat dengan segudang janji janji manis.

Namun nihil dalam hal pembuktian.

Masalah karhutla bukan tidak punya solusi, tentu setiap permasalahan yang ada pasti punya solusi.

Masalah nya apakah saat ini penguasa mau mengambil solusi lain.

Mengingat sampai hari ini pemerintah tetap sama tidak bisa mengatasi karhutla yang terjadi di negri ini.

Padahal ada solusi yang jelas dan praktis yang ditawarkan didalam islam jika memang pemerintah punya tekad yang kuat dalam mengakhiri Masalah karhutla ini.

Satu satunya jalan ya pemerintah harus menerapkan islam melalui tegaknya Sistem khilafah.

Karna didalam kekhilafaan ini akan mampu diatasi sesuai dengan islam.

Negara akan bertanggung jawab atas tanah dan lahan dan dilarang menjalin kerjasama dengan korporasi  yang hanya ingin mementingkan golongannya.

Hanya dengan kembali kepada kehidupan islam dalam naungan khilafah maka penderitaan dan kezhaliman yang saat ini dirasakan oleh rakyat maka akan berakhir.

Wallahu a'lam bissawab