-->

Bisnis Prostitusi Dunia Remaja Makin Merajalela

Oleh: Susi Ummu Musa

Siapa sih yang tak pernah merasakan remaja, sebab menjadi tua tentu akan melewati fase itu. Dimasa masa emas sebuah pergaulan dalam menjajaki usia tak pernah terlepas dari seberapa besar keingintahuan dalam segala hal. 

Namun kondisi ini tentu akan terasa berbeda tatkala  fase remaja itu berada dalam lingkaran apa.

Apakah dalam lingkaran merah atau lingkaran putih?

Sebab di era digital yang serba konsumtif plus hedonistik ini banyak remaja yang telah kehilangan jati dirinya karna terjebak lingkaran merah alias "maksiat" .

Ditambah dengan kemajuan teknologi yang membuat semua terasa mudah dan tidak akan tercium gerak geriknya. Tau tau mereka bertemu, tau tau mereka menghasilkan uang dan banyak lagi macam cara mereka dalam melancarkan aksinya.

Mengutip dari Muslimah News - Polisi mengungkap jumlah korban dari muncikari FEA alias Icha (24) yang ditangkap di Jakarta Pusat, Ahad (24-9-2023) mencapai 21 orang. Dari hasil pemeriksaan, korban umumnya masih sekolah. 

Aparat menuturkan bahwa para korban mengenal Icha dari pergaulan dan menawari para korban sejumlah uang dan cara menghasilkan uang. Icha mengaku baru terjun ke bisnis prostitusi ini sejak April 2023 dan mematok keuntungan 50% dari setiap transaksi.

Gaya Hidup Hedonis 

Mengutip dari pendapat Juanmartin,M.kes di Muslimah News  dalam judul kecil nya Potret Gaya Hidup Elite, Ekonomi Sulit 

Penulis mengatakan bahwa hal ini bagai dua sisi mata uang, bisnis syahwat yang menjerat para remaja ini bersifat kompleks.

Muncul karena faktor ekonomi dan pergaulan, 

Penulis menegaskan bahwa pergaulan remaja masa kini begitu bebas sebagaimana Gaya hidup konsumtif telah memerangkap mereka.

Mereka telah kehilangan jati diri dengan salah persepsi dalam memaknai Hidup, persepsi inipun telah merasuki pandangan masyarakat dengan anggapan bahwa keberhasilan dan kebahagiaan hidup dimaknai dengan kemampuan mengakses kemewahan dan gemerlap dunia.

Penulis juga mengatakan bahwa kondisi ini mendapat stimulasi dari media sosial, lingkaran pergaulan yang nyaris setiap orang termasuk remaja berlomba lomba mendapatkan pengakuan atas status sosial mereka. Dengan menumbuhkan life style ala masyarakat modern yang konsumtif dan jadilah mereka sosok remaja yang hedonis,berpenampilan modis, gaul dan ingin diakui sehingga menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan pundi pundi rupiah.

Prinsip Kapitalisme Sumber Masalah

Penulis juga mengatakan bahwa kehidupan remaja yang telah kebablasan ini tidak akan bisa hilang jika prinsip dasar Kapitalisme sekuler terus bercokol di negri ini, kebebasan berekspresi  menjadi kultur yang pas bagi berkembang biaknya pergaulan bebas.

Mereka dengan mudah mengakses atau mengekspresikan naluri seksualnya karena difasilitasi baik menjadi trigger bangkitnya syahwat,maupun  menjadi alat untuk menjajakan bisnis syahwat.

Mirisnya, bisnis haram yang dilakoni para remaja dengan menjadikan sosial media sebagai lahannya sangat sulit dibasmi oleh aparat.

Masalah prostitusi ini tidak akan hilang jika sistem ini masih mengakar, sebab ini terjadi akibat pengaruh dari pandangan hidup dan pengaturan sistem bernegara", pungkasnya.

Solusi Terbaik Ada Pada Islam

Mengamati Solusi yang ditawarkan dengan kasus yang menimpa remaja tidak lain hanya dikembalikannya sistem islam dimuka bumi ini, dengan menjadikan sistem bernegara yang berbasis syariah maka umat akan mendapatkan keamanan dan pengontrolan dalam tata kehidupan bersosial masyarakat.

Sebagaimana Penulis menuturkan bahwa islam melarang laki-laki dan perempuan  untuk berkhalwat/ berdua-duaan maupun bercampur baur dikehidupan umum.

Karna dalam pandangan islam laki-laki dan perempuan dalam kehidupan umum terpisah. Dan melarang kaum perempuan untuk berdandan secara berlebihan (tabaruj) yang bisa merangsang naluri seksual laki-laki.

Tak hanya itu dalam tulisannya beliau menyampaikan bahwa kehadiran negara dalam mengontrol tata sosial dan tayangan maupun materi yang beredar dimedia harus ketat, politik di media berjalan harus sesuai syariat yakni berperan dalam mengedukasi masyarakat  bukan menghadirkan tontonan rusak dan informasi yang nirfaedah.

Ditambah dengan pengontrolan seluruh transaksi online yang berbau syahwat.

Maka peran negara disini benar benar dibutuhkan agar masyarakat mendapatkan asupan informasi sehat bagi masyarakat.

Kemudian penulis juga menegaskan bahwa pelaku perzinahan agar dikenai sanksi berdasarkan syariah islam sebagaimana mengatur jika pelaku belum menikah dicambuk 100 kali dan yang sudah menikah dirajam sampai mati.

Adapun bagi fasilitator bisnis seperti yang tengah marak terjadi  seperti mucikari dapat dikenai sanksi takzir bisa berupa cambuk,pemenjaraan hingga hukuman mati.


Seperti inilah solusi sistemis  islam dalam menjaga masyarakat termasuk remaja dalam lingkaran bisnis haram.

Islamlah satu satunya solusi yang mampu menyelesaikan problematika umat bukan yang lain, sambungnya.

Wallahualam.