-->

Sah! Indonesia Tolak Timnas Israel


Oleh: Susi Ummu Musa (Aktivis Muslimah) 

Penamabda.com Ngomongin sepakbola siapa yang tidak langsung respek ikutan untuk berkomentar pasalnya ajang sepak bola ini salah satu olahraga yang paling diminati dan mendunia,

Tapi, kali ini ada hal yang serius untuk di bahas karena  salah satu peserta yang ikut bikin kaum muslim geram, Siapa ya?

Ya, Israel!

Gegara inilah ajang bergengsi ini  jadi batal dan menimbulkan kontroversi.

Dilansir dari Jakarta, CNN Indonesia -- Keikutsertaan tim nasional (timnas) Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia mendapatkan penolakan keras dari berbagai unsur masyarakat.

Sejumlah kepala daerah, organisasi masyarakat hingga organisasi keagamaan menyatakan menolak kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar di enam provinsi, meliputi DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Penolakan mereka merujuk pada berbagai alasan yang utamanya bersumber dari pendudukan Israel di Palestina dan komitmen Indonesia mendukung kemerdekaan setiap bangsa sebagaimana diatur konstitusi.

Diantaranya yang menolak keras ada PDIP,Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,Majelis Ulama Indonesia, Persaudaraan Muslim 212 hingga Gubernur Bali I Wayan Koster.

- Perlu diingat kekejaman israel

Masih belum hilang dibenak kita sebagai kaum muslim melihat saudara muslim kita dipalestina dihancurkan oleh zionis Israel yang bengis dan serakah, berbagai ancaman dan penderitaan yang dirasakan saudara muslim disana hingga kini masih terasa bagaimana pilunya nasib mereka.

Kelaparan, tidak ada tempat tinggal, anak dan istri serta suami mereka yang mati karna serangan bom mendadak, atau bahkan mereka hidup tapi tidak memiliki lengan dan kaki.

Sungguh masih terluka hati ini melihat kekejaman mereka yang entah sampai kapan kaum muslim Palestina terus dijajah.

Padahal sebenarnya Israel  hanyalah benalu yang tadinya menumpang dari negri satu kenegri lain dan diusir karna watak yang tidak disukai oleh negri yang ditumpangi.

Lalu sampailah ke tanah Palestina mereka diterima   disana dengan baik dan pada akhirnya Israel berkhianat  untuk menguasai tanah Palestina.

- Dampak Penolakan Timnas  Israel 

Tidak diragukan lagi seberapa besar kerugian yang dihitung akibat batalnya ajang sepak bola  ini,potensi ekonomi dan perhelatan piala dunia sangat besar.

Dari hotel,wisatawan, kontrak dengan artis yang membuat soundtrac lagu piala dunia semua penuh biaya.

Bahkan masyarakat biasa yang menantikan ajang ini dan memanfaatkan untuk berdagang diarea Stadion cukup kecewa.

Namun perasaan ini harus dikubur dalam dalam dan berlapang  dada,

Harus ingat bahwa penolakan yang dilakukan  adalah bentuk dukungan untuk Palestina yang bertahun tahun dijajah Israel. 

Dan bertentangan dengan  isi UUD yang menjadi landasan negara Indonesia begitulah menurut sejumlah pengamat.

- Bukan Hanya Mengutuk Umat Butuh Solusi

Tindakan yang dilakukan oleh Indonesia sudah benar  dan  didukung  oleh  masyarakat, ini merupakan bentuk diskriminasi yang  jelas menampakkan ketidaksukaan terhadap Israel yang menjajah negri muslim. 

Namun hal ini bukan perkara tentang mengutuk atau sekedar menolak  karna  kedatangan Timnas sepakbola nya, tetapi seharusnya memerangi siapapun yang memerangi kaum muslim.

Kendati demikian solusi total terhadap upaya yang dilakukan seharusnya benar benar terwujud dengan adanya negara islam yang menerapkan islam secara keseluruhan barulah bisa mencabut Israel dari tanah Palestina.

Seluruh negri negri muslim wajib mengirimkan bala bantuan dengan mengirimkan pasukan militernya untuk menghabisi Israel agar hengkang dari keberadaan nya.

Tentu kita tahu bahwa saat ini Israel kuat karna ada As dibelakang nya yang mengerahkan segala bantuan untuk membantu merebut tanah Palestina.

Maka umat pun bisa melakukan hal yang sama yaitu kembali kepada islam kaffah yang berdiri diatas syariah islam dengan bingkai khilafah.

Khilafah lah yang akan menyelamatkan  Palestina dari kekejaman zionis Israel, karna khilafah adalah junnah bagi umat yang adil dan bijaksana.

Wallahu a lam bissawab