-->

Beras tak Kunjung Turun, Pemerintah Rencanakan Beras Saset 200 gram

Oleh: Susi Ummu Musa

Jika dahulu pada masa kekhilafaan Agung yang mulya rakyat akan terjamin segala kebutuhannya berkat sistem yang diterapkan yakni Islam.

Maka syara yang lahir dari sang pencipta melalui Nabiyulloh Muhammad saw telah mampu memberikan pelayanan terbaik sepanjang peradaban baik setelah rasul  hungga masa khulafarosyidin dan terakhir  khilafah utsmani.

Ada satu kisah yang cukup sering kita dengar pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra, dimana pada saat sang kholifah berkeliling memantau rakyatnya ternyata ada seorang ibu yang sedang memasak batu.

Saat itu kholifah bertanya untuk apa batu itu?

Sang ibu menjawab untuk menenangkan anak anakku yang sedang lapar.

Lantas sang kholifah pun pergi bergegas mendatangi tempat penyimpanan gandum, dan memikul sekarung gandum itu untuk diberikan kepada ibu secara gratis.

Bukan menyuruhnya membeli satu saset gandum  seperti yang direncanakan pemerintah saat ini.

Dalam sistem pemerintahan islam jika terjadi kenaikan harga barang yang meresahkan masyarakat, maka negara khilafah akan merunut rantai distribusi dan produksi untuk memastikan letak masalah nya.

Jika produksi kurang, akan diupayakan solusi menggenjot produksi, baik dengan intensifilasi lahan, penggunaan teknologi pertanian yang lebih efektif, dll.

Sedangkan jika ada masalah distribusi, karena monopoli, penimbunan, bencana, atau apapun maka akan segera disolusi agar distribusi kembali lancar.

Sama halnya seperti masalah pangan ini negara khilafah tidak akan membiarkan rakyatnya kesusahan dalam memenuhi kebutuhan pangan, dalam hal beras  kedaulatan pangan akan terus diperhatikan sehingga tidak perlu impor beras. untuk kebutuhan dalam negri harus cukup bahkan harus ada kelebihan produksi untuk antisipasi jika terjadi bencana.

Dalam islam jaminan pangan sampai pada level makruf yaitu sesuai dengan kebutuhan gizi bukan asal bisa makan tiga kali sehari, bagi masyarakat yang tergolong miskin maka ini akan diperhatikan oleh negara dengan memberikan bantuan langsung dan tidak menunda nunda agar tidak ada rakyat yang kelaparan.

Disamping negara juga menyolusi masalah nafkahnya sehingga tercipta keseimbangan dalam mengatasi problem masyarakat.

Hal inilah yang diberlakukan negara khilafah dengan sebaik baik periayahan kepada rakyat.

Fakta hari ini jauh berbeda dan tidak ditemukan selain hanya pada islam, disistem pemerintahan kapitalistik ini rakyat hanya menjadi korban keserakahan pra penguasa.

Masalah beras yang tak kunjung turun harganya membuat banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan menjadi semakin terpuruk, beban hidup semakin bertambah ditengah sulitnya lapangan pekerjaan dan semua bahan bahan pokok yang ikut naik.

Namun alangkah lucunya para menteri dan negarawan ini, bukannya mencari solusi agar harga beras turun malah memberi solusi beras sasetan yang diklaim mereka bisa membantu dan rakyat bisa membelinya.

Padahal yang selama ini terjadi saat harga beras mahal seperti sekarang rakyat membeli dengan uang seadanya di toko klontong, 

Jadi pemerintah tidak perlu repot repot untuk mengajari  rakyat. Dan tidak perlu repot membuat rencana beras sasetan yang justru akan menampakkan betapa pemerintahan ini telah gagal mensejahterakan rakyatnya.

Bukan kah seharusnya mereka menyelesaikan masalah harga beras yang tinggi kemudian memikirkan supaya harga menjadi turun dan terjangkau dimasyarakat, tapi malah mengambil solusi yang seenaknya.

Jelas tampak bahwa pemerintah hanya memikirkan masalah keuntungan bagi para kapital, kebijakannya samasekali tidak utuh untuk mensejahterakan rakyat.

Wallahu a'lam bissawab