-->

Sekularisme Hilangkan Kewarasan Ibu

Oleh: Isna Anafiah

Ummun wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga) adalah posisi agung bagi setiap perempuan. Setiap derap langkah kakinya dalam mengurus urusan rumah tangga, memberikan pengasuhan dan pendidikan terbaik merupakan pahala agung serta limpahan kebaikan yang berbuah surga. Namun sayang, nampaknya kehidupan sekuler hari ini telah mengikis kewarasan ibu, sehingga nyawa anak justru melayang di tangannya.

Ada sebuah ungkapan pribahasa yang mengatakan, "sejahat-jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri." Namun miris ungkapan pribahasa tersebut tak lagi berlaku bagi korban pembunuhan di Subang, Jawa Barat. Seperti dikutip dari Kompas.com (8 Oktober 2023), bahwa Muhammad Rauf anak yang berusia 13 tahun dibunuh dengan cara dibanting, ditindih, mulutnya disumpal boneka, lalu dibuang ke sungai.

Naasnya, dari hasil penyelidikan terungkap bahwa pelakunya adalah ibunya sendiri Nurhani (40) yang dibantu oleh sang paman S (25) serta kakeknya W(70). Sang ibu melakukan tindakan pembunuhan lantaran luapan emosi yang tak lagi terbendung. Ternyata, korban juga sudah lama berpisah dari ibu dan ayahnya karena keduanya pun dikabarkan sudah lama bercerai. Korban lebih memilih tinggal bersama sang nenek.

Selain itu korban juga jarang berkomunikasi dengan kedua orang tuanya. Sering tidur di pos ronda, bahkan untuk kebutuhan makan korban harus meminta-minta hingga melakukan pencurian. Korbanpun terpaksa harus putus sekolah meski seharusnya ia duduk di bangku SMP. Lagi-lagi biaya yang jadi persoalannya.

Malam petaka itu berawal karena korban tiba-tiba pulang lewat atap rumah dan sang kakek memergokinya hingga muncul kegaduhan yang berujung maut. Astagfirullah, sungguh miris.

Orang tua seharusnya berbuat baik kepada anaknya, sebab ini merupakan perintah Allah. Hal ini dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak seperti sabda Rasulullah saw.:

رحم الله والدا أعان ولده على بره

Artinya: Allah merahmati orang tua yang membantu anaknya agar berbakti kepadanya (HR.Ibnu Abiy Syaibah)

Anak adalah buah hati orang tua, penopang punggung orang tua di kala senja. Untuk itulah orang tua adalah pijakan dan pelindung utama bagi anak-anaknya. Tanggungjawab orang tua kepada anak berupa pengasuhan, pemberian nafkah, pendidikan dan juga kasih sayang harus dilakukan sepenuh hati hingga anak bisa mencintai orang tua dengan tulus dan penuh kasih sayang juga.

Maka dari itu, orang tua harus mengerahkan segenap daya untuk anaknya. Karena anak merupakan aset generasi yang akan melanjutkan peradaban serta investasi akhirat bagi kedua orang tua. Sayangnya hari ini, peran orang tua yang agung semakin terkikis sampai hilang fitrah kewarasan. Ibu yang memiliki kelembutan dan kasih sayang tanpa batas kini berubah menjadi monster hingga menjelma sebagai malaikat pencabut nyawa bagi anaknya sendiri. Hal ini persis seperti yang telah terjadi di Subang, Jawa Barat tersebut.

Kemarahan dan luapan emosi sangatlah berbahaya, seperti yang dikatakan Ali Bin Abi Thalib, "Jagalah dirimu dari sifat marah, karena kemarahan itu dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan." Di lain kesempatan beliau juga mengatakan, "Sabar sesaat saja di saat marah akan menyelamatkan kita dari ribuan penyesalan."

Orang yang tidak dapat menahan marah akan menemui penyesalan. Sedangkan di sisi lain orang yang mampu menahan marah akan terhindar dari ribuan penyesalan. Ini muhasabah untuk kita semua.

Perceraian orang tua akan menimbulkan dampak negatif pada psikologis dan perkembangan mental anak karena tidak adanya kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua. Bahkan kadang juga sampai menyebabkan hilangnya dukungan financial dari orang tua, artinya nafkah anak tidak terpenuhi.

Selain itu, perceraian juga bisa membuat anak menjadi sasaran emosi orang tua. Orang tua juga membebankan ketidak kebahagiaannya kepada anak sehingga tanpa sadar hal itu telah membuat sang anak tersakiti.

Semua hal di atas salah satunya disebabkan oleh keringnya nilai spritual dalam bangunan rumah tangga. Sistem pendidikan tidak me dukung adanya penanaman agama untuk generasi yang menjadi calon orang tua. Semua ini terjadi karena diterapkannya sistem sekularisme,yakni sistem yang memisahkan agaman dari kehidupan.

Dalam sistem ini negara berlepas tangan dari memberi jaminan ketentraman,kenyamanan, serta kesejahtraan individu warganya. Keringnya nilai spiritual dan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan dalam negeri ini membuat ibu yang mengalami perceraian mudah emosi dan hilang kewarasan. 

Hal ini diperparah dengan kondisi ekonomi yang sulit sehingga mengakibatkan kebutuhan pokok terus meroket hingga hidup terasa berat. Kelelahan yang sangat akan menimbulkan stres hingga mudah marah dan tidak stabilnya emosi yang menghancurkan kewarasan. 

Di sinilah pentingnya menjaga nilai spritual agar tumbuh kesabaran,rasa syukur,qona'ah,dan tawakal. Hingga ujian seberat apapun Insyaallah akan mudah dihadapi dengan ringan. Islam mampu menjamin kehidupan kaum ibu terutama bagi seorang muslimah, seharusnya mereka tidak mudah emosi dalam keadaan apapun. Sebab muslimah hanya hidup dengan tuntunan Allah Swt. Gariskan,ialah syariat Islam. 

Mereka selalu menjalankan kehidupannya dengan penuh tawakal, menjadikan Allah Swt sebagai satu-satunya tempat pelarian. Karena itu, ibu yang taat syariah tidak takut menghadapi persoalan dunia. Apapun masalah hidup yang menghampirinya  akan mudah diselesaikan.

Sebagai ibu, mereka juga paham betul anak adalah amanah dari Allah Swt. Yang kelak akan menjadi investasi di akhirat. Ibu seperti ini tidak akan tega menyakiti anaknya. Ia mampu mengendalikan emosi dan tekanan batin yang dialaminya. Ia selalu bersahaja dan bersyukur atas karunia Allah Swt. 

Oleh karena itu, satu-satunya solusi agar kaum ibu ini tidak mudah kehilangan kewarasannya ialah dengan meninggalkan sistem kehidupan yang tidak adil bagi mereka,yaitu sistem sekularisme kapitalisme. Hanya sistem Islamlah yang akan mampu menjamin hak-hak kaum ibu terpenuhi baik secara lahir maupun batin. Mereka bisa hidup penuh ketenangan ,kententraman,keamanan dan kesejahteraan.semoga sistem itu segera terwujud dalam waktu dekat. Aamiin