-->

Semrawutnya Pelayanan Haji 2023

Oleh: Susi Ummu Musa (Ibu Rumah Tangga)

"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (Qs Ali imran ayat 97).

Inilah dalil yang memerintahkan kepada kita umat muslim yang beriman bahwa wajib bagi  kita yang mampu untuk pergi ke tanah suci dengan niat ikhlas hanya mengharap ridho Allah swt. 

Tentu banyak sekali orang orang beriman yang bermimpi untuk bisa menginjakkan kakinya dipelataran ka' bah, tak ayal banyak cara juga yang dilakukan jika niat sudah terpatri dalam diri untuk menunaikan rukun islam ke lima ini.

Ada yang mendaftar dahulu sambil menabung bertahun tahun,ada yang menjual warisannya,ada juga karna menggantikan orangtuanya yang telah tiada padahal dia tidak pernah mendaftar haji.

Banyak sekali cara Allah untuk memanggil hamba hambanya sebagai tamu ke Baitulloh, dengan harapan agar Allah mengampuni seluruh dosa dosa yang telah diperbuat selama hidup kemudian meminta untuk menjadi hamba yang bertakwa  dan ketika pulang menjadi haji yang Mabrur.

Itulah harapan  yang ada dibenak benak jemaah haji di seluruh dunia termasuk jemaah haji Indonesia.

 Tidak ingin mengatakan "kapok" atau ucapan buruk  pasalnya  pergi berhaji adalah impian semua umat muslim selagi masih diberi kesempatan dan umur.

Tapi nyatanya ada hal yang kurang nyaman sepanjang perjalanan haji ditanah suci tahun 2023 yang cukup mengkhawatirkan.

Jemaah haji reguler asal Indonesia mengeluhkan jatah makanan yang berulang kali terlambat didistribusikan, menu makanan yang “seadanya”, serta sempat terlantar selama tujuh jam tanpa makan dan minum akibat keterlambatan bis penjemputan.

Keluhan para jemaah haji itu muncul ketika mereka melakukan ritual puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Pemerintah pun diminta mengevaluasi operator penyedia konsumsi, akomodasi, dan transportasi bagi jemaah haji asal Indonesia.

Seorang jemaah haji asal Batam, Dhea Arizona, 34 tahun, menceritakan kepada BBC News Indonesia bagaimana menu makanan yang disajikan untuk para jemaah haji selama Armina ‘sangat seadanya’ dan beberapa kali terlambat didistribusikan.

Padahal sebelum berangkat, Dhea mengatakan para jemaah haji dijanjikan makanan dengan cita rasa Indonesia. Mulai dari rendang, opor ayam, mangut lele, dan lain-lain. Tetapi makanan yang dia terima tidak sesuai harapannya.

Menu seadanya. Pernah lauknya daging itu entah digoreng atau direbus saja, nggak berbumbu, makannya nggak nafsu. Banyak yang akhirnya nggak menghabiskan makanannya. Saya juga merasa makanannya kurang layak dikonsumsi,” kata Dhea kepada BBC News Indonesia, Jumat (30/6).

Kejadian ini tentu sangat mengganggu peribadatan  bagaimana bisa beribadah dengan tenang dan khusuk jika masalah konsumsi saja tidak sesuai.

Yang ada malah menambah emosi dan menguras energi, yang dikhawatirkan para lansia yang harus mendapatkan perhatian ekstra. Hal ini tentu disoroti oleh anggota Ombudsman Indraza Marzuki Rais beliau mengungkapkan beberapa masalah di penyelenggaraan Haji 2023. Dia menyebut pelayanan untuk jemaah Indonesia sangat kacau dan berantakan, mulai pendaftaran, keberangkatan, hingga pelaksanaan haji di Tanah Suci.

Kalau masih ingat hacker yang menyerang Bank Syariah Indonesia, itu mempengaruhi kloter jemaah. Banyak dana haji di sana yang ketika mendata pelunasan, datanya kacau. Jadi agak terlambat penentuannya," ungkap Indra kepada Media Indonesia, Jumat, 30 Juni 2023.

Tentu ini sangat disayangkan banyak pihak, betapa kecewanya para jemaah haji disana,seharusnya pemerintah lebih extra lagi menangani jemaah haji agar tidak terjadi hal seperti ini. Mengingat jemaah haji Indonesia adalah yang terbanyak dari negara lain 

Seperti yang disampaikan dari Menag  "Alhamdulillah misi haji 2023 dimulai. Saya hari ini menandatangani kesepakatan haji dengan Menteri Haji Saudi. Kuota haji Indonesia tahun ini sebesar 221.000 jemaah," jelas Menag di Jeddah, Minggu (8/1/2023).

"Kuota itu terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus. Adapun untuk petugas, tahun ini kita mendapat 4.200 kuota," sambungnya.  

Maka jelas bahwa untuk memberikan kenyamanan,keamanan dan keselamatan bagi para jemaah haji menjadi hal yang paling penting apalagi dengan jumlah jamaah haji yang banyak. Dan Satu hal yang pasti mereka itu membayar bukan gratis.

Sekiranya hal ini akan tampak beda jika diselesaikan dengan mengambil perspektif Islam,semua harus sesuai dengan prosedur islam. Sebab didalam aturan islam orang orang yang pergi berhaji ini akan sangat dihormati dan dimulyakan.

Jemaah haji ini akan diberi pelayanan terbaik mulai dari makanan dan minuman yang siap siaga,tempat tinggalnya maupun transportasi harus  standby, berikut juga dengan panita juga harus lebih siap melayani jutaan manusia disana karena mereka adalah tamu tamu Allah swt.

Tidak hanya itu terkait pengelolaan dana haji juga harus dijaga agar sesuai peruntukannya dan aman dari tindak tangan tangan nakal alias disalah gunakan.

Hal ini bisa teratasi jika semua aturan dikembalikan dengan syara'. 

Yang berlandaskan keimanan kepada Allah swt, karna semua panitia maupun pengurus penyelenggaraan haji akan dimintai pertanggungjawaban nanti diakhirat.

Wallahu a'lam bissawab