-->

Penerapan Islam Kaffah Bukan Sekadar Pilihan


Oleh: Lisa Izzate (Jembrana-Bali)

Menjelang pemilu 2024 masyarakat makin disibukkan dengan agenda 5 tahunan, berbagai kampanye mulai direncanakan. Tak bisa dipungkiri dengan adanya rencana pergantian pemimpin di tahun 2024 mendatang, banyak masyarakat yang menaruh harapan akan perubahan. Perubahan yang lebih baik tentunya.

Harapan itu disematkan karena kehidupan saat ini yang semakin dirasa sempit dan menghimpit. Sempitnya kehidupan ternyata bukan hanya dirasakan oleh masyarakat kecil, namun berimbas pada kalangan menengah ke atas. Angka kemiskinan semakin bertambah, maka bertambah pula angka kriminalitas. Mulai dari pencurian, penjambretan, perampasan, begal maupun pembunuhan. Astaghfirullahaladzim.

Belum lagi kerusakan moral yang terjadi di tengah masyarakat akibat kehidupan yang makin dijauhkan dari nilai-nilai agama. Manusia semakin sibuk dengan dunia untuk memenuhi gaya hidup yang tinggi atau hanya untuk sekadar mencari sesuap nasi. Sehingga mereka berpikir tak ada waktu lagi untuk memperdalam ilmu agama.

Pun dengan masalah negara, banyak sekali yang belum terselesaikan. Mulai dari hutang negara yang hampir mencapai 8.000 triliun rupiah, banyaknya para pejabat yang tersangkut kasus korupsi, hingga masalah kelompok teroris OPM di Papua yang makin banyak memakan korban. Tentu saja ini adalah urusan pemimpin yang harus segera diselesaikan.

Kalau kita cermati dari setiap kali pergantian pemimpin, masalah demi masalah bukannya terselesaikan tetapi malah menambah rentetan masalah yang baru. Ini akibat dari penyelesaian masalah yang tidak sampai ke akarnya. Ibarat kata hanya mampu tambal sulam, kain yang sudah usang tak diganti dengan kain yang baru yang lebih kuat. Akibatnya begitu terkena gesekan sedikit saja akan mudah koyak.

Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ 

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41).

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa kerusakan yang terjadi di tengah manusia adalah akibat dari manusia itu sendiri yang telah sengaja meninggalkan petunjuk petunjuk Allah SWT, maka dengan ditimpakannya kerusakan itu Allah menginginkan agar umat manusia kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang telah Allah tentukan.


اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi kaum yang yakin? (TQS Al-Maidah [5]: 50).

Maka sebagai umat muslim yang bertakwa kepada Allah, sudah sepantasnya menentukan pilihan hanya dengan menerapkan Islam kaffah. Menghukumi diri, bangsa dan negara hanya dengan hukum yang mulia yaitu hukum yang telah Allah tentukan di dalam syariat.

Allahu a'lam bishawwab.