-->

Agar Tak Terkena Syndrom Matiphobia

 


Oleh: Salma Yusriatul La'ali 

(Komunitas Muslimah Hijrah Bareng)

Matiphobia adalah Syndrom takut akan kematian. Para medis menyebutnya sebagai thanatophobia yaitu bentuk ketakutan dan kecemasan ekstrim terhadap kematian. Biasanya penderita akan kesusahan dalam beraktivitas misalnya dalam sekolah atau bekerja secara normal. Jika si penderita mendengar tentang kematian dia akan terkena serangan panik dan berusaha untuk menghindari apapun yang berkaitan dengan informasi seputar kematian. 

Berbicara Takut akan kematian itu sesuatu yang wajar, jika dihadapi dengan mempersiapkan yang terbaik untuk kematian. Yang salah itu ketika, takut mati malah menjadi lalai dalam mempersiapkan kematian. Misalnya, mengejar kesenangan dunia seperti berfoya foya atau have fun. Menganggap kehidupan di dunia cuma sekali, sehingga harus dinikmati tanpa batasan alias bebas sampai kebablasan. 

Biasanya, orang yg takut mati itu orang yang sangat cinta dunia. Karena kematian akan memutus kesenangan dia di dunia. Pengennya kalo bisa hidup abadi aja deh. 

Sayangnya kebanyakan orang yang cinta dunia dan takut mati, seringkali lupa mempersiapkan bekal untuk menjalani kehidupan kedua nanti. Ia malah asyik berlomba-lomba meneguk kesenangan dunia dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya, bukannya getol nambah pahala, malah nabung banyak dosa, iya. Tekor! 

Dalam islam ketakutan akan kematian alias matiphobia itu gejala penyakit wahn. Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring."  Kemudian seseorang bertanya, "Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?" Rasulullah berkata, ”Bahkan kalian pada saat itu banyak, Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian wahn.” Kemudian seseorang bertanya, ‘Apa itu wahn?’ Rasulullah berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, sahih kata Syekh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud). 

Ketika Perang Badar, prajurit berani mati ini berhasil menewaskan seorang pemimpin Quraisy yang bernama Al-Harits bin ’Amir bin Naufal. Setelah Perang Badar selesai dan sisa-sisa pasukan Quraisy yang kalah kembali ke Makkah, Bani Harits yang memendam dendam kesumat menghafalkan dengan baik orang yang telah menewaskan bapak mereka. Khubaib bin ‘Adi.

Penyakit wahn gak ada dalam kamus kehidupan seorang muslim. Seperti itulah yang dicontohkan para sahabat Rasul. Seperti yang ditunjukkan Khubaib bin Adi, salah satu sahabat Rasul saw yang tidak takut menghadapi maut. Seorang muslim seharusnya bukan mengkhawatirkan kematian. Tapi khawatir ga bisa bawa banyak amal soleh ketika mati.

Kalo kita lihat, Penyebab banyak orang terkena wahn diantaranya:

Pertama, Tidak memahami tujuan hidup yang benar. Karena sejatinya hidup bukan untuk meraih kesenangan atau materi tapi untuk mendapatkan ridho Allah. Dan selamat di dunia dan di akhirat. Kedua, Masyarakat sekarang lebih menghormati orang yang punya jabatan dan materi yang banyak, bukan orang Soleh atau orang berilmu. Ketiga, negara yang menerapkan sistem sekuler. Sekuler adalah memisahkan agama dari kehidupan, akibatnya aturan - aturan tidak berdasarkan syariat islam, tapi berdasarkan nafsu,  jadinya pemimpin tidak membina rakyat dengan pemahaman islam, pemimpinnya juga malah mencontohkan perilaku wahn. 

Maka, sebagai seorang muslim kita jauhkan diri dari matiphobia & penyakit wahn dengan banyak mengkaji islam, bergaul dengan teman-teman yang soleh, menyibukan dengan amalan-amalan soleh. Selain itu Negara juga harus pakai sistem islam agar bisa menjaga keimanan dan ketakwaan rakyatnya. So, Kita gak perlu takut menghadapi kematian. Kita semua pasti mati kan? Yang penting, kita siapkan diri agar mati dalam keadaan husnul khatimah dengan selalu hidup sesuai aturan Allah SWT.