-->

Islam Dan Politik Dua Sisi Mata Uang Yang Satu

Oleh: Dhiyaul Haq (Aktivis Muslimah Malang Raya)

Jelang tahun politik 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat. Hanya saja, Gus Yaqut, sapaan akrabnya, tidak menyebut sama sekali siapa sosok yang dimaksud.

"Harus dicek betul. Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah-belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," kata Menag Yaqut di Garut, Jawa Barat, Ahad (3/9/2023).

Ia juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

"Agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat, masyarakat. Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil islami, tok," kata Gus Men panggilan akrabnya.

Pernyataan Menteri Agama seolah ingin menggambarkan bahwa Islam memiliki makna negatif. Bahkan menjelang pemilu selalu memboomingkan opini untuk “tolak politisasi agama”. Pemerintah menganggap bahwa tidak boleh menggabungkan agama dengan politik. 

Konsep rahmatan lil’alamin yang disampaikan Kemenag RI ini juga mempunyai makna yang salah. Dalam surah Al-Anbiya’: 107 Allah menyampaikan:

Artinya: Tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi Rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya’: 107)

Profesor Doktor Wahbah az-Zuhayli dalam At-Tafsîr al-Munîr menjelaskan makna ayat ini: “Tidaklah Kami mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat untuk semesta alam, manusia, dan jin…” (At-Tafsîr al-Munîr, 17/142).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.

Secara bahasa,

الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ

rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan ‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah Ta’ala ingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia. Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan dengan air”

Islam, politik, dan kekuasaan adalah bagian yang terintegrasi. Para ulama sudah membahas tentang pentingnya agama dan kekuasaan itu bersatu. Dalam kitab Majmû’ al-Fatâwâ, (28/394), Ibnu Taimiyah menyatakan, “Jika kekuasaan terpisah dari agama atau jika agama terpisah dari kekuasaan, niscaya perkataan manusia akan rusak.”

Khazanah Islam juga mengenal fiqh siyasah. Politik Islam disematkan sebagai pengurusan umat baik dalam maupun luar negeri dengan syariah Islam. Politik Islam juga bermakna mengurusi urusan dunia dan menjaga agama. Karena itu, konsep politik Islam memiliki amanat agung untuk menerapkan syariah kaffah dalam institusi negara (khilafah).

Islam bukan hanya agama ritual, namun sebuah ideologi yang dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Dalam politik telah terbukti bagaimana Rasulallah Muhammad SAW mengurusi urusan umat dengan Islam. Islam memiliki sistem pemerintahan yang disebut khilafah. Khilafah Islamiah adalah bentuk sistem pemerintahan yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW dan diteruskan oleh para Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah Abbasiyah, dan Utsmaniyah. 

Jika ada yang mengerdilkan Islam tidak mampu mengurusi kehidupan, maka mereka belum tahu saja bagaimana kiprah Islam dalam membawa kesejahteraan dunia. Bagaimana Islam menguasai 2/3 dunia dengan membawa rahmat ke seluruh alam, sejatinya kisahnya ada dalam literasi dan sejarah, hanya saja hari ini sejarah itu sedang berusaha dikuburkan dan dikaburkan.